Jakarta. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Riau mengakui mengalami kesulitan dalam pengembangan industri hilir karet karena petani karet lebih memilih mengekspor karet mentah.
"Petani karet kita lebih senang mengekspor karet mentah ke India, Singapura, China dan lainnya daripada digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Ini yang sedang kami sosialisasikan dan bujuk terus," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah Riau Feizal Qamal Karim di acara Riau Investment Forum 2011 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (26/7).
Hal ini terkait adanya investor Timur Tengah yang tertarik untuk berinvestasi di sektor pengolahan karet. Namun, hal ini mengalami kendala karena terbatasnya suplai karet mentah. "Mereka memiliki kapasitas produksi 700-2.000 ban per hari, tapi pasokannya tidak ada, ya itu tadi karena kebanyakan karet itu sudah diekspor," lanjut Feisal.
Di Riau sendiri menurutnya terdapat sekira 500 ribu hektar lahan karet. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, dari Januari-Maret lalu, volume ekspor karet dan barang dari karet secara nasional mengalami kenaikan 17,2% dibanding periode sama tahun lalu.
Ekspor karet dan barang dari karet selama Januari-Maret 2011 mencapai 775.339 ton. Jumlah tersebut naik 17,2% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 661.559 ton. (ant)
Hal ini terkait adanya investor Timur Tengah yang tertarik untuk berinvestasi di sektor pengolahan karet. Namun, hal ini mengalami kendala karena terbatasnya suplai karet mentah. "Mereka memiliki kapasitas produksi 700-2.000 ban per hari, tapi pasokannya tidak ada, ya itu tadi karena kebanyakan karet itu sudah diekspor," lanjut Feisal.
Di Riau sendiri menurutnya terdapat sekira 500 ribu hektar lahan karet. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, dari Januari-Maret lalu, volume ekspor karet dan barang dari karet secara nasional mengalami kenaikan 17,2% dibanding periode sama tahun lalu.
Ekspor karet dan barang dari karet selama Januari-Maret 2011 mencapai 775.339 ton. Jumlah tersebut naik 17,2% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 661.559 ton. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar