Jakarta. Strategi kebijakan dalam rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, sudah tepat. Namun Indonesia harus memacu inovasi teknologi pangan untuk bisa bersaing di era kebangkitan Asia.
"Tadi dikatakan kita harus genjot pengembangan inovasi dan itu soal teknologi pangan," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa.Pernyataannya di atas merupakan masukan dari pada narasumber International Conference on Futurology kepada Presiden SBY. Pertemuan berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/7).
Lebih lanjut Hatta menyatakan, di dalam pertemuan para futurulog menyebut Asia pada 2050 akan menjadi kekuatan ekonomi. Di saat itu mayoritas PDB dunia akan berputar di negara-negara Asia.
"Nah kita ada di situ kan? Jadi soal program cluster dan koridor dalam MP3EI sudah tepat," sambung Hatta.
Inovasi teknologi yang sebaiknya Indonesia pacu terutama masalah produksi pangan. Sebab masalah pemenuhan kebutuhan pangan masih merupakan ancaman yang makin serius bagi dunia di masa mendatang.
Sementara Indonesia mempunyai potensi sumber daya pangan yang melimpah. Hanya dengan inovasi teknologi sumber daya itu bisa menjawab tantangan masa depan.
"Salah satu pakar tadi berbicara tentang pemanfaatan teknologi dalam hal pangan. Tantangan keamanan pangan dihadapi dunia, lalu bagaimana peran teknologi mengatasi masalah ini," sambung Jubir Kepresidenan T Faizasyah pada kesempatan sama.
Para futurolog yang Presiden SBY terima siang kemarin adalah Prof Donald K Emmerson, Prof Thomas Fingar, DR George Friedman, James Canton, Robert D Kaplan, Roger Beachy dan Zubaid Ahmad. Mereka akan menjadi narasumber dalam konferensi internasional yang digelar hari ini di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar