Kamis, 17 Oktober 2013

Populasi hama ulat di pertanian Karo diprediksi meningkat akibat debu erupsi Gunung Sinabung


Medan. Populasi hama ulat di pertanian sayuran yang berada di Kabupaten Karo diprediksi merebak akibat debu erupsi Gunung Sinabung. Petani diharapkan mewaspadai dan segera melaporkan kepada petugas agar bisa dikendalikan. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara (BPTP Sumut), Catur Hermanto mengatakan, sejak awal munculnya debu erupsi, pihaknya terus melakukan pengamatan di lapangan. Dari pengamatan di lapangan, pihaknya menemukan parasitoit yang biasanya menjadi pengendali atau penghambat perkembangbiakan ulat yang memakan sayur-sayuran, akibat debu erupsi, banyak yang mati.

Dikatakannya, jika sebelumnya seekor kupu-kupu yang mampu melahirkan telur sebanyak 300 sampai 400 butir, yang bisa menetas menjadi larva dan ulat hanya sekitar 20 sampai 25 butir saja. Itu dikarenakan, di lokasi tersebut masih terdapat parasitoit yang hidup dalam telur kupu-kupu sehingga efektif perkembangan larva/ulatnya bisa dikendalikan.

Debu erupsi Gunung Sinabung, kata dia, telah mematikan parasitoit sehingga saat ini dapat ditemui di Karo, khususnya di tanaman sayuran, semua telur kupu-kupu bisa menetas seluruhnya. "Begitu juga yang terjadi pada lalat buah, karena parasitoitnya kalah, jadi lalat buahnya berkembang dengan cepat. Ini yang namanya mekanisme alam memberi pengaruh terhadap perkembangbiakan hama dan penyakit," ungkapnya.

Kasie Pokja Pengamatan Tanaman Pangan, Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumut, Bukhari mengungkapkan, berkaitan dengan dampak-dampak yang ditimbulkan debu erupsi Gunung Sinabung, pihaknya terus memperbarui temuan di lapangan. Hal tersebut untuk mempermudah rekomendasi yang harus dilakukan petani.

"Kalau banyak parasitoit atau musuh alami hama mati, maka sudah pasti kan banyak hama yang merebak, petani harus waspada dan segera melaporkan kepada petugas pengamat hama dan penyakit agar bisa segera ditangani," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar