Jakarta. Pemerintah seperti memaklumkan fenomena impor bawang putih yang dilakukan Indonesia, bahkan impor terbesarnya adalah dari China. Apa alasan Indonesia harus mengimpor bawang putih ini? Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, saat ini produksi bawang putih di Indonesia masih rendah dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal.
“Intinya kita belum cukup produksi bawang putih di dalam negeri sehingga kita masih perlu impor,” jelas Mari setelah meresmikan Gelar Pasar Rakyat 2011 di lapangan sepak bola Sukatani Tanjung Barat, Jagakarsa, Rabu (3/8).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Juni 2011 pemasukan impor bawang putih oleh Indonesia terbesar berasal dari China sebesar 47.000 ton dengan nilai US$33,168 juta dan Taiwan sebesar 270 ton dengan nilai US$177.000.
Sementara total impor bawang putih Juni 2011 sebesar 47.403 ton dengan nilai US$33,471 juta. Dari angka ini terlihat sekali dominasi bawang putih impor dari China. Bahkan berdasarkan data semester I-2011, total impor bawang putih sebesar 178,9 ribu ton dengan nilai US$132,77 juta.
Di tempat yang sama, Mari mengatakan rencana impor 50 ribu ton beras tipe premium tak akan mengganggu stok beras di dalam negeri. Ini dipastikan karena jenis yang akan diekspor nantinya sangatlah berbeda dengan beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. “Jadi kita mengekspor jenis yang sangat lain dari yang kita impor. Kita akan memastikan itu tidak akan menggangu kecukupan di dalam negeri,” ujarnya.
Mari menambahkan, Indonesia dipastikan tidak akan kekurangan cadangan beras dalam negeri karena yang akan Indonesia ekspor ke Korea Selatan adalah beras premium.
“Selama itu jenis berasnya itu yang premium yang tidak dikonsumsi oleh banyak masyrakat seharusnya tidak menimbulkan berbagai macam masalah,” imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar