Tanaman yang gampang ini, membuat petani holtikultura memang banyak memilihnya untuk mendapatkan keuntungan. Namun memang masih disayangkan banyak bahan pangan lokal Indonesia yang mempunyai potensi gizi dan komponen bioaktif yang baik seperti tanaman labu belum termanfaatkan secara optimal. ”Tanaman labu memang tidak begitu menjadi tanaman utama buat petani, karena permintaan pasar tidak terlalu banyak kecuali di Ramadhan saat ini. Pengolahan labu memang masih sedikit diketahui oleh masyarakat sehingga kurang termanfaatkan,” aku Peraturan.
Bagian dalam buah labu berongga, dengan serabut buah berisi biji banyak sekali. Biji labu berbentuk elips pipih dengan ujung meruncing. Kulit biji berwarna putih dan keras namun mudah dipecahkan. Daging biji juga berwarna putih namun berkulit ari kehijauan.
“Biji labu ini banyak dimanfaatkan untuk bahan kwaci putih. Sekarang kwaci putih dari biji labu lebih disenangi konsumen. Sebab ukurannya yang relatif besar dibanding kwaci hitam dari biji semangka. Selain untuk kwaci, biji labu juga berkhasiat sebagai obat cacing perut,” katanya.
Labu bisa tumbuh baik di kawasan dataran rendah sampai dataran tinggi. Namun pertumbuhan optimal akan dicapai pada lahan berketinggian menengah antara 400 hingga 700 m dari permukaan lau (dpl).
Meskipun merupakan tanaman memanjat, umumnya labu parang ditanam dengan cara dibiarkan menjalar pada permukaan tanah. Ini karena buah labu berukuran besar dengan bobot yang cukup berat, hingga batang labu itu akan keberatan beban apabila penanamannya dengan cara dirambatkan. Dengan dibiarkan menjalar di permukaan tanah, maka beban buah labu yang bisa mencapai 10 kg per buah itu tidak akan menjadi masalah, karena posisi buah yang tergeletak di tanah. Sementara penanaman dengan para-para atau dirambatkan di pohon, akan mengakibatkan beban itu hanya bertumpu pada tangkai serta batang yang relatif kecil serta lunak.
Dikatakan Peraturan Guru Singa, tanaman labu tergolong mudah ditanam dan wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Benih Labu dikembangbiakkan lewat biji. Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud.
“Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik,” jelasnya.
Untuk pemanenan labu dapat dilakukan dengan memotong tangkai yang sangat keras menggunakan parang atau sabit. Tangkai ini harus tetap dibiarkan, agar buah labu tahan disimpan sampai sekitar satu tahun. Kalau tangkai ini terlepas, maka buah labu harus segera dikonsumsi. Kalau tidak, bekas tangkai itu akan menjadi jalan bagi masuknya bekteri pembusuk hingga buah tidak akan tahan lama disimpan.
“Selain untuk mempertahankan kesegaran buah, tangkai ini juga bermanfaat untuk menenteng buah saat dipindahkan dan dipasarkan,” ucapnya.
Serangan Hama dan Penyakit
Tanaman labu yang gampang berkembang ini juga tidak terhindar dari serangan hama dan penyakit. Seperti dikatakan Peraturan, untuk hama ada hama ulat grayak (Spodoptera litura) yang dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja.
“Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang hari ulat bersembunyi dalam tanah. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan,” tuturnya seraya menambahkan bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan sehingga buah menjadi lembek dan busuk.
Bibit yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Bila tanaman yang terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan.
Selama ini masyarakat mengonsumsi labu dengan dikukus dan dibuat kolak. Labu juga bisa dibuat kue, dodol dan bagi masyarakat Indian kuno, memanfaatkan labu untuk bahan pasta. Buah labu dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk dijadikan kuaci.
Biasanya, dikatakan Peraturan Guru Singa, buah labu yang ditanamnya ini banyak dicari masyarakat karena manfaatnya. Tidak hanya dikelola untuk disantap, tapi buah labu sangat baik bagi kesehatan manusia.
Menurut informasi, air buah labu berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita dan banyak dimanfaatkan sebagai camilan atau makanan ringan seperti kuaci.
Buah labu banyak mengandung karotenoid (betakaroten), vitamin A, vitamin C, serat, mineral, lemak dan karbohidrat. Daging buah labu mampu menjadi penangkal kanker lantaran diyakini mengandung antioksidan.
Bahkan labu juga dipercaya dapat membantu menyembuhkan penyakit diabetes mellitus (kencing manis), penyempitan pembuluh darah, jantung koroner, dan darah tinggi.
“Labu dapat mengobati tekanan darah tinggi, dan juga dapat menurunkan panas dan memperlancar proses pencernaan,” kata Peraturan.
Labu dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare.
Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-temurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah.
Kandungan serat di labu cukup tinggi, sehingga sangat berguna dalam kesehatan pencernaan. Selain itu serat, menurut hasil penelitian, juga menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.
"Jadi sudah saatnya masyarakat banyak mengonsumsi labu ini yang memang benar-benar membawa keberuntungan bagi yang mengonsumsinya karena sangat baik bagi kesehatan," pungkas Peraturan Guru Singa dengan tegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar