Tampilkan postingan dengan label meningkatkan ketahanan pangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label meningkatkan ketahanan pangan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 September 2011

Berita Pertanian : Pengusaha Diharapkan Dukung Ketahanan Pangan

Jakarta. Pemerintah mengharapkan kalangan pengusaha untuk mendukung upaya pencapaian ketahanan pangan nasional melalui kegiatan investasi. Peluang investasi yang ditawarkan dari sektor pertanian, lanjutnya, tidak hanya pada usaha budidaya namun juga usaha industri.
Salah satu bidang yang ditawarkan pemerintah terhadap para investor yakni pengembangan kawasan pangan dalam skala luas atau "food estate" guna mewujudkan ketahanan pangan.

Sementara itu Direktur UBM Indonesia (penyelenggara CWSEA 2011) Eko Prabowo menyatakan, melalui kegiatan pameran dan konferensi yang akan digelar pada 30 November-1 Desember 2011 itu diharapkan mampu meningkatkan volume perdagangan khususnya di sektor agribisnis.

Kegiatan ini, lanjutnya, dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para pengusaha dan pemangku kepentingan pangan serta pertanian di kawasan ASEAN untuk bertemu dan membentuk jaringan usaha dan sinergi di bidang pangan dan pertanian.

Eko mengatakan, pameran yang akan diselenggarakan di Balai Kartini tersebut rencananya diikuti 250 peserta terutama dari negara-negara Asean serta menampilkan 40 stan pameran.

Menteri Pertanian Suswono yang dijadwalkan sebagai salah satu pembicara akan memberikan gambaran tentang peluang dan potensi kerjasama pemerintah dan swasta dalam memperkuat ketahanan pangan.

Selain itu juga akan dihadiri Sekjen Asean Surin Pitsuwan yang akan membahas hasil yang dicapai dalam pembicaraan Pertemuan Menteri Pertanian dan Kehutanan Asean (AMAF) yang rencananya dilaksanakan di Jakarta pada Oktober 2011. (ant)

Berita Pertanian : Potensi Sawah Tadah Hujan 4,79 Juta Ha

Jakarta. Kementerian Pertanian mengungkapkan potensi persawahan tadah hujan yang dapat ditanami padi selama Musim Hujan (MH) 2011/2012 atau periode Oktober-Maret mencapai 4,79 juta hektare.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Haryono di Jakarta, Selasa (20/9) mengatakan, sementara itu untuk luas ladang yang dapat ditanami padi mencapai 504 ribu ha dan jagung 529 ribu ha.

Luasan tersebut, lanjutnya, untuk wilayah-wilayah yang hujannya normal sedangkan di daerah yang hujannya di atas normal potensi padi sawah pada MH 2011/2012 mencapai 812 ribu ha dan pada wilayah yang hujannya di bawah normal sekitar 599 ribu ha. Sebanyak 210 ZOM (61%) awal MH 2011/2012 terjadi sama dengan rata-rata awal MH periode 1981-2010. "Sedangkan untuk wilayah yang diprediksi di atas normal disarankan menggunakan varietas tahan genangan," katanya.

Sementara itu untuk lahan sawah yang sudah mengalami rusak berat atau puso akibat kekeringan, Badan Litbang menyarankan untuk tidak ditanami padi kembali, bila akan menanam ulang perlu menerapkan komoditas palawija. Hal itu, lanjutnya, disebabkan ketersediaan air yang sangat terbatas. (ant)

Rabu, 22 Juni 2011

Berita Pertanian : Petani Minta Pemerintah Tekan Impor Produk Pangan

JAKARTA. Para petani dan nelayan meminta pemerintah untuk menekan laju impor produk pangan sehingga memberi peluang kepada petani dalam negeri untuk lebih leluasa memasarkan produk mereka dalam pasar domestik.

Permintaan tersebut disampaikan oleh petani holtikultura dari Lembang, Jawa Barat, Ishak, dalam video conference antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan petani nelayan peserta Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/6).

Menurut Ishak, petani dan nelayan membutuhkan jaminan keberlangsungan usaha di lapangan yang salah satunya harus dilakukan melalui pengendalian impor produk pertanian dan perikanan oleh pemerintah.

Hal senada disampaikan oleh Lukman, petani asal Jambi yang mengeluhkan peredaran gula rafinasi impor di pasaran yang merugikan petani tebu.

"Petani tebu selalu dirugikan dengan beredarnya gula rafinasi," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Presiden berjanji untuk mengawasi peredaran produk impor sehingga tidak merugikan sektor tertentu.
Ia juga berjanji agar pemerintah selalu mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional melalui impor dan upaya peningkatan produktivitas pangan.

Namun, Kepala Negara mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia sudah terintegrasi dengan perekonomian global dan karena itu terdapat kerja sama dengan banyak negara lain yang melibatkan kebijakan ekspor dan impor.

"Kita sebenarnya tidak boleh terlalu batasi kerja sama global tapi manakala ada sesuatu yang sangat merugikan komunitas tertentu, pemerintah tidak diam," ujar Presiden.

Pemerintah, menurut Presiden, juga berupaya melakukan intervensi agar tidak terjadi gejolak harga pangan melalui tata mekanisme niaga yang adil sehingga tidak merugikan petani dan konsumen. (ant)