Tanjungmorawa.Merah, segar, manis. Itulah kesan pertama yang langsung muncul saat menikmati buah semangka organik yang baru saja dipanen sejumlah petani di Desa Lengau Seprang, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Jumat (29/7) kemarin.
Para petani pun terlihat begitu asik memetik buah-buah semangka yang bergelimpangan dan telah waktunya untuk dipanen. Bahkan, wartawan MedanBisnis yang datang ke lokasi itu juga turut serta ikut melakukan pemanenan.
Junaidi (36), selaku pemilik tanaman semangka organik itu menyatakan, setiap tahun ia memang selalu bertanam semangka. Dan untuk bertanam semangka organik ini telah ia lakukan dalam beberapa tahun belakangan di atas lahannya seluas 18 rante.
"Saat ini saya lebih memilih untuk bertanam semangka organik ketimbang semangka biasa, karena hasilnya lebih menguntungkan. Apalagi untuk sekali penanaman semangka ini, panennya bisa tiga hingga empat kali. Beda dengan semangka biasa, paling kita bisa melakukan pemanenan satu atau dua kali saja untuk sekali penanaman," katanya.
Karena yang ia tanam adalah semangka organik, maka ia sama sekali tidak menggunakan pestisida maupun pupuk kimia untuk tanamannya. "Pupuk yang kita gunakan semuanya pupuk organic, yakni pupuk kandang serta pupuk organik lainnya mulai dari pengolahan lahan hingga perawatan tanaman. Hasilnya, tanah semakin subur dan buah semangka yang dihasilkan juga besar-besar," sebutnya sembari menyatakan untuk musim panennya kali ini ia bisa menghasilkan sekitar 12 ton semangka.
Semangka-semangka ini, sebut Junaidi, akan ia tolak kepada pedagang penampung yang telah menjadi langganannya untuk dipasarkan ke sejumlah pasar di berbagai daerah. "Saya memang sengaja melakukan pemanenan semangka ini saat mendekati bulan Ramadhan. Karena saat Ramadhan permintaan akan buah semangka sangat bagus," katanya.
Dia mengatakan, perlu strategi dan membaca pangsa pasar dalam melakukan sebuah usaha pertanian, supaya kerugian bisa dihindari. "Saat ini harga jual semangka lagi bagus. Agen menghargai semangka kita seharga Rp2.000 per kg, naik dari harga sekitar dua minggu lalu yang masih berkisar Rp1.800 per kg. Namun di tingkat pedagang pengecer, harganya sudah naik menjadi sekitar Rp3.000 - Rp3.500 per kg," ucapnya.
Untuk menanam semangka ini, sebutnya, tidak begitu sulit, hanya saja perawatannya sedikit perlu keuletan. Karena tanaman semangka ini termasuk sensitif terhadap air. Jika tidak diselamatkan dari genangan air, maka akan mengalami kebusukan dan pastinya gagal hidup.
Dalam satu hektare lahan yang akan ditanam semangka, lanjutnya lagi, dibutuhkan 12 bungkus bibit. "Di sini kami tidak menggunakan pupuk kimia, tetapi pupuk yang berasal dari kotoran ternak. Sehingga kami memang mengutamakan pupuk organik. Karena selain sehat, juga lebih murah," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar