BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Sabtu, 09 Februari 2013
Insentif Memadai Bantu Petani Tingkatkan Produksi
"Semua buah dan sayur bisa kita hasilkan sendiri, tidak ada alasan untuk kita tidak bisa menghasilkan kalau petani diberikan insentif yang memadai," kata Dillon saat dihubungi di Jakarta, Jumat (8/2).
Insentif yang tidak memadai, lanjut Dillon, berpengaruh pada harga jual produk pangan lokal yang lebih tinggi dibanding produk impor. Harga yang tinggi, menurut dia, disebabkan oleh biaya distribusi yang mahal akibat buruknya infrastruktur serta pungutan "preman" atau calo. "Kalau harga untuk produksinya lebih kecil, tentu petani bisa menurunkan harga menjadi lebih murah," ujarnya.
Menurut Dillon, aturan impor produk pangan yang diberlakukan pemerintah menunjukkan ketidakberpihakkan terhadap nasib petani sebagai produsen. Dia menilai elit politik lebih mengedepankan kepentingan sendiri ketimbang merangkul petani.
Dia mengemukakan Indonesia memiliki sejumlah daerah yang berpotensi menghasilkan produk pertanian. Padi, yang merupakan pangan kebutuhan utama masyarakat Indonesia, menurut dia juga bisa dihasilkan sepanjang tahun. "Kalau masalah kualitas, kita juga tidak kalah, bibit yang ada sekarang juga sudah cukup baik menurut saya. Hanya saja sekarang struktur insentifnya keliru," katanya.
Dillon menilai kebijakan mengenai larangan impor sejumlah produk hortikultura seperti buah dan sayur tidaklah cukup untuk mendorong produksi dalam negeri.
Menurut dia, harus ada langkah kebijakan utuh mengenai pengembangan pertanian seperti masalah lahan yang memihak petani. "Larangan impor tidak cukup, harus ada langkah ke depan yakni kebijakan yang utuh mengenai pengembangan dan pertanahan pertanian yang pro petani," katanya.
Kamis, 14 April 2011
Berita Pertanian : Bantu Petani Hadapi Masalah, Gudang Pangan Akan Dibangun di Simalungun
Para petani juga sering diharuskan melakukan penjualan sebelum panen tiba, yang kerap jatuh kepada para tengkulak. Hal ini disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana seperti, lantai jemur, gudang, transportasi dan sebagainya.
Guna membantu para petani dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi, pemerintah berupaya untuk mencari jalan keluar. Salah satu solusi yang dilakukan, dengan menerapkan pola sistem resi gudang (SRG)
Resi gudang merupakan dokumen yang membuktikan, suatu komoditas disimpan pada suatu gudang dan dokumen itu bisa ditransaksikan dan resi ini disamakan dengan surat berharga. Dengan resi gudang ini, petani dapat mengajukan pembiayaan ke lembaga keuangan (perbankan) untuk memenuhi kebutuhan uang tunai.
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah sentra pertanian di Sumatera Utara. Dalam membantu para petani dan menjaga hasil produksi pertanian di daerah ini Pemkab Simalungun, pada tahun 2011 ini akan membangun gudang pangan dengan SRG.
Sebagai tahap awal, Sabtu, (9/4), tim dari Kementrian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) bersama Dinas Perindag dan BP4K Hanpang Kabupaten melakukan peninjauan lokasi pembangunan SRG.
Rencana lokasi pembangunan SRG ini, oleh Pemkab Simalungun akan memanfaatkan aset milik Pemkab yang berada di Nagori Purba Tongah Kecamatan Purba (eks. UPT Dinas Peternakan) dengan luas arean 4.250 M². di lokasi ini tim disambut para kelopok tani dari Kecamatan Purba.
Sekretaris Bappebti Nizarli saat meninjau lokasi di hadapan koordinator PPL para kelompok tani Kecamatan Purba menjelaskan tentang manfaat SRG ini.
Jaga Kestabilan
Manfaat SRG ini, antara lain menjaga kestabilan dan keterkendalian harga komoditi, memberikan jaminan modal produksi karena ada pembiayaan dari lembaga keuangan, jaminan ketersediaan barang, menjaga stok nasional dalam menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan nasional, mampu melakukan efisiensi baik logistik maupun distribusi memberikan kontribusi fiskal kepada pemerintah.
"SRG ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu para petani saat musim panen tiba dan harga anjlok, hingga petani dirugikan. Melalui SRG ini diharapkan, walau pun hasil pertanian membludak dan seiring dengan itu harga turun, petani juga dapat menikmati hasilnya yaitu dapat melakukan pinjaman ke bank yang dihunjuk kementrian perdagangan dengan membawa dokumen di keluarkan petugas di SRG, dengan subsidi bunga yang ringan,"kata Nizrli
Nazarli didampingi Ka Biro Pasar, Fiki dan Jasa BAPPEBTI Sutrisno Edy dan Kasubbag Pengawasan dan Pengelola Agunan BAPPEBTI Marlan L Tungkup mengatakan, dengan SRG ini hasil produksi petani terjamin, karena SRG nantintinya juga dilengkapi dengan lantai jemur, penggilingan dan sarana transportasi.