Tampilkan postingan dengan label harga di pasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label harga di pasar. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Juni 2011

Berita Pertanian : Harga Lada dan Kopra di Kendari Naik

Kendari. Harga berbagai komoditi andalan khususnya kakao, lada dan kopra di pasaran di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) cenderung bergerak naik namun masih dalam batas yang wajar.

Pantauan di pusat penjualan hasil bumi di Kota Kendari, Rabu, harga kakao kini menjadi Rp18.500 per kilogram yang sebelumnya Rp18.300 per kilogram, kopra Rp9.200 per kilogram yang sebelumnya Rp9.000 per kilogram dan lada dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp40.500 per kilogram.

Sementara cengkeh kini mencapai Rp80.000 per kilogram yang sebelumnya hanya berkisar antara Rp65.000 per kilogram. Kenaikan harga cengkeh itu cukup signifikan menyusul permintaan pasar akhir-akhir ini cukup tinggi, sementara masa panen petani belum tiba.

"Permintaan pasar selama sepekan terakhir ini cukup tinggi, sementara persediaan ditingkat petani dan pengumpul sangat kurang menyebabkan harga langsung naik cukup tinggi," kata Ny Lenny, pedagang pengumpul hasil bumi di Kota Kendari.

Pedagang pengumpul hasil bumi mengatakan, meski stok dua komoditi andalan perkebunan itu masih tergolong kurang, menyebabkan transaksi permintaan pasar dari luar daerah maupun ekspor juga sedikit sepi.

"Sebenarnya permintaan pasar cukup besar akhir-akhir ini, sementara stok yang ada ditingkat petani relatif kurang sehingga menimbulkan gejolak harga," kata Ny Leni pedagang hasil bumi lainnya di kawasan Pasar Wuawua Kota Kendari.

Sementara jenis komoditi andalan lainnya seperti mete gelondongan kopi belum mengalami perubahan yang berarti dan stabil seperti pada pekan sebelumnya.

Para pedagang mengatakan, naiknya harga sejumlah komoditi andalan itu menyusul perminta pasar lokal maupun untuk kebutuhan ekspor mulai meningkat.

Dikatakan, pedagang kini mulai banyak yang langsung membeli ditingkat petani disejumlah daerah sentra di Sultra. sehingga harganya pun terkadang lebih rendah dibanding dengan membeli pada tingkat pengumpul yang sudah mencari keuntungan dari petani.

Begitu pula dengan pedagang dari kabupaten Konawe Selatan, Asman mengatakan, secara umum harga hasil perkebunan akhir-akhir ini belum menunjukkan kenaikan yang berarti karena pedagang dari luar belum ramai yang datang membeli.

Setiap kabupaten di Sultra, katanya, berbeda-beda harga penjualan hasil komoditinya. Di Kabupaten Buton dan Bombana misalnya harga kopra yang biasanya Rp6.000 per kilogram sementara di Kabupaten Konawe dan Kota Kendari ditawarkan Rp5.000 per kilogram.

Kasubdin Perdagangan dalam negeri Dinas Perindag Sultra, H Sahibo, mengatakan perbedaan harga yang terjadi dipasaran merupakan hal biasa dan sudah merupakan mekanisme pasar.

"Jika kualitas yang dihasilkan para petani itu baik, maka tentu nilai jualnya pun akan mahal. begitu pula sebaliknya bila hasil yang djual itu tidak memenuhi standar pasar maka haarganya pun akan dibeli sesuai dengan mutu" katanya Aldi.

Ia menambahkan, harga komoditi andalan yang di jual di Kota Kendari dengan beberapa kabupaten lain di Sultra tidak sama karena dipengaruhi faktor kualitas.

Rincian harga komoditas perkebunan sebagai berikut:
==============================================
Jenis komoditas Harga (Rp)/Kg per tanggal 15/6-2011
--------------------------------------------------------

1. KAKAO:
  • Kakao biji kering Rp. 18.500
  • Kakao biji setengah kering Rp. 15.500
2. KOPI:
  • Kopi biji kering robusta Rp. 18.200
  • Kopi biji kering campuran Rp. 14.000
  • Kopi bubuk robusta Rp. 40.500
  • Kopi bubuk campuran Rp. 30.000
3. KOPRA:
  • Kopra kualitas baik Rp. 9.200
  • Kopra kualitas sedang Rp. 6.700
4. KACANG METE:
  • Biji mete kupas super Rp. 70.000
  • Biji mete biasa Rp. 50.000
  • Kacang mete goreng Rp. 80.000
  • Mete gelondongan Rp. 9.300
5. CENGKEH : Cengkeh kering Rp. 80.000

6. LADA Rp. 40.500

Rabu, 02 Maret 2011

Berita Pertanian : Awal Maret 2011, Sejumlah Bahan Pokok Stabil Harga di Yogyakarta

Yogyakarta. Harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional di Kota Yogyakarta pada awal Maret tetap stabil dibandingkan akhir bulan Februari 2011.

"Harga beras, gula pasir, telur ayam dan sejumlah bahan kebutuhan pokok lain masih relatif stabil," kata salah seorang pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Sentul Yogyakarta Purwanto di Yogyakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, harga berbagai jenis beras masih bertahan pada harga Rp6.000 per kg untuk IR hingga Rp7.300 untuk beras kualitas baik seperti C4 super.

"Sedangkan harga telur ayam ras masih cukup stabil pada harga Rp13.300 per kg, dan gula pasir dijual Rp10.200 per kg," katanya.

Menurut dia, untuk minyak goreng sawit curah dijual Rp11.000 per kg, dan minyak goreng kemasan Rp16.000 per liter.

Ia mengtatakan, pasokan bahan kebutuhan pokok dari distributor masih cukup lancar dan diharapkan tidak ada kendala dalam pasokan bahan kebutuhan pokok tersebut.

Kondisi yang sama juga dinyatakan pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo Heni Purwanti yang menyebutkan harga bahan kebutuhan pokok masih relatif stabil.

Harga beras jenis IR kualitas biasa Rp5.500 per kg, sedangkan IR kualitas lebih baik dijual Rp6.300 per kg, sedangkan gula pasir lokal dijual Rp10.000 per kg, dan minyak goreng curah sawit Rp11.000 per kg.

Harga telur ayam ras juga relatif stabil yaitu pada kisaran Rp13.300 per kg, sedangkan telur ayam kampung dijual dengan harga Rp1.200 per butir.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Suharno sebelumnya memperkirakan kenaikan produksi padi pada 2011 di provinsi ini meningkat dibanding tahun lalu, meski peningkatannya tidak terlalu signifikan.

Produksi padi 2011 diperkirakan mencapai 826.752 ton atau meningkat dibanding 2010 yang mencapai 823.887 ton.

Faktor cuaca, lanjut dia, menjadi salah satu faktor masih belum maksimalnya peningkatan produksi padi pada 2011. (ant)


Berita Pertanian : Awal Maret 2011, Sejumlah Bahan Pokok Turun Harga di Medan

Medan. Masyarakat bisa sedikit bernapas lega. Kini, harga sejumlah bahan pokok berangsur turun. Bahkan, harga cabai merah keriting yang Januari lalu sempat bertengger di kisaran harga Rp 60.000 per kg, mengalami penurunan yang drastis dan kini harganya di pasar Rp 18.000 per kg. Pantauan di beberapa pasar tradisional, Senin (28/2), harga cabai merah keriting yang sepekan lalu masih berada pada kisaran Rp 28.000 - Rp 30.000 per kg, turun menjadi Rp 18.000 per kg, cabai rawit Rp 30.000 dari sebelumnya Rp 40.000 per kg, cabai hijau Rp 15.000 dari sebelumnya Rp 20.000 per kg. Sejumlah komoditas sayuran lainnya juga turun rata-rata Rp 500 - Rp 1.000 per kg seperti kentang, wortel, kol, buncis, dan brokoli. Harga kentang saat ini Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 7.000 per kg, wortel Rp 3.000 per kg dari sebelumnya Rp 4.000 per kg, buncis Rp 4.000 dari sebelumnya Rp 4.500 per kg.

Sejumlah pedagang di pasar tradisional mengungkapkan, penurunan harga ini disebabkan pasokan sayuran yang mulai banyak ke pasar Medan. “Barang yang masuk sudah lumayan banyak, jadi harganya turun,” kata Erik, pedagang sayuran di Pusat Pasar Medan. Ia menambahkan, kini ia bisa memasok sayuran ke kiosnya dengan jumlah yang sama seperti sebelum harganya naik. Hal tersebut, kata Erik, bisa membuatnya bernapas lega karena pembeli sudah mulai banyak.

Sementara harga gula pun mengalami penurunan. Harga gula yang sempat melonjak hingga kisaran Rp 12.500 per kg, kini turun menjadi Rp 11.000 per kg. “Pasokan sudah banyak kini. Makanya turunnya pun sampai Rp 1.500 per kg. Padahal pekan lalu harganya sudah mencapai Rp 12.500 per kg. Saya pikir malah harganya akan melambung lagi,” ujar Ahong, pedagang kelontong di Pasar Petisah Medan.

Selain gula, harga beras juga kini berangsur turun. Meski penurunannya sangat tipis, tapi Ahong optimis ini sebuah pertanda baik. “Saya berharap harga beras memang akan turun. Meski penurunan harga masih terbatas pada beras medium, namun saya berharap akan ada lagi penurunannya minggu ini,” kata Ahong. Dikatakannya, penurunan itu untuk beras jenis IR 64 yang kini harganya Rp 9.000 per kg dari sebelumnya Rp 10.000 per kg.

Minyak Goreng
Harga minyak goreng masih tetap melambung. Menurut Ahong, harga minyak goreng diperkirakan masih akan bertahan mahal karena hingga kini pasokannya masih tetap sedikit. Kini, harga minyak goreng jenis curah putih di pasar Kota Medan mencapai Rp 20.000 per kg, mengalami kenaikan hingga 20% dibandingkan bulan sebelumnya Rp 16.000 per kg. Sedangkan minyak goreng curah kuning mencapai Rp 12.000 per kg, mengalami kenaikan 8,3-12,5% dibandingkan bulan sebelumnya Rp 10.500 - Rp 11.000 per kg. Sedangkan minyak goreng kemasan mengalami kenaikan sekira 11-12% seperti merek sania menjadi Rp 12.500 dari sebelumnya Rp 11.500 per liter, tropical dari Rp 11.500 menjadi Rp 13.750 per liter, dan bimoli dari Rp 13.000 menjadi Rp 14.500 per liter.(MB)