Cirebon. Budidaya jamur merang menggunakan media kardus sangat prospektif karena permintaan di pasar cukup besar, sementara petani yang menekuni bisnis tersebut sangat sedikit, kata pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan Kota Cirebon Abdurrahman Fatahilah.
"Karena itu, pihaknya secara terus-menerus menyediakan waktu bagi petani yang hendak mengikuti pelatihan dengan materi cara-cara bercocok tanam jamur dengan media kardus," katanya di Cirebon, Senin (24/1).Saat ini tidak kurang dari 700 alumni pelatihan jamur kardus dari seluruh Indonesia. "Alumni yang tekun biasanya akan terus mengusahakan jamur merang kardus tersebut dengan bukti mereka meminta bibit kepada kami," katanya.
Pelatihan itu sendiri dipatok dengan harga Rp300 ribu/orang dalam satu hari. "Meteri satu hari sebenarnya sudah bisa untuk menjadi petani jamur," katanya.
Ada juga paket mingguan dengan harga Rp1,5 juta untuk lima hari, katanya. Salah seorang petani jamur asal Sumedang Januar mengatakan, kendala utama adalah biaya yang tergolong besar dan budidya jamur tidak bisa sekali jadi.
Januar, yang mengaku sudah setahun menekuni budaya jamur merang menggunakan kardus mengatakan modal pertama adalah membuat "kumbung" atau tempat khusus budidaya jamur.
Biaya satu "kumbung" ukuran dua kali empat meter persegi sekitar Rp10 juta termasuk membeli media kardus 80 kilogram dan bibit sekitar 16 botol plastik.
Tetapi dalam 40 hari bisa menghasilkan antara 48 hingga 56 kilogram jamur. "Dengan harga jamur Rp15.000 per kilogram, maka akan dihasilkan sekitar R750 ribu hingga Rp840 ribu sekali panen," katanya.
Ia terus menekuni budidaya jamur setelah mendapat bimbingan dari salah seorang yang menemukan dan mengembangkan jamur merang dengan media kardus dari Cirebon yakni Enjo Suharjo.
"Saya akan terus mengembangkan jamur merang tersebut karena di Sumedang permintaan cukup besar yakni sekitar satu kuintal per hari, sedangkan saya baru bisa memasok antara 10 dan 15 kilogram," tambahnya. (antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar