Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, jumlah produksi padi pada tahun 2011 diperkirakan meningkat 2,4% dibandingkan pada 2010 dan kenaikan juga terjadi pada indeks nilai tukar petani (NTP) secara nasional.
"Produksi padi 2011 dibanding 2010 ada kenaikan 2,40 persen," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Jakarta, Jumat (1/7).
Dengan demikian, produksi pada tahun 2011 diperkirakan, sebesar 68,06 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat sebanyak 1,59 juta ton dibanding tahun 2010.
Ia memaparkan, kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 313,15 ribu hektare (2,36 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,2 kuintal per hektare (0,04 persen).
Rusman menjabarkan, angka prediksi itu diambil berdasarkan angka ramalan yang terdiri atas realisasi produksi pada Januari-April 2011 dan angka perkiraan Mei-Desember 2011 berdasarkan keadaan luas tanaman pada akhir bulan April. Sementara untuk jagung dan kedelai, keduanya diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2010.
Produksi jagung tahun 2011 diperkirakan sebesar 17,39 juta ton pipilan kering atau turun sebesar 5,10 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan produksi keledai tahun 2011 diperkirakan sebesar 819,45 ribu ton biji kering atau turun sebanyak 9,66 persen dibanding 2010.
Di tempat yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro mengakui, perkiraan kenaikan 2,4 persen yang dinyatakan oleh BPS tidak selaras dengan target kenaikan 5,2 persen yang ditetapkan pihaknya. "Banyak peluang yang bisa kita harapkan (untuk meningkatkan produksi padi)," katanya.
Menurut Udhoro, peluang itu antara lain adalah berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menyatakan bahwa iklim pada periode Juli-September 2011 diharapkan akan kembali normal.
Selain itu, lanjutnya, peluang meningkatkan jumlah produksi padi juga dapat dicapai dengan adanya dukungan program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi oleh pihak Kementerian BUMN. "Kalau program ini berhasil, maka akan berkontribusi kepada penambahan 3,7 juta ton gabah kering," kata Dirjen Tanaman Pangan Kemtan.
Sementara itu, BPS juga menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juni 2011 adalah sebesar 104,79 atau naik 0,28% dibanding NTP sebelumnya. Kenaikan NTP karena naiknya NTP subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan masing-masing sebesar 0,74%, 0,18%, dan 0,17%. (ant)
Dengan demikian, produksi pada tahun 2011 diperkirakan, sebesar 68,06 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat sebanyak 1,59 juta ton dibanding tahun 2010.
Ia memaparkan, kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 313,15 ribu hektare (2,36 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,2 kuintal per hektare (0,04 persen).
Rusman menjabarkan, angka prediksi itu diambil berdasarkan angka ramalan yang terdiri atas realisasi produksi pada Januari-April 2011 dan angka perkiraan Mei-Desember 2011 berdasarkan keadaan luas tanaman pada akhir bulan April. Sementara untuk jagung dan kedelai, keduanya diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2010.
Produksi jagung tahun 2011 diperkirakan sebesar 17,39 juta ton pipilan kering atau turun sebesar 5,10 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan produksi keledai tahun 2011 diperkirakan sebesar 819,45 ribu ton biji kering atau turun sebanyak 9,66 persen dibanding 2010.
Di tempat yang sama, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro mengakui, perkiraan kenaikan 2,4 persen yang dinyatakan oleh BPS tidak selaras dengan target kenaikan 5,2 persen yang ditetapkan pihaknya. "Banyak peluang yang bisa kita harapkan (untuk meningkatkan produksi padi)," katanya.
Menurut Udhoro, peluang itu antara lain adalah berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menyatakan bahwa iklim pada periode Juli-September 2011 diharapkan akan kembali normal.
Selain itu, lanjutnya, peluang meningkatkan jumlah produksi padi juga dapat dicapai dengan adanya dukungan program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi oleh pihak Kementerian BUMN. "Kalau program ini berhasil, maka akan berkontribusi kepada penambahan 3,7 juta ton gabah kering," kata Dirjen Tanaman Pangan Kemtan.
Sementara itu, BPS juga menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juni 2011 adalah sebesar 104,79 atau naik 0,28% dibanding NTP sebelumnya. Kenaikan NTP karena naiknya NTP subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan masing-masing sebesar 0,74%, 0,18%, dan 0,17%. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar