Selasa, 06 April 2010

TANDA, GEJALA DAN PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN PESTISIDA

TANDA, GEJALA DAN PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KERACUNAN PESTISIDA

Memang jika kita mengikuti rekomendasi pada saat penggunaan pestisida tidak akan menimbulkan masalah. Walaupun demikian masih ada kemungkinan terjadi kecelakaan terutama pada pelaksana penyemprotan di sekitar kita yang mungkin tidak mengikuti petunjuk yang dianjurkan. Oleh karena itu kita perlu memahami tanda-tanda, gejala keracunan dan tindakan yang perlu diambil untuk pertolongan pertama sebelum mendapat bantuan medis atau dibawa ke rumah sakit.

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA

Gejala-gejala yang berkaitan dengan keracunan pestisida yang mana mungkin timbul dengan gejala sendiri saja atau bersama-sama adalah sebagai berikut :
UMUM ; Kelelahan dan lemah yang berlebihan.
KULIT ; Iritasi, terbakar, keringat berlebihan,
perubahan warna pada kulit.
MATA ; Air mata berlebihan, terbakar, iritasi,
penglihatan menjadi kabur, biji mata
mengecil atau membesar.
SALURAN PENCERNAAN ; Air ludah berlebihan,
mual, muntah, mulut dan kerongkongan
terbakar, mencret, perut kejang atau sakit.
SIMTIM SYARAF ; Dada sakit, dada kaku,
batuk, kesulitan bernafas, nafas berbunyi.

Secara terperinci gejala-gejala tersebut adalah :

1. Pestisida Golongan Organokhlor
Pestisida golongan ini bekerja mempengaruhi sistem syaraf pusat. Tanda dan gejala keracunan pestisida ini dapat berupa sakit kepala, rasa pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang dan kesadaran hilang.
Beberapa jenis pestisida yang termasuk golongan ini diantaranya : dikofol, endosulfan.

2. Pestisida Golongan Organofosfat
Pestisida ini jika masuk ke dalam tubuh, baik melalui kulit, mulut, saluran pernafasan dan saluran pencernaan akan berikat dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya syaraf, yaitu kholinesterase. Apabila enzim ini terikat maka tidak dapat melaksanakan tugasnya sehingga syaraf dalam tubuh akan terus menerus mengirim perintah kepada otot-otot tertentu sehingga otot-otot tersebut senantiasa bergerak-gerak tanpa dapat dikendalikan.
Disamping menyebabkan gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida golongan organofosfat adalah pupil mata menyempit sehingga penglihatan jadi kabul, mata berair, mulut berbusa, mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, keringat banyak, detak jantung cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, lumpuh dan pingsan.
Pestisida yang termasuk dalam golongan organofosfat adalah antara lain : diazinon, diklorvos, dimetoat, fention, khlorpirifos, monokrotofos.

3. Pestisida Golongan Karbamat
Cara kerja golongan ini sama dengan cara kerja golongan organofosfat, yaitu dengan cara mmenghambat enzim kholinesterase. Tetapi pengaruh pestisida golongan karbamat pada enzim tersebut berlangsung singkat karena pestisida ini cepat mengurai didalam tubuh.
Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan pestisida golongan karbamat juga sama dengan yang ditimbulkan pestisida golongan organofosfat.
Beberapa pestisida yang termasuk golongan ini diantaranya adalah : BPMC, karbaril, karbofuran, metomil.

4. Pestisida Golongan Bipiridilium
Pestisida golongan ini dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan epithel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.
Tanda dan gejala keracunan pestisida ini selalu terlambat diketahui karena gejala baru timbul setelah beberapa lama. Setelah keracunan sekitar 24 – 72 jam terlihat gejala ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena iritasi saluran pencernaan, setelah 48 – 72 jam terlihat gejala kerusakan ginjal dan 72 jam – 24 hari adanya tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.
Pestisida yang termasuk golongan bipiridilium antara lain adalah : pestisida paraquat, diklorida.

5. Pestisida Golongan Antikoagulan
Pestisida dari golongan ini bekerja menghambat pembekuan darah dan merusak jaringan-jaringan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya pendarahan, terutama di bagian dalam tubuh.
Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan oleh pestisida golongan antikoagulan ini meliputi rasa nyeri di punggung, lambung dan usus, muntah-muntah, pendarahan pada hidung dan gusi, timbul bintik-bintik merah pada kulit, terdapat darah dalam air seni dan tinja, timbul lebam pada bagian di sekitar lutut, siku dan pantat dan kerusakan ginjal.
Pestisida yang termasuk dalam golongan antikoagulan ini antara lain adalah : brodifakum, difasinon, kumatetralil, kumaklor.

Beberapa dari gejala dan tanda yang disebutkan tadi dapat juga ditimbulkan oleh faktor-faktor lain dan bukan disebabkan oleh keracunan pestisida. Gejala keracunan pestisida biasanya terlihat dalam waktu 12 jam setelah terjadinya kontak dengan pestisida dan mungkin juga lebih lama. Karena itu diharuskan selalu meminta bantuan medis bila dicurigai adanya gejala seperti yang disebut sebelumnya terutama dicurigai adanya keracunan.

PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA

Mencegah pasti lebih baik daripada mengobati, akan tetapi masih sering juga pengguna pestisida mengalami keracunan sehingga perlu diketahui petunjuk-petunjuk pertolongan pertama pada keracuna pestisida tersebut. Dalam hal ini penanganan kasus keracunan memerlukan ketenangan, kerapihan, dan ketelitian dalam melakukan bantuan pertolongan pertama agar jangan sampai ikut keracunan.

Perlu penilaian yang seksama atas situasi yang sebenarnya pada saat pemberian pertolongan pertama. Jadi hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan adalah :
1. Jika gejala keracunan mulai terasa dan timbul walaupun masih dalam gejala yang dianggap ringan maka diharapkan berhenti bekerja menggunakan pestisida dan periksakan diri ke dokter untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Pemeriksaan ke dokter harus dilakukan sebelum terjadinya keadaan yang berkembang menjadi gawat. Supaya bantuan dokter dapat dilakukan dengan cepat maka beritahu nama pestisida yang menyebabkan keracunan, frekuensi penggunaan, lamanya kontak dan bawalah label pestisida yang digunakan. Pada label pestisida tercantum informasi bahan aktif produk yang digunakan dan informasi tentang bantuan medis yang dapat diberikan sehingga pertolongan dapat diberikan lebih cepat oleh dokter.
2. Jika kulit, rambut, dan pakaian terkena pestisida maka segera cuci dengan sabun dan gunakan air yang banyak.
3. Jika pestisida mengenai mata maka segeralah cuci dengan air bersih yang banyak selama minimal 15 menit secara terus menerus kemudian mata ditutup dengan kapas bersih dan lengketkan dengan kain pembalut. Selama pencucian mata, jangan sampai air pencuci masuk ke mulut sipenderita dan terkontaminasi dengan mata yang sebelahnya serta jangan menggosok-gosok mata.
4. Jika debu, bubuk, uap, gas atau butir-butir semprotan terhisap melalui pernafasan maka bawalah penderita ke tempat terbuka berudara segar, pakaian dilonggarkan dan baringkan dengan dagu agak terangkat ke atas agar dapat bernafas dengan bebas dan lancar. Jaga sipenderita dalam keadaan tenang dan tidak kedinginan(jika perlu diselimuti tetapi tidak sampai terlalu kepanasan) sebelum bantuan medis datang.
5. Jika pestisida tertelan dan sipenderita masih dalam keadaan sadar, maka diusahakan muntah dengan cara mencolek bagian belakang tenggorokan dengan jari tangan atau dengan memberi minum larutan garam dapur sebanyak satu sendok makan dalam segelas air hangat, atau memberi 3 sendok penuh arang aktif dalam setengah gelas air untuk diminumkan kepada sipenderita. Diusahakan muntah sampai mengeluarkan cairan yang jernih. Pada saat penderita mulai muntah, diusahakan mukanya menghadap ke bawah, kepalanya agak direndahkan agar muntahnya tidak masuk ke paru-paru dan dijaga agar muntahnya tidak menghalangi pernafasannya.
Namum perlakuan pemuntahan kepada sipenderita keracunan tidak boleh dilakukan apabila :
- Penderita dalam keadaan kejang atau tidak sadar.
- Penderita telah menelan bahan yang mengandung minyak bumi.
- Penderita telah menelan bahan alkalis atau asam kuat yang korosif (secara kimia merusak jaringan hidup) dengan gejala rasa terbakar atau nyeri sekali pada mulut dan kerongkongan.
11. Jika bahan korosif tertelan dan penderita dalam keadaan sadar, maka diberi minum susu atau putih telur dalam air, tetapi jika susu dan putih telur tidak ada maka diberikan hanya air minum saja. Susu atau minyak tidak boleh diberikan kepada sipenderita keracunan pestisida golongan organokhlor.
12. Jika kejang maka diusahakan supaya kejangannya tidak mengakibatkan cedera. Pakaian dilonggarkan terutama di sekitar leher, gigi palsu dilepas jika ada, taruh bantal di bawah kepala, dan berikan ganjal diantara gigi mencegah penderita menggigit bibir dan lidahnya sendiri.
13. Diusahakan penderita diam dan tenang dan yakinkan dia telah mendapat pertolongan yang benar. Penjelasan yang meyakinkan dan dipercaya penderita akan membantu dan meningkatkan keberhasilan pertolongan.
14. Jika sipenderita tidak sadar maka diusahakan saluran pernafasannya tidak tersumbat. Bersihkan hidungnya dari lendir atau muntahan, bersihkan mulut dari air liur, lendir, sisa makanan dan gigi palsu dilepas jika ada. Jangan memberikan sesuatu melalui mulut kepada penderita yang tidak sadar.
15. Periksa penderita apakah mengalami gangguan pernafasan. Jika pernafasan terhenti maka pastikan bahwa aliran udara sudah terbuka dengan menarik dagunya ke depan. Kemudian berikan bantuan pernafasan dengan urutan sebagai berikut :
- Penderita dibaringkan dan dagunya ditarik ke depan.
- Mulutnya dibersihkan dari sisa muntahan atau pestisida dengan menggunakan kain bersih yang digulungkan pada jari tangan.
- Hidungnya ditekan dan bernafaslah seperti biasa ke dalam mulutnya kemudian tutup mulutnya dan tiup ke dalam hidungnya, lakukan secara bergantian. Dadanya diperiksa apakah sudah mulai bergerak dan teruskan bantuan pernafasan hingga sipenderita bernafas secara normal.
- Setelah memberi bantuan pernafasan, sipemberi bantuan pernafasan mencuci mulutnya dengan air bersih untuk menghindari sisa racun dari sipenderita keracunan.
11. Jika sipenderita keracunan berkeringat banyak dan badannya sangat panas maka badannya didinginkan dengan menggunakan kompres dan jika kedinginan maka badan sipenderita diselimuti.
12. Jangan memaksa untuk menghentikan batuk-batuk atau kejang-kejang sipenderita. Selipkan ganjalan diantara giginya untuk menghindari menggigit lidahnya sendiri dan pastikan ganjalan tidak sampai mengganggu pernafasan sipenderita. Sipenderita dijaga agar tidak melukai diri sendiri dan sipenderita tidak memasukkan jarinya kemulutnya.
13. Jangan dibiarkan sipenderita merokok, minum alkohol atau susu pada saat memberikan pertolongan pertama karena dapat mempercepat penyerapan beberapa pestisida oleh usus.
14. Jangan merangsang penderita yang pingsan agar muntah dan jangan masukkan benda apapun melalui mulut sipenderita yang pingsan.
15. Setelah diberikan pertolongan pertama maka sipenderita harus diperiksa secara medis untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh ahli medis atau dokter, walaupun penderita terlihat sembuh atau merasa sembuh.
16. Bila kecelakaan keracunan telah berlalu, evaluasilah secara teliti penyebabnya dan tentukan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama.
(Sumber Pestisida Untuk Bidang Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar