Tampilkan postingan dengan label Bisnis Pengolahan Kompos dari Sampah Kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis Pengolahan Kompos dari Sampah Kota. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 April 2011

Manfaatkan Limbah Rumah Tangga

Oleh: Wenti Juliana

Limbah adalah nama lain dari sampah, biasanya dianggap barang yang tidak dapat dipakai lagi. Diperkiran satu rumah tangga akan menghasilkan limbah tidak kurang satu kantongan plastik besar setiap hari, karena dipastikan setiap rumah melakukan kegiatan memasak, cuci, dan mandi. Kegiatan tersebut akan menyisakan limbah, berupa sisa sayuran,

nasi, kemasan shampo, sabun, kecap, detergen dan lain-lain. Kalikan sendiri betapa banyaknya limbah rumah tangga yang setiap bulan dihasilkan dalam satu rumah saja.

Limbah rumah tangga tersebut hingga saat ini belum mendapat perhatian dari masyarakat, karena menganggap produksi sampah rumah tangga masih dianggap wajar dan aman untuk tidak dikelola. Padahal sisa buangan rumah tangga tersebut dapat membahayakan manusia karena pencemaran lingkungan akan semakin parah. Di tempat pembuangan akhir, limbah basah akan terbuka begitu saja, dihinggapi lalat, kemudian lalat tersebut akan hingga di meja makan.

Ada beberapa cara yang bisa dipergunakan untuk mengelola limbah rumah tangga, menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk manusia dan lingkungan. Sampah organik, bisa diubah menjadi pupuk kompos setelah melalui proses. Sampah seperti sisa nasi dan sayuran dapat dimanfaatkan untuk budidaya cacing tanah.

Cacing tanah berwarna merah atau dalam bahasa latin di sebut Lumbricus Rubellus merupakan hewan pengurai yang sangat baik, cacing dapat mengurai sampah organik dan mengubah menjadi pupuk yang yang sangat bermanfaat untuk tanah. Cacing kaya protein, sehingga sangat baik diolah menjadi pakan ternak.

Budidaya cacing dapat dilakukan dengan cara memasukkan cacing ke dalam kotak tertutup bersama dengan sampah organik yang telah membusuk. Sampah tersebut adalah sisa-sisa memasak seperti potongan sayur, buah, dan sisa nasi yang tidak terpakai. Pastikan sampah organik telah membusuk terpotong kecil sebelum dicampur dengan cacing.

Media tempati hidup cacing harus lembab, karena cacing tidak suka tempat panas. Pastikan keseimbangan populasi cacing dengan ketersediaan sampah organik setiap harinya.

Satu kilo cacing dewasa sanggup menghabiskan bahan makan seberat bobot tubuh mereka setiap harinya, cacing akan terus bertelur dan berkembang biak.

Saat populasi cacing tidak seimbang dengan ketersediaan sampah organik, cacing dapat dipanen, untuk diolah menjadi pakan ternak. Ketika dipanen, media hidup cacing diganti dan media yang lama dipanen menjadi pupuk.

Di pasaran, cacing dijual dengan harga tinggi. Budidaya cacing selain mendukung pengelolaan limbah rumah tangga juga memiliki potensi ekonomis apabila dikembangkan dalam skala besar.

Sedangkan sampah non organik adalah seperti, bungkus detergen, botol kecap, bungkus shampo maupun sabun dan yang lainnya. Kebanyakan sampah tersebut terbuat dari bahan yang bagus dengan tampilan yang cantik dan menarik. Kemasan tersebut dapat dimanfaatkan menjadi barang berguna dan tidak sekedar wadah produk isi ulang saja. Dengan berkreasi, kemasan plastik bisa diolah menjadi barang yang berguna dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, seperti dijadikan tas, taplak meja, tikar, kantung serbaguna, tirai kamar mandi, bahkan kursi.

Air juga merupakan limbah yang tidak sedikit pada rumah tangga. Biasanya air sehabis mandi dan cucian akan terbuang begitu saja. Air tersebut bisa dipergunakan untuk berbagai hal yang bermanfaat. Contoh sederhana sisa mencuci piring dapat dipergunakan sebagai air pencuci kendaraan atau penyiram tanaman.

Namun jika limbah air tersebut ingin dimanfaatkan untuk sesuatu yang menambah penghasilan, lahan sekitar rumah bisa dimanfaatkan untuk membuat kolam ikan, air kolam diambil dari air buangan kamar mandi yang dialirkan melalui saluran yang telah dipasang saringan pembersih air (bebatuan, arang, jerami, serabut kelapa dan lain-lain).

Setelah melalui proses penyaringan ini, air bilasan yang sudah tercampur detergen dan pewangi, akan menjadi bersih dan bisa dipergunakan sebagai media hidup ikan. Cacing yang telah dibudidaya tadi, juga bisa diberikan sebagai pakan ikan dalam kolam.

Dari sekarang, mulailah memanfaatkan limbah rumah tangga, sekecil apapun kontribusi kita untuk menjaga lingkungan, itu merupakan warisan paling berharga untuk anak cucu kelak.

Rabu, 13 April 2011

Peluang Usaha Pertanian : Bisnis Pengolahan Kompos dari Sampah Kota




Irene terbiasa mengumpulkan barang bekas

Kesuksesan Irene Holle dalam bisnis pengolahan sampah menjadi pupuk kompos berawal dari kebiasaannya yang suka mengumpulkan barang-barang bekas di rumah sejak kecil. Kini, Irene mengumpulkan 20 meterkubik sampah per hari dari klien-klien yang berasal dari hampir seluruh wilayah Jakarta Selatan.

Irene Holle menjalani bisnis pengolahan sampah dan barang bekas dengan suka cita. Keluarga pun mendukungnya melakoni usaha ini. Lagi pula, sejak kecil ia sudah terbiasa mengumpulkan barang-barang bekas mulai dari koran hingga kardus untuk kemudian dijual ke tukang loak. "Orang tua saya sudah membiasakan sejak kecil untuk bisa mengolah barang-barang tak terpakai," ujarnya.

Kebiasaan ini sangat berguna ketika ia memutuskan untuk berkonsentrasi menggeluti bisnis pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Irene berprinsip bahwa pekerjaan apa pun asalkan positif harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa cinta. Karena ketika melakukan pekerjaan dengan cinta hasilnya akan selalu optimal.

Perempuan kelahiran Jakarta 29 April 1974 ini mengambil kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti, jurusan Transportasi Udara. Setelah lulus tahun 1997, ia sempat bekerja di kafe dan hotel hingga tahun 2003. Jabatan terakhirnya adalah manajer operasional.

Di masa akhir bekerja di hotel, Irene sudah mulai mencari informasi soal sampah. Bekerja di hotel membuatnya mengetahui berapa banyak sampah yang menumpuk tiap harinya. Tentu akan sangat berarti jika sampah itu bisa diolah dan menjadi barang berguna.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, ia pun memulai langkah mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis hijau dengan nama PT Recycle Indonesia Utama Mandiri (Recyclindo). Dengan modal Rp 200 juta Irene membeli truk bekas pengangkut sampah beserta perlengkapan lainnya.

Ia pun sukses mengembangkan bisnis hingga mendapat klien yang memasok sampah hampir di seluruh Jakarta Selatan, mulai dari Pondok Indah, Kemang, hingga Radio Dalam.

Saat ini Irene memiliki tiga truk yang beroperasi mengangkut sampah dari klien. PT Recyclindo menyediakan tempat pengangkutan yang sudah dibedakan antara sampah organik dan non-organik. Ada juga klien yang memang sudah memisahkan antara keduanya. "Salah satu masalah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat pentingnya tidak mencampur sampah organik dan nonorganik," ujar Irene.

Sampah-sampah diangkut ke tempat operasional di Parung untuk kemudian disortir antara sampah organik dan non organik.

Setiap hari, Irene mendapatkan sekitar 20 meterkubik sampah dari para klien. Bahkan pada musim liburan, Irene bisa mengangkut sampah dua kali lebih banyak dari hari biasa.

Dari 20 meterkubik sampah yang terkumpul per hari, hanya sekitar 60% di antaranya berupa limbah organik yang bisa diolah lagi. Dari persentase itu, sampah yang bisa diolah menjadi pupuk kompos 60% dan 40% lagi menjadi makanan ternak seperti lele. Para pembeli pupuk kompos dan pakan ternak berasal dari pengelola apartemen, hotel, penthouse, restoran kecil, sekolah, dan perkantoran.

Irene dengan profesional juga menerapkan bonus pada karyawannya yang bekerja lembur. "Profesionalitas dalam pengelolaan bisnis ini adalah kunci keberhasilan," ujarnya.

Irene juga menerapkan sanksi yang tegas bagi karyawan yang melanggar aturan. Ia menceritakan bahwa suatu waktu karyawannya tidak menyetorkan sampah secara keseluruhan tapi menjual sebagian ke pihak lain. Namun, karena sudah ada sanksi yang jelas hal itu tidak pernah terulang.

Irene menyadari bahwa pekerjaan mengurusi sampah masih menjadi sesuatu yang dianggap rendah oleh banyak pihak. Karena itu, ia selalu memberikan motivasi ekstra dan perlakuan yang adil pada para karyawan.

Tidak hanya dari karyawan yang mengalami itu, para kliennya juga masih banyak yang menganggap demikian. Meski pun sudah memberikan harga kompos cukup murah, yakni Rp 1.500 per kg, masih banyak pembeli yang menganggap angka itu terlalu mahal. "Pandangan mereka yang namanya bekas sampah itu tetap sesuatu yang kotor dan harus semurah mungkin," ujarnya.