Medan. Saat ini, kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat mulai meningkat. Pola makan tinggi lemak, tinggi kalori dan rendah serat mulai ditinggalkan.
Dia mengatakan, sejak dibukanya toko yang khusus menjual sayuran organik tersebut pada Maret lalu, permintaan terus naik. Lebih dari 60% pelanggannya memang masih berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas.
Jika dibandingkan dengan sayuran konvensional, secara fisik memang sayuran organik tergolong tidak menarik. Banyak yang berlubang dimakan ulat dan serangga, namun dari kualitas dan rasa, sayuran organik memang lebih baik.
Selain itu, bahan pangan organik, khususnya sayuran juga bebas dari residu pestisida dan bahan kimia berbahaya karena dibudidayakan secara alami, tanpa pupuk kimia dan pestisida kimia.
“Sekarang konsumen berhak memilih, membeli bahan pangan konvensional dengan harga murah namun mengandung residu bahan kimia atau sayuran berpenampilan buruk, agak mahal tapi aman bagi kesehatan,” ungkapnya.
Dia mengaku, untuk memperoleh pasokan sayuran organik yang cukup, sejak setahun terakhir pihaknya telah mengelola tanah seluas dua hektare di daerah Kecamatan Medan Sunggal. Berbagai macam sayuran dibudidayakan di sana, mulai dari bayam, kangkung, sawi putih, sawi sendok, hingga sayur raja.
Dalam seminggu pihaknya bisa memanen sayuran hingga tiga kali, sekali panen bisa mencapai 300 kg hingga 500 kg sayuran. Sayuran-sayuran tersebut kemudian dikemas lalu disebarkan di beberapa supermarket yang ada di Medan.
Sementara itu, Jhoni, salah satu pendamping pembudidayaan sayuran organik di situ mengatakan, kini pihaknya berusaha menjajaki pasar tradisional untuk menjual sayuran organik tersebut. “Tapi kami masih terkendala harga, saat ini harga sayuran organik relatif lebih mahal daripada sayuran konvensional,” ungkapnya.
Dia mengaku, saat ini harga sayuran organik adalah Rp 5.000 per kemasan 300 gram, sedangkan sayuran konvesional seharga Rp 7.000 per kg.
Meskipun begitu, ungkapnya, kesadaran masyarakat untuk membeli sayuran organik cukup tinggi. Biasanya, ketika selesai memanen, sayuran-sayuran mereka langsung habis terjual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar