Tampilkan postingan dengan label hama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hama. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 April 2011

Mengenal Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk






Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi jeruk baik kualitas maupun kuantitas. Pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit mutlak diperlukan untuk menekan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya.

Strategi pengendalian dan pengelolaan hama dan penyakit tanaman jeruk yang tepat perlu diterapkan baik pada pembibitan dan tanaman dewasa dilapangan.

Bibit bebas penyakit yang dibudidayakan bukanlah berarti bibit yang tahan terhadap penyakit. Kondisi lingkungan dimana bibit ini dibudidayakan sangat mempengaruhi bibit ini untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu upaya pengendalian hama dan penyakit mutlak dilakukan agar bibit yang bebas penyakit ini dapat berproduksi sesuai dengan yang diharapkan.

Pengenalan hama dan penyakit serta gejala serangannya adalah sangat penting untuk menentukan strategi pengendaliannya yang tepat. Kekeliruan identifikasi jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang tanaman jeruk serta pengenalan gejala serangan berakit pada kekeliruan strategi pengendalian sehingga akan berdampak negatif.

Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jeruk, bagian tanaman jeruk yang diserang beserta gejala setelah diserang hama penyakit dan cara mengendalikannya.

Hama dan Penyakit Jeruk

Hama Tanaman Jeruk


a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)

Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.

b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga.
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.

c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda.
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok.
Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.

d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah.
Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah.
Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.


f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil.
Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian: semprotkan PESTONA


g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda.
Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.

h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah.
Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.

i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak.
Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah.
Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.


Penyakit Tanaman Jeruk
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye.
Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.

b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis.
Bagian diserang : batang atau cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium.
Bagian diserang : daun dan tangkai muda.
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti.
Bagian diserang : daun, tangkai atau buah.
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
Bagian diserang : buah.
Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae.
Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung.
Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp.
Bagian yang diserang: buah dan bunga.
Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor.
Bagian diserang : batang.
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.

(Tulisan didapat dari beberapa sumber)

Rabu, 06 April 2011

Berita Pertanian : Penyuluh Pertanian Tanggulangi Serangan Hama Ulat Bulu






Bekasi
. Penyuluh pertanian di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, tengah menanggulangi gangguan hama ulat bulu yang menyerang siswa di Taman Bermain Quantum Kid.
Menurut penyuluh pertanian Kecamatan Jatiasih, Yati Nurhayati, di Bekasi, Rabu (6/4), serangan ratusan hama ulat bulu bergaris kuning dan hitam itu terjadi sejak Senin (4/4). "Kami telah mengambil "sample"-nya. Diperkirakan ulat yang menyerang Taman Bermain Quantum Kid ini berjenis ulat Jelayak," katanya.

Pihaknya merencanakan akan melakukan upaya pengusiran ulat bulu itu menggunakan gas pestisida pada Kamis (7/4). Secara terpisah, Pengelola Taman Bermain Quantum Kid terpaksa meliburkan siswanya karena dikhawatirkan menganggu aktivitas belajar mengajar 19 siswa di sekolah itu.

Pengajar Quantum Kid, Anis Diah Utami (35) mengatakan, keberadaan ulat pertama kali diketahui oleh murid-muridnya pada saat istirahat, Senin (4/4). "Waktu diperiksa, benar saja, ada ulat bulu.

Tak cuma di sepatu murid, ulat-ulat juga sudah merayap di dinding ruangan-ruangan. Jumlahnya bisa sampai ratusan di seluruh tempat," kata Anis.

Tak lama setelah penemuan tersebut, dua siswanya mengeluh gatal-gatal. Karena tidak ingin siswa lain mengalami hal yang sama, ia pun berinisiatif meliburkan seluruh siswa yang bersekolah di taman bermain itu hingga serbuan ulat hilang. "Sepertinya, ulat-ulat itu berasal dari lahan kosong yang lokasinya tepat berada di belakang sekolah," katanya.

Lahan kosong itu ditumbuhi ilalang yang tak terurus. Ulat masuk ke dalam ruangan melalui ventilasi ruangan-ruangan sekolah pada saat kegiatan belajar berlangsung. "Tahun-tahun sebelumnya, belum pernah terjadi karena dulu lahan itu ditanami kangkung. Sekarang terbengkalai, makanya saya duga itu alasan kemunculan ulat," kata Anis.

Ia mengatakan, pemusnahan dilakukan tanpa membakar ilalang di lahan kosong tersebut. Sebab, tiupan angin kencang dikhawatirkan membuat bangkai ulat beterbangan. "Kami mematikan ulat dengan cara menginjak-injak saja dan menyemprot gas insektisida seadanya," katanya. (ant)

Senin, 21 Februari 2011

Berita Pertanian : Serbuan Wereng Menggila di Lamongan

LAMONGAN . Sekitar 11.566 dari total 70.325 hektar lahan pertanian di wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, diserang hama wereng coklat pada musim tanam pertama tahun ini.

Data Dinas Pertanian dan Kehutanan (DPK) Kabupaten Lamongan, Senin (21/2/2011), menyebutkan hingga 17 Februari 2011, sedikitnya 1.003 hektar lahan tanaman padi masuk kategori puso dan tidak bisa diselamatkan, sementara lahan sisanya terserang hama dengan kondisi ringan hingga berat.

Jumlah lahan padi yang puso itu mengalami peningkatan dibanding awal Februari yang hanya sekitar 765 hektare.

DPK Lamongan menyebutkan lahan pertanian yang terserang hama wereng dalam kategori ringan seluas 4.853,85 hektar, kategori sedang 3.315 hektar dan 2.499,55 hektar dalam kondisi berat.

Serangan hama itu melanda lahan pertanian di 22 dari 27 kecamatan. Wilayah Kecamatan Babat yang paling banyak terkena yakni mencapai 1.696 hektar dan terendah di Kecamatan Deket yang hanya 4,2 hektar.

Sedangkan lima kecamatan yang lahan pertaniannya terbebas dari serangan hama wereng, adalah Kecamatan Sukorame, Paciran, Solokuro, Laren, dan Brondong.

“Serangan wereng terjadi karena adanya perubahan iklim, yakni masih turunnya hujan pada periode yang seharusnya sudah masuk musim kemarau,” kata Kepala DPK Kabupaten Lamongan, Mustakim Arif, melalui Kabag Humas dan Infokom Lamongan, Anang Taufik.(surya)