Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, kemarin mengatakan, hingga saat ini realisasi penerima dana PUAP mencapai sekitar 45 ribu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dari target 65 ribu Gapoktan atau desa.
"Kita akan lanjutkan program PUAP ini diharapkan dua hingga tiga tahun ke depan akan terpenuhi seluruhnya," kata Mentan Suswono usai Dialog terbuka dengan para Penyelia Mitra Tani (konsultan PUAP) dan penyuluh THL (tenaga harian lepas).
Sejak 2008 pemerintah telah mengalokasikan dana senilai Rp1 triliun tahun untuk kegiatan PUAP bagi 10.000 Gapoktan di 33 propinsi per tahun.
PUAP, tambahnya, merupakan program PNPM-Mandiri untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah.
Program yang dimulai pada 2008 itu merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumahtangga tani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT).
Setiap Gapoktan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp100 juta setelah mereka menyerahkan Rencana Usaha Bersama (RUB) yang disusun dengan memperhatikan kelayakan usaha produktif petani meliputi budidaya berbagai subsektor dan usaha nonbudidaya atau industri rumahtangga pertanian, bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian.
"Pada tahun ini ada sekitar 10 ribu Gapoktan yang akan mendapatkan bantuan dana PUAP," katanya dalam kegaitan yang digelar Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI).
Suswono mengungkapkan, dengan bantuan dana PUAP tersebut nantinya Gapoktan diharapkan dapat mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) guna membantu permodalan masyarakat perdesaan.
"Dana yang Rp100 juta tersebut diharapkan bisa semakin meningkat bukan justru menyusut," katanya.
Dia mencontohkan salah satu Gapoktan di Jawa Timur mampu mengembangkan dana PUAP tersebut dari Rp100 juta menjadi Rp400 juta. (ant)
"Kita akan lanjutkan program PUAP ini diharapkan dua hingga tiga tahun ke depan akan terpenuhi seluruhnya," kata Mentan Suswono usai Dialog terbuka dengan para Penyelia Mitra Tani (konsultan PUAP) dan penyuluh THL (tenaga harian lepas).
Sejak 2008 pemerintah telah mengalokasikan dana senilai Rp1 triliun tahun untuk kegiatan PUAP bagi 10.000 Gapoktan di 33 propinsi per tahun.
PUAP, tambahnya, merupakan program PNPM-Mandiri untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah.
Program yang dimulai pada 2008 itu merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumahtangga tani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT).
Setiap Gapoktan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp100 juta setelah mereka menyerahkan Rencana Usaha Bersama (RUB) yang disusun dengan memperhatikan kelayakan usaha produktif petani meliputi budidaya berbagai subsektor dan usaha nonbudidaya atau industri rumahtangga pertanian, bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian.
"Pada tahun ini ada sekitar 10 ribu Gapoktan yang akan mendapatkan bantuan dana PUAP," katanya dalam kegaitan yang digelar Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI).
Suswono mengungkapkan, dengan bantuan dana PUAP tersebut nantinya Gapoktan diharapkan dapat mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) guna membantu permodalan masyarakat perdesaan.
"Dana yang Rp100 juta tersebut diharapkan bisa semakin meningkat bukan justru menyusut," katanya.
Dia mencontohkan salah satu Gapoktan di Jawa Timur mampu mengembangkan dana PUAP tersebut dari Rp100 juta menjadi Rp400 juta. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar