Tampilkan postingan dengan label donat ubi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label donat ubi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Maret 2011

Peluang Usaha Pertanian : Bisnis donat menggelinding naik turun


Tawaran kemitraan dan waralaba donat tak sebundar bentuknya. Bisnis panganan ini mengalami pasang surut akibat semakin banyaknya pesaing, baik skala besar maupun kecil. Dari tiga waralaba yang KONTAN ulas, dua waralaba mengaku kesulitan mencari mitra baru. Bahkan, salah satunya belum mendapat mitra sejak April 2010.

Namun, satu tawaran usaha tumbuh cukup baik. Bahkan, ada pengelola usaha donat yang mengaku tengah melayani permintaan dari calon mitra untuk bergabung. Berikut kondisi terkini beberapa tawaran kemitraan maupun waralaba donat.


• P-Do Donat Kentang

Satu usaha donat yang perkembangannya lumayan menggembirakan adalah P-DO Donat Kentang. Menurut pemilik P-DO Donat Kentang, Rico Ngantung, saat ini ada 30 mitra yang sudah bergabung dengan P-DO Donat.

Dari jumlah mitra yang bergabung tersebar di Pulau Jawa hingga Pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Saat KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada tahun 2009, P-DO Donat baru memiliki 10 mitra yang bergabung. Dengan jumlah mitra saat ini yang berjumlah 30, berarti ada penambahan 20 mitra baru.

Walaupun ada penambahan 20 mitra, Rico menganggap perkembangan bisnis donatnya di tahun 2011 cukup lambat. Banyaknya pemain donat yang juga menawarkan kemitraan dan waralaba membuat usahanya memiliki banyak pesaing.

Dengan kondisi seperti ini, Rico mengaku bahwa penambahan mitra bukan lagi menjadi tujuannya. "Saya fokus membesarkan mitra, tidak hanya bisa sampai balik modal tapi keberlangsungan usaha mereka juga," ujarnya.

"Rico mengklaim, strategi kemitraan saya berbeda dari yang lain yaitu bertahan. "Omzet naik turun tapi yang penting bertahan," ujar Riko, seraya menambahkan dia kini fokus membenahi manajemen support.

Rico percaya, peluang usaha donat masih akan bagus ke depan. Namun, untuk memenangkan pasar diperlukan inovasi pada rasa donat harus dilakukan. Oleh karena itu, Rico berusaha menambah lima varian rasa donat kentang buatannya, seperti rasa stroberi, jeruk, coklat, melon dan rasa donat asli.

Dengan keunikan itu, Rico yakin donat buatannya memiliki ciri khas tersendiri. Apalagi, rasa berbeda itu juga didukung oleh harga yang terjangkau Rp 2.000 per buah.

Optimisme ini diperkuat dengan langkah Rico menjalin kerjasama dengan SMESCO. Dia berharap kerjasama ini akan memberi kemudahan bagi perkembangan usaha donat miliknya. "Mereka dengan modal terbatas bisa mencicil investasi yang diperlukan," kata Rico.

Meski penambahan jumlah mitranya lumayan banyak, namun sejauh ini Rico tidak menaikkan harga paket investasi usaha yang dia tawarkan. Biaya investasi untuk menjadi mitra P-DO Donat masih sebesar Rp 11 juta. Dia juga tidak menaikkan harga bahan baku donat meskipun biaya produksinya meningkat.

Ya, selain biaya investasi awal, Rico juga mengharuskan mitranya membeli bahan baku donat darinya. Namun dia tidak menarik biaya lain, seperti royalti fee.

Dia mengakui, ada dua mitranya yang tak mampu bertahan. "Ini karena mereka tidak serius mengembangkan. Setelah balik modal, mereka keluar," klaim Riko.

Dengan investasi Rp 11 juta, dia memperkirakan mitra akan memperoleh kembali modalnya dalam jangka waktu 4 sampai 6 bulan. Omzet rata-rata yang didapatkan per bulan Rp 8 juta-Rp 10 juta. Bahkan, ada 10 gerai yang mampu meraih omzet hingga Rp 20 juta setiap bulan. "Bisnis memang selalu mengalami naik turun," katanya.


• Q'biq Donut & Coffee

Ketika KONTAN mengulas Q'biq April 2010 lalu, produsen donat dengan bentuk persegi ini mempunyai enam gerai. Sampai kini, gerai Q'big masih enam gerai saja. Keenam gerai yang dimiliki Q'big dan mitranya itu tersebar di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Sorong, Papua.

Memulai usaha pada Mei 2010, Q'biq menawarkan empat paket investasi. Pertama, express dengan nilai investasi Rp 60 juta. Kedua, dine in dengan investasi Rp 95 juta. Ketiga, semi kitchen dengan nilai investasi Rp 200 juta dan terakhir, Open Kitchen senilai Rp 350 juta.

Selain nilai investasi itu, Q'big juga menarik franchise fee untuk 5 tahun sebesar Rp 15 juta untuk paket pertama, Rp 30 juta paket kedua, Rp 50 juta paket ketiga, dan Rp 100 juta paket keempat. Ada juga royalty fee sebesar 3% dari total omzet per bulan.

Operational Manager Q'biq Donut & Coffee Astrid Widjaja tampak pesimistis dengan kemajuan usahanya. “Mau menawarkan bagaimana lagi. Kebanyakan orang sekarang sudah jenuh dengan donat,” katanya. Penurunan penjualan tampak terasa pada Natal dan Tahun Baru.

Jika sebelumnya banyak pelanggan yang memesan donat Q'biq untuk perayaan hari besar tersebut, pada tahun 2010 lalu, beberapa pelanggan memilih memesan roti dibandingkan dengan donat. Astrid menilai cuma satu usaha donat, yakni J-Co, yang menguasai pasar donat saat ini. “Penjual donat lain cuma membuntuti saja,” ujarnya masygul.


• Bejo Donat

Berbeda dengan pesaingnya, usaha Bejo Donat tumbuh pesat. Saat KONTAN menulis tawaran usaha ini pada Februari 2010, jumlah mitra yang bergabung hanya 20.

Saat ini Bejo Donat sudah memiliki 70 mitra yang tersebar di Pulau Jawa, Padang, Batam, Banjarmasin, dan Makasar. “Kami sedang memproses permintaan 20 calon mitra baru,” kata pemilik Bejo Donat, Adednego Setiawan.

Antusiasme calon mitra yang tinggi membuat Adednego menambah tipe kemitraan yang ditawarkan dari satu menjadi tiga tipe. Ketiga tipe itu adalah tipe roda, booth, dan becak.

Untuk tipe roda nilai investasi yang dibebankan sebesar Rp 5 juta. "Masih sama," katanya. Dengan asumsi 100 donat terjual per hari, maka tipe ini memberikan balik modal selama 2 bulan dengan keuntungan perbulan Rp 2.625.000.

Investasi tipe booth Rp 10 juta. “Sedang ada promosi di tipe booth sampai akhir tahun ini. Kami patok investasi Rp 8 juta,” tutur Adednego. Dengan nilai investasi itu, balik modal diperkirakan 2,5 bulan. Balik modal akan lebih cepat jika penjualan lebih besar dari 100 donat per hari seperti diasumsikan, sebab laba perbulan diperkirakan Rp 3,5 juta.

Adapun tipe becak dengan investasi Rp 7,5 juta bisa memberikan keuntungan Rp 3,3 juta dan balik modal selama 2,5 bulan. Hitungan ini didasarkan asumsi penjualan 120 donat per hari.

Jumlah mitra Bejo Donat naik, sebab Adednego banyak melakukan promosi. Bagi mitra yang bisa menggaet mitra baru akan mendapat hadiah dana tunai sebesar 5% dari nilai investasi.

Ia juga memberikan bonus berupa tiket dan akomodasi ke Bali dan Singapura bagi mitra. "Promosi jalan-jalan akan saya mulai pada bulan April mendatang," katanya.

Bejo Donat juga melakukan inovasi rasa. Donat saat ini Bejo tak hanya menjual donat berisi selai dan selai keju namun ada tambahan topping berbagai rasa. Topping yang ditawarkan, antara lain cokelat, tiramisu dan apel. “Harganya Rp 4.000 hingga Rp 5.000 untuk tambahan topping,” ujar Adednego. Adapun donat tanpa topping, harganya masih sama seperti harga 2 tahun lalu, yakni Rp 2.000-Rp 3.500 per donat.

Selasa, 08 Maret 2011

Manisnya Bisnis Donat Ubi


Selain kentang, kini ubi juga bisa menjadi campuran bahan baku pembuatan donat. Potensi bisnisnya masih besar karena ubi yang mempunyai rasa manis alami cocok untuk penderita diabetes. Pemain usaha ini juga masih sedikit.

Ubi (Ipomoea batatas) sering diolah menjadi makanan kecil atau camilan. Tak hanya disajikan dalam bentuk gorengan, kini ubi juga bisa menjadi bahan baku donat layaknya kentang.

Sebagai bahan baku donat, ubi mempunyai tekstur lebih lembut. Tak heran, donat yang terbuat dari ubi kini banyak peminatnya. "Kini ubi bisa menjadi alternatif bahan baku donat," ucap Halim Wibowo, pemilik Oishii Donut, pembuat kue yang tengahnya bolong itu dengan memakai ubi.

Produsen donat asal Surabaya, Jawa Timur, ini bahkan mengklaim sebagai pembuat donat pertama berbahan ubi. "Kami menemukan ubi sebagai alternatif bahan baku donat," ujar Halim. Selain di Surabaya, pembuatan donat ubi juga berkembang di Cimahi, Jawa Barat. Satu pemainnya, Donat Ubi Doni.

Bukan cuma menjadi camilan yang hangat di mulut dan mengenyangkan perut, ubi juga memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan. Selain kaya akan serat, Halim mengatakan, donat ubi memiliki kandungan beta karoten, vitamin A, dan antioksidan yang menangkal radikal bebas.

Tak ketinggalan, Halim pun berpromosi donat buatannya kaya akan kandungan serat larut yang berguna untuk mengikat kolesterol dalam darah. Selain itu, ada juga kandungan oligosakarida yang berfungsi sebagai prebiotik dan kandungan vitamin A, B6, E, serta K.

Berbeda dengan donat kentang, pembuatan donat ubi memiliki beberapa keunikan, seperti tekstur dan warna. Tekstur donat berbahan dasar ubi lebih lembut dari donat kentang. "Warna yang dihasilkan juga lebih beragam tergantung pada jenis ubi yang dipakai," tutur Dian Firdaus, pemilik Donut Ubi Doni.

Aroma donat ubi pun lebih khas. Bahan baku ubi juga memberikan rasa manis alami. "Rasanya tak terlalu manis sehingga penikmatnya tak cepat enek," tutur Halim.

Seperti donat kentang, dalam proses produksi donat ubi, para produsen juga masih menggunakan tepung terigu. "Untuk membuat 1 kilogram bahan donat, biasanya digunakan 200 gram ubi dan 800 gram tepung terigu," ujar Dian. Ubi yang dipakai bisa ubi yang dagingnya berwarna ungu dan kuning.

Dalam satu kali proses produksi donat donat ubi, Donat Ubi Doni bisa membuat hingga 200 donat. Mereka membanderol harga donatnya antara Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per buah.

Harga ini tergantung pada ukuran dan jenis topping-nya. Contohnya, harga donat dengan topping gula halus hanya dipatok Rp 2.500. Adapun harga donat berbalut cokelat Rp 3.500 dan donat bertabur keju Rp 4.000.

Dian juga menjual donat berisi selai dengan harga Rp 5.000 per buah. Selain di Cimahi, Dian juga sudah memasarkan donat ubi di Bandung dan Jakarta. "Banyak juga teman saya di luar kota yang memesannya," tutur Dian.

Meski skala usahanya masih mungil, dalam sebulan Dian bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 15 juta. Adapun Halim, yang hanya menjual donatnya di Surabaya, bisa meraup omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta.

Halim juga menjamin donatnya bisa bertahan hingga 36 jam. Melihat potensi pasar donat ubi yang besar, ia pun berniat membuat cabang baru. (kompas)