Tampilkan postingan dengan label getah karet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label getah karet. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 April 2011

Berita Pertanian : Ribuan Warga Bentrok dengan Mafia Getah

LANGKAT. Seribuan warga Dusun Tahun 10 Titi Kurus, Desa Sei Bamban, Kecamatan Batang Sarangan dan Dusun Tahun 20, Desa Kebun Balok, Kecamatan Batang Sarangan, bentrok dengan anggota mafia getah, Selasa (5/4) malam sekira pukul 21.30 WIB.

Peristiwa ini berawal dari tidak bersedianya Sumino (40) warga Dusun Jati Mulya, Desa Sei Bamban menjual getah miliknya kepada pimpinan mafia getah Batang Sarangan, berinisial KG (35) warga Dusun Namunggas, Desa Kwala Sawit, Kecamatan Batang Sarangan.

Ketidakpatuhan Sumino tadi, membuat KG berang dan merasa dilecehkan. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, KG pun memerintahkan empat orang anak buahnya untuk menemui Sumino, agar menjual getahnya kepada KG.
Lagi-lagi, permintaan anak buah KG, ditolak mentah-mentah oleh Sumino dengan alasan, kalau dia sudah memiliki agen getah sendiri. Namun, alasan Sumino membuatnya harus beradu fisik dengan 4 anak buah KG. Adu jotos pun terjadi.

Karena kalah dengan jumlah dan tertekan, Sumino mengambil sebilah parang di rumahnya dan secara membabi buta menyerang keempat anak buah KG. Ternyata, serangan membabi buta Sumino, mengenai tangan salah seorang utusan KG. Karena ada yang terluka, ketiga utusan lainnya meninggalkan Sumino dan membawa temannya untuk berobat.

Tak sampai di situ, selang beberapa jam kemudian, puluhan anggota KG kembali mendatangi rumah Sumino untuk membalas dendam. Beruntung, Sumino sudah meninggalkan rumah, bersama anak dan istrinya bersembunyi. Meski Sumino selamat, namun rumah dan seisinya, menjadi amukan anggota KG hingga hacur berantakan.


Sejak peristiwa itu, kondisi Batang Sarangan mulai tidak kondusif. Puncaknya, Selasa (5/4) malam, ribuan warga sepakat untuk melakukan perlawanan kepada KG. Dengan membawa kelewang dan mengenakan ikat kepala, ribuan warga melakukan penyisiran terhadap sejumlah tempat yang dicurigai menjadi persembunyian KG.


Setelah melakukan penyisiran di sejumlah kawasan, warga tak kunjung berhasil menemukan pimpinan mafia getah Batang Sarangan itu. Lalu warga berkumpul di Kelurahan Pekan Batang Sarangan menunggu kepulangan KG. Secara kebetulan, satu unit mobil could diesel BK 8508 RD milik KG berisi getah, melintas di Pekan Batang Sarangan dan tak ayal mobil tersebut menjadi sasaran kemarahan warga dengan membakarnya di tengah-tengah lapangan bola kaki Batang Sarangan.

Tak sampai di situ, dua unit sepeda motor milik anggota KG juga turut menjadi amukan warga yang sudah kesal dengan ulah KG yang gemar menganiaya warga. Peristiwa ini juga membuat lutut Camat Batang Sarangan Zainul Arifin gemetar dan kabur dari rumah dinasnya.

Keterangan Partono (62) tokoh masyarakat setempat menyebutkan, aksi brutal yang dilakukan warga ini, merupakan bentuk kekesalan terhadap KG yang kerab melakukan penganiayaan kepada warga yang tidak bersedia menjual getah kepadanya. Sekaligus kekesalan terhadap aparat kepolisian yang tidak respon dan terkesan melakukan pembiaran atas prilaku KG kepada warga. “Kami sudah kelewat kesal, makanya bisa mengumpulkan semua warga untuk melakukan perlawanan. Habis, kalau dilapor ke polisi tidak mempan, bolak balik dilaporkan, tidak kunjung ada tindakan, malah pelapor yang dihajar mafia, jadi mau lapor kemana lagi,” kesal Partono. Camat Batang Sarangan Zainul Arifinmengaku, bersembunyi untu menghindar amukan warga.

Rabu, 23 Maret 2011

Berita Pertanian : Harga Karet Turun Drastis



PALEMBANG
. Memasuki periode kedua Maret 2011, harga lelang karet mengalami penurunan signifikan. Versi KUD Serasan Jaya, pada periode pertama (tanggal 1-15) Maret, harga karet setengah bulan tipis dengan kadar karet kering 60 persen menyentuh level Rp23.300 per kg. Sementara untuk umur pengolahan 1 bulan giling (70 persen) Rp26.729 per kg dan tipis Rp25.135 per kg. Selisih harga tersebut tidak jauh berbeda dengan 5 KUD lain yang tersebar di beberapa kabupaten di Sumsel.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Sumsel, Ir Hj Minarsih mengatakan, pada periode kedua, harga tersebut melorot tajam. Pada 15-31 Maret, harga karet setengah bulan tipis melorot menjadi Rp14.160 per kg. Pemicunya, karena pembeli (importir, red) dari negara luar memiliki banyak stok. ”Mereka mengeluarkan stok untuk memenuhi kebutuhan di beberapa negara dan cukup, sehingga permintaan ekspor turun,” ungkapnya, kepada koran ini, kemarin.

Kata Minarsih, sesuai hukum permintaan, jika demand ekspor karet berkurang sedangkan suplai dan stok karet di pasar domestik banyak, maka harga karet akan turun. ”Walaupun saat ini harga minyak dunia sedang naik, namun harga karet tetap turun karena persediaan stok para importir cukup,” tandasnya. Sebelumnya, terang dia, para importir banyak membeli karet domestik sehingga harga karet pun naik signifikan sejak November 2010.

Pada periode pertama Oktober 2010, harga lelang bahan olah karet (bokar) di petani mencapai Rp20.156 per kg untuk 1 bulan giling dan Rp16.305 per kg untuk setengah bulan tipis. Harga tersebut terus mengalami kenaikan, bahkan sangat fantastis dan tidak wajar. ”Mulai dari November 2010 hingga 1 Februari kemarin sempat menyentuh level tertinggi Rp29.775 per kg untuk 1 bulan giling dan setengah bulan tipis Rp26 ribu. Bahkan periode kedua Februari setengah bulan tipis tembus Rp27.025,” paparmya.

Minarsih mengungkapkan, ada tiga negara produsen karet terbesar yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Pada Oktober 2010, Thailand dilanda banjir dan musim penghujan, sehingga produksi karetnya menurun. ”Permintaan karet Thailand banyak beralih ke Indonesia. Makanya permintaan tinggi, stok menipis dan membuat harga karet melambung tinggi. Sebenarnya harga itu tidak wajar, makanya pasti kembali normal,” ungkapnya.

Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Palembang, Awi Aman mengungkapkan, seminggu terakhir harga karet memang mengalami penurunan. Pada 14 Maret lalu, harga FOB Palembang (100 persen karet kering) US$4,38 per kg, lalu turun menjadi US$3,78 pada 15 Maret. Harga kembali naik pada 16 Maret menjadi US$3,98 dan US$4,83 per kg pada 18 Maret.

”Harga turun atau naik dipengaruhi suplai dan demand. Tapi kami yakin ke depan harga karet bisa tembus US$5 atau tertinggi sepanjang sejarah,” tukasnya. Saat ini karet domestik diekspor ke beberapa negara, yakni India, Cina, Jepang, Eropa, dan Timur Tengah.