"Harga ikan basah di sini sudah hampir 25 hari mengalami kenaikan yang cukup tinggi," kata Supri, seorang pedagang ikan di Pasar Keranggot, seperti dikutip Antara, hari ini.
Supri yang menjual aneka jenis ikan laut, seperti teri nasi, teri besar, tongkol, udang dan cumi itu, menjelaskan kenaikan harga itu merupakan dampak dari penurunan pasokan ikan dari nelayan setempat.
"Hampir seluruh nelayan melaut, karena takut terhadap gelombang tinggi disertai angin kencang. Pasokan berkurang, sehingga harga ikan naik," katanya.
Dia menjelaskan cumi-cumi yang semula dibanderol Rp22.000 per kilogram naik menjadi Rp45.000 per kilogram, udang semula Rp15.000 per kilogram naik menjadi Rp30.000 per kilogram, tongkol dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp35.000 per kilogram.
Adapun, teri nasi sebelumnya hanya Rp15.000 per kilogram naik menjadi Rp25.000 per kilogram dan teri besar dari Rp10.000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram.
Dia menuturkan keuntungan yang diperoleh rata-rata dalam 1 hari saat ini sebesar Rp50.000, atau merosot tajam dari keuntungan sebelum kenaikan harga yang bisa mencapai empat kali lipat hingga lima kali lipat.
"Keuntungan sebesar Rp50.000 itu laba kotor. Saya membawa pulang ke rumah paling-paling Rp20.000 saja," kata Supri.
Pedagang ikan bawal Bahroji mengaku kewalahan menghadapi cuaca buruk selama 2 pekan terakhir, karena tidak bisa memenuhi pesanan dari sejumlah rumah makan langganan.
"Kondisi seperti ini justru membuat saya kewalahan. Pasokan berkurang, harga dari tengkulak mahal, sedangkan saya tidak berani menaikkan harga. Yang penting, saya bisa mengirim ikan ke pelanggan agar mereka tidak kabur. Masalah keuntungan nomor dua," kata Bahroji. (bisnis.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar