BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Senin, 15 Juli 2013
Tanaman jeruk memakai Pupuk Cair Enzim BSP-ELF
Senin, 20 Juni 2011
Berita Pertanian : Produksi Jeruk di Sentra Malang Turun 50 Persen
Di Kecamatan Dau terdapat beberapa desa yang merupakan penghasil buah jeruk, yakni Desa Selorejo, Desa Gading Kulon, Desa Petung Sewu, dan Desa Kucur. Dari sejumlah desa itu, Desa Selorejo merupakan produsen jeruk terbesar.
Luasan lahan tanaman jeruk di Kecamatan Dau mencapai 700 hektare, dengan jumlah petani sekitar 400 orang. Dari jumlah itu, 100 ha di antaranya merupakan jenis jeruk keprok. Lainnya kebanyakan jeruk baby. Produktivitas jeruk di daerah ini mencapai rata-rata antara 35-40 ton per hektare.
"Penurunan produksi mulai tahun lalu karena sepanjang tahun hujan terus sehingga berakibat pada penurunan kualitas, yakni rasanya kurang manis dan kuantitas produksi pun turun. Sekarang meski sudah ada panas, masih terjadi penurunan karena pengaruh kondisi cuaca tahun lalu. Soalnya pembungaan tahun lalu kurang berhasil," kata Suwaji, Kepala Bagian Pemasaran Gapoktan Mitra II Desa Selorejo, Selasa (21/6).
Ia sendiri memiliki lahan tanaman jeruk seluas 1,5 ha. Menurutnya rata-rata kepemilikan lahan jeruk petani di daerahnya seluas itu. Dalam kondisi normal, produksi jeruk mencapai 50-60 kg per pohon. Namun semenjak tahun lalu hingga saat ini besar produksi hanya separuhnya saja.
Dikatakan, saat tahun lalu akibat cuaca buruk pula membuat harga jeruk jatuh di kisaran Rp 1.500 / kg. Namun sejak sebulan terakhir ini harga mulai merangkak naik, yakni Rp 4.000 / kg untuk jenis jeruk baby, dan Rp 10 ribu /kg - Rp 12 ribu / kg untuk jenis jeruk keprok 155. Harga itu di tingkatan petani.
"Biasanya pedagang yang mengambil jeruk ke sini, jadi kita tidak turun sendiri ke pasar untuk menjualnya. Kita ke pasar hanya untuk mengecek harga, jika banyak yang mencari jeruk dan harga bagus, kita langsung petik dan jual. Tapi kalau harga masih jatuh, kita tahan petik dulu. Soalnya kalau dipetik semua, itu justru merusak harga. Jadi kita atur sistem pengairannya agar tidak panen bersamaan," jelasnya.
Ia menuturkan, selain peminat dari lokal daerah Malang dan wisatawan yang datang untuk petik sendiri, permintaan juga banyak dari luar daerah. Antara lain Kalimantan, Surabaya, Sumatera, Solo, dan Semarang. Per hari, petani dari daerah ini bisa kirim antara 40-50 ton ke sejumlah daerah itu.
"Banyaknya permintaan membuat kami seringkali kekurangan sehingga tidak bisa memenuhi semua permintaan dari konsumen. Apalagi sekarang produksi masih kurang karena masih terpengaruh cuaca ekstrem tahun lalu," katanya.
Kamis, 14 April 2011
Mengenal Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk

Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi jeruk baik kualitas maupun kuantitas. Pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit mutlak diperlukan untuk menekan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya.
Strategi pengendalian dan pengelolaan hama dan penyakit tanaman jeruk yang tepat perlu diterapkan baik pada pembibitan dan tanaman dewasa dilapangan.
Bibit bebas penyakit yang dibudidayakan bukanlah berarti bibit yang tahan terhadap penyakit. Kondisi lingkungan dimana bibit ini dibudidayakan sangat mempengaruhi bibit ini untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu upaya pengendalian hama dan penyakit mutlak dilakukan agar bibit yang bebas penyakit ini dapat berproduksi sesuai dengan yang diharapkan.
Pengenalan hama dan penyakit serta gejala serangannya adalah sangat penting untuk menentukan strategi pengendaliannya yang tepat. Kekeliruan identifikasi jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang tanaman jeruk serta pengenalan gejala serangan berakit pada kekeliruan strategi pengendalian sehingga akan berdampak negatif.
Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jeruk, bagian tanaman jeruk yang diserang beserta gejala setelah diserang hama penyakit dan cara mengendalikannya.
Hama Tanaman Jeruk
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga.
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda.
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah.
Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah.
Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil.
Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda.
Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah.
Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak.
Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
Penyakit Tanaman Jeruk
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis.
Bagian diserang : batang atau cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium.
Bagian diserang : daun dan tangkai muda.
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti.
Bagian diserang : daun, tangkai atau buah.
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
Bagian diserang : buah.
Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae.
Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung.
Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.
Bagian yang diserang: buah dan bunga.
Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor.
Bagian diserang : batang.
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
(Tulisan didapat dari beberapa sumber)