JEMBER. Harga gabah di tingkat petani di Jember dalam sepekan terakhir ini merosot sangat tajam. Saat ini harga gabah berkisar Rp 2.600-Rp 2.700 per kilogram. Padahal, tanaman padi masih banyak dan belum genap 10 persen yang sudah dipanen dari area secara keseluruh sekitar 80.000 hektar.
Harga gabah dengan kadar air 25 persen dan hampa kotoran atau gabuk tidak lebih dari 10 persen, oleh pedagang, dibeli Rp 3.000 per kg. "Sekarang masih belum panen raya harga sudah anjlok seperti itu, padahal panen raya sebulan lagi," kata Endro Handoko di Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Jember, Minggu (30/1).
Pekan lalu harga gabah kering panen dengan kadar air 25 persen masih Rp 3.100 per kg dan harga gabah berkualitas 0 persen gabuk saat itu Rp 3.700 per kg. Alasan merosotnya harga, menurut pedagang atau pengusaha penggilingan padi, disebabkan anomali cuaca karena akhir-akhir ini dirundung mendung dan hujan. Akibatnya, pedagang dan pengusaha penggilingan padi sulit menjemur gabah.
Sekelompok petani menduga penyebab merosotnya harga gabah karena pemerintah telah menerbitkan izin impor beras. Kemudian pasar menjadi jenuh sehingga terjadi penurunan harga menjelang panen raya.
Bambang Mujianto, petani Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, mengaku terpukul dengan merosotnya harga gabah yang sangat drastis ini. Lima hari lalu ia telah menjual tanaman padi di lahan seluas 1,2 hektar dengan sistem ijon seharga Rp 18 juta. Uang muka sebagai tanda jadi telah diterima sebesar Rp 3 juta.
Setelah tersiar harga gabah jatuh, pedagang itu merevisi harga pembelian secara sepihak sehingga Bambang mengaku dirugikan. "Walau jengkel, akhirnya disepakati harga menjadi Rp 15,3 juta," kata Bambang.
Fauzan, pedagang beras grosir dan eceran di Pasar Tanjung, mengaku juga sangat terpukul karena harga beras merosot drastis. "Harga beras turun rata-rata Rp 200-Rp 300 per kg. Simpanan beras di gudang dibeli dengan harga lama. Kami rugi," kata Fauzan.
Harga beras kualitas super turun dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 7.800 per kg, kualitas medium dari Rp 7.500 per kg menjadi Rp 7.200 per kg, kualitas di bawah medium juga anjlok dari Rp 6.800 per kg menjadi Rp 6.500 per kg. (kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar