Proses Pembongkaran Lambat
Berita Pertanian Untuk Negeriku – Belawan. Lambatnya proses pembongkaran beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog Sumut yang dilakukan perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun Perusahaan Bongkar Muat (PBM) di Pelabuhan Belawan, mengakibatkan pasokan beras ke daerah ini menjadi terhambat. Pasalnya, kapal-kapal pengangkut beras impor untuk kebutuhan masyarakat Sumut harus mengantri di perairan dalam waktu yang cukup lama.
Saat ini, setidaknya ada tiga kapal pengangkut 15.800 ton beras impor milik Bulog masih terkatung-katung di Lampu I Belawan (sekitar 13 mil dari Pelabuhan Belawan) menunggu giliran bisa sandar di Pelabuhan Belawan. Padahal, ketiga kapal ini telah sampai di Lampu I sekitar seminggu lalu, namun karena proses pembongkaran beras impor yang dilakukan perusahaan ekspedisi di Pelabuhan Belawan dari kapal-kapal lainnya yang terlebih dahulu sandar sebelum selesai, kapal-kapal ini terpaksa harus menunggu giliran untuk bisa melakukan pembongkaran isi kapal."Pelabuhan Belawan sebenarnya sangat siap untuk memberi layanan yang baik bagi kapal-kapal pengangkut barang, terlebih barang kebutuhan pokok, tetapi karena proses pembongkaran muatan kapal yang dilakukan oleh perusahaan ekspedisi berjalan lamban, maka kapal-kapal pengangkut kebutuhan pokok lainnya yang mau sandar di Pelabuhan Belawan terpaksa harus antre berlama-lama di perairan Lampu I Belawan (tempat ngantri untuk sandar kapal). Jadi kesalahan bukan di Pelindo Belawan" jelas Azmi, staf Humas Pelindo Belawan, kepada MedanBisnis, Selasa (11/1).
Dikatakannya, ketiga kapal pengangkut beras yang saat ini tengah mengatri itu telah tiba di perairan Lampu I Belawan pada Kamis (6/1), dan sampai saat ini masih nongkrong di Lampu I untuk menunggu giliran sandar di Pelabuhan Belawan. Ketiga kapal itu yakni kapal MV Viet Frach 02 bermuatan 3.500 ton beras, MV Giang Hai 05 bermuatan 4.300 ton beras dan MV Sea Zenit membawa muatan 8.000 ton beras asal Vietnam.
Masih nongkrongnya ketiga kapal pengangkut beras impor untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Sumut itu di Lampu I Belawan, jelas Azmi, terkait tidak optimalnya pihak yang menangani proses bongkar muat barang melakukan aktivitasnya. "Mendatangkan truk sajapun sulit mereka lakukan sehingga proses pembongkaran menjadi lambat" ujar Azmi.
Selain itu, terang Azmi, pihak pengurus dokumen pengajuan sandar kapal ke Pelindo I Cabang Belawan terlalu lambat. Sebagai contoh, kata Azmi, kapal Giang Hai 05 berbendera Vietnam yang sudah tiba di Lampu I Kamis (6/1) baru diajukan sandar hari ini (11/1). "Pihak terkait tidak bekerja optimal" katanya.
Akibat lambatnya proses bongkar muat beras impor di Pelabuhan Belawan, kata juru bicara pengelola Pelabuhan Belawan itu, tiga kapal pengangkut beras impor yang sebelumnya telah sandar proses pembongkaran muatannya juga masih belum selesai. Ketiga kapal tersebut masing-masing MV Sangthai Quartz membongkar 3.800 ton beras impor asal Vietnam, MV Nothern Star bermuatan 6.800 ton beras dan kapal MVSea Brighton membongkar 6.516 ton beras asal Vietnam. Kapal Sangthai Quartz rencananya meninggalkan Pelabuhan Belawan Jumat (7/1), kapal MV Sea Brihgton Rabu (12/1) dan kapal MV Nothern Star rencana bertolak dari Pelabuhan Belawan pada Kamis (13/1).
Berhubung masih ada tiga lagi kapal pengangkut beras yang tengah melakukan aktivitasnya di Pelabuhan Belawan, ditambah lambatnya pengajuan dokumen untuk sandar oleh pengelolanya, maka tiga kapal yang tengah lego jangkar di Lampu I terpaksa harus menunggu giliran sandar dalam waktu yang diperkirakan masih lama.
Dia mengakui beras merupakan kebutuhan pokok warga tetapi kalau semua kapal pengangkut beras yang proses bongkar muatnya lambat dipaksakan sandar di dermaga Pelabuhan Belawan, maka kapal lain terhambat untuk melakukan aktivitasnya. "Kapal beras memang diprioritaskan untuk sandar, tapi kapal pengangkut komoditas kebutuhan warga Sumut lainnya juga tidak bisa diabaikan" imbuhnya.
Secara terpisah, Humas Perum Bulog Sumut Rusli Siregar SE melalui telepon selular mengakui ada sejumlah kapal pengangkut beras milik BUMN itu yang masih menunggu giliran sandar di perairan Lampu I Belawan.
Dia mengatakan, jika nantinya ada pihak yang melakukan klaim atas lambatnya proses bongkar muat beras milik Perum Bulog Sumut di Pelabuhan Belawan, maka hal itu menjadi tanggung jawab pihak EMKL yang menanganinya.
Sebab, ujar juru bicara Perum Bulog Sumut itu, EMKL menjadi pihak yang menangani proses di Pelabuhan Belawan melalui tender. "Jika nantinya ada pihak yang mengklaim, mereka yang harus bertanggung jawab, karena proses pembongkaran yang bereka lakukan tidak optimal sehingga menghambat kelancaran arus barang di Pelabuhan Belawan," tegas Rusli. (Medan Bisnis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar