BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Senin, 18 Juli 2011
Kawasan Hutan Dapat Memperkuat Ketahanan Pangan Kalbar
Pontianak. Luasnya kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat bisa memperkuat ketahanan pangan di provinsi itu kata, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Prof Dr Abdurrani Muin, MS.
"Untuk pencapaian ketahanan pangan dari hutan diperlukan perumusan kebijakan, evaluasi dan pengendaliannya melalui pemanfaatan potensi sumber daya hutan bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di dalam dan sekitar kawasan hutan," kata Abdurrani Muin, di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan, tujuan dan sasaran pencapaian ketahanan pangan dari sektor kehutanan yakni memberikan informasi dan faktualisasi tentang kebijakan strategi serta implementasi kegiatan pembangunan kehutanan melalui penyuluhan berbasis pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Langkah itu dilakukan guna mendukung terciptanya pengelolaan sumber daya hutan yang lestari dan ketahanan pangan nasional, melalui identifikasi potensi dan permasalahan strategi sektor kehutanan terkait ketahanan pangan nasional, pengembangan strategi kontribusi sektor kehutanan terhadap ketahanan pangan nasional yang komprehensif dan menyamakan persepsi para pihak yang peduli dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Menurut Abdurrani Muin, dengan kondisi saat ini, yaitu tingkat konsumsi masih di bawah kecukupan energi minimal (2.200 kilo kalori/hari dan protein sebesar 57 gram/hari per kapita. Di mana kondisi tersebut belum memenuhi kaidah gizi, baik dari segi kualitas maupun keragamannya serta akses masyarakat dalam memperoleh sumber pangan masih terbatas akibat kemiskinan maka harus ada upaya pengembangan strategi kontribusi sektor kehutanan terhadap ketahanan pangan.
Ia menggambarkan, realita dan persepsi tentang pangan dari hutan bahwa masyarakat sudah melakukannya secara tradisional sejak lama dan turun temurun.
Pola pemanfaatan beragam, mulai dari memanen langsung jenis-jenis komoditas hutan hingga mengusahakan lahan hutan untuk memproduksi pangan.
Ia mengingatkan sejak dahulu fungsi hutan begitu penting sebagai penyangga sistem kehidupan di mana peran hutan sebagai pengatur tata air, pengatur iklim mikro dan penyerap karbon serta sumber plasma nutfah baik flora maupun fauna.(ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA
BalasHapusPetani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia, NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) , dengan produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an.
Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) sejak tahun 2005 adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik. Tetapi sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.
Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Kami tawarkan solusi yang lebih praktis dan sangat mungkin dapat diterima oleh masyarakat petani kita, yaitu:
BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB LENGKAP AVRON / SO” + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS ( EM16+ ).
Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?
CATATAN: Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu menjadi agen sosial penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.
Semoga Indonesia sehat canangan Kementerian Kesehatan dapat segera tercapai.
Terimakasih,
Omyosa -- Jakarta Selatan
02137878827; 081310104072