Raha, Sultra. Petani di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan panen perdana jagung kuning dengan uji coba menggunakan pupuk kulit mete. Bupati Muna, LM Baharuddin, di Muna, Minggu (21/8) mengatakan, menyambut gembira hasil penen petani di Desa Warambe, Kecamatan Parigi atau sekitar 75 kilometer arah selatan dari Kabupaten Muna.
"Hasil panen jagung petani ini, sebagai rangkaian atau jejak dari petani di Gorontalo. Makanya dengan hasil panen ini, diharapkan dapat memicu produksi jagung petani di masa mendatang," katanya.
Ia mengatakan, uji coba lahan seluas empat hektare itu menghasilkan jagung rata-rata 5,6 ton jagung basah per hektare, padahal biasanya petani setempat hanya mampu menghasilkan 1-1,5 ton per hektare.
Kepala BPTP Sultra, Dr Ir Muh Taufik Natule, dalam keterangan terpisah mengatakan, penggunaan limbah kulit mete sebagai pupuk organik, merupakan pertamakali dilakukan di Sultra yang uji cobanya dilakukan di Muna. "Hasilnya, cukup menggembirakan. Di mana satu hektare bisa memproduksi 5,6 ton jagung," katanya.
Ia menyebutkan, untuk uji coba pupuk dari kulit mete itu, pengembangannya baru difokuskan di Kabupaten Muna, sebab selain tanahnya memang dianggap cocok juga limbah mete cukup banyak di daerah itu.
Selain itu, untuk meningkatkan produksi jagung, kata Taufik, pihaknya juga menggunakan varietas unggul. Di Kecamatan Parigi, varietas yang dikembangkan adalam Bima 3. Keunggulan dari varietas Bima 3, masa panennya 100 hari, kemudian batang dan daunnya masih hijau tapi sudah bisa dipanen dan untuk batang dan daunnya bisa juga digunakan untuk makanan ternak.
Keunggulan lain varietas Bima 3, selain tanaman jagung setelah dipanen bisa dijadikan makanan ternak, juga toleran dengan kondisi panas dan keasaman tanah. Bupati Muna, LM Baharuddin mengatakan, di Kabupaten Muna banyak potensi unggulan, namun untuk pengembangannya hanya fokus pada beberapa unggulan, salah satunya adalah jagung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar