Tampilkan postingan dengan label ulat bulu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ulat bulu. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Mei 2011

Wow, Ada 120 Ribu Spesies Ulat Bulu di Dunia











JAKARTA.
Ulat-ulat yang saat ini merajalela di berbagai daerah di Indonesia bukan dari jenis (spesies) yang sama dengan yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo, tempat pertama kali ledakan populasi ulat bulu diberitakan.

Hal itu dikatakan pakar ulat Prof Dr Aunu Rauf yang juga Guru Besar Ilmu Hama Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Jumat (15/4).

Diberitakan di media massa bahwa serangan ulat bulu telah menyebar ke Pasuruan, Banyuwangi, Bojonegoro, Yogyakarta, Sumedang, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, bahkan Bekasi dan terakhir Tanjung Duren, Jakarta.

"Tapi melihat foto ulatnya dari televisi dan jenis tanaman yang diserangnya, saya yakin bahwa ulat-ulat tersebut umumnya berbeda jenisnya. Di Probolinggo menyerang mangga, di Bekasi menyerang semak-belukar, di Banyuwangi menyerang mindi, di Bali menyerang kenanga, dan di Tanjung Duren menyerang cemara," katanya.

Dikatakannya, ada sekitar 120.000 spesies ulat yang hidup di muka bumi ini.

Namun mengapa populasinya meledak secara bersamaan, menurut dia, terkait dengan datangnya musim kemarau, di mana hampir semua jenis hama termasuk berbagai jenis ulat, populasinya meningkat, dipicu lagi oleh musim hujan yang berkepanjangan selama 2010.

Ledakan ulat Cricula trifenestrata pada alpokat atau kedondong, misalnya, adalah sesuatu yang umum terjadi hampir setiap tahun. Ulat ini bahkan menyebabkan seluruh daun dilahap sehingga tajuk pohon menjadi gundul, dan diyakini justru merangsang terjadinya pembungaan.

Sejarah mencatat pula adanya ledakan ulat jenis yang lain, misalnya ulat jambu (Trabala vishnou) pada pohon jambu biji di Pasar Minggu tahun 1980, ulat kenanga (Maenas maculifascia) di pohon kenanga di Bogor tahun 1985.

Juga ulat flamboyan (Pericyma cruegeri) di pohon Flamboyan di Bogor tahun 1994, ulat rambutan (Hyperaeschrella insulicola) di pohon rambutan di Subang hampir setiap tiga tahun.

Sedangkan ulat yang ada di Probolinggo, menurut dia, dipastikan adalah jenis Arctornis submarginata. Jenis ini juga termasuk dalam famili Lymantriidae yang dikenal sebagai pelahap daun (defoliator).

"Sebelum terjun ke lapangan, saya menduga ulat yang meledak populasinya di Probolinggo dari jenis Lymantria marginata atau Lymantria beatrix, kedua jenis ulat ini ditemukan menyerang mangga di Bogor. Tetapi jenis ulat yang sedang mewabah ini corak tubuhnya lain dan belum pernah jadi hama sebelumnya," kata Aunu.

Kamis, 14 April 2011

Berita Pertanian : Korban ulat bulu gratis berobat


2011041593759_ulat_bulu.jpg

JAKARTA.
Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan warga yang terkena dampak serangan ulat bulu dibebaskan biaya pengobatan di Puskesmas.

Sejauh ini, lanjutnya, kejadian serangan ulat bulu di sejumlah lokasi dan daerah belum berdampak serius pada masalah kesehatan sehingga penanganannya masih dari sudut kepentigan pertanian.

"Ini masalah pertanian. Kalau dari kesehatan belum terlalu menganggu meski ada kemungkinan dampak gatal-gatal. Silahkan berobat ke Puskesmas tidak dikenai biaya," katanya di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, Kementerian Kesehatan sendiri sudah memberikan imbauan soal dampak gatal oleh ulut bulu.

Dalam hal ini, tuturnya, masyarakat yang terkena ulat bulu supaya segera mencuci pakaian atau barang kena ulat bulu. "Kalau gatalnya tidak hilang juga, baru berobat di Puskesmas dan itu

tidak usah membayar," ujarnya.

Senin, 11 April 2011

Tips Ampuh : Tips Menghadapi Ulat Bulu

JAKARTA. Ulat bulu menjadi masalah di beberapa daerah di Pulau Jawa seperti di Probolinggo dan Jombang Jawa Timur, serta Kendal, Jawa Barat. Namun jangan takut, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian memberikan tips agar tetap aman dari ulat bulu.

Tips tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangan tertulis, Jumat (8-4).

Tips yang dianjurkan pada masyarakat:

  1. Menghindari kontak langsung dengan ulat bulu
  2. Menutup makanan minuman dan membersihkan lingkungan
  3. Terus mengaktifkan CTPS ataus cuci tangan pakai sabun
  4. Bila ada gangguan kesehatan maka segera kontak ke Puskesmas dan fasilitas kesehatan terdekat.

"Dampak ulat bulu pada manusia pada dasarnya ringan, berupa gatal-gatal di kulit dan lain-lain," ucap Tjandra.

Terkait masalah ulat bulu, kedua kementerian telah melakukan 7 hal yakni berkoordinasi di tingkat pusat maupun daerah, surveillance kejadian penyakit melalui petugas surveilans kabupaten, melakukan penyuluhan kepada masyarakat, dan melakukan kewaspadaan dini petugas dan sarana kesehatan.

Selain itu telah dibentuk pos kesehatan, mengaktifkan Puskesmas agar tetap bersiaga jikalau ada pasien karena ulat bulu, dan memberikan surt edaran dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) ke Dinas Kesehatan.

Warga sejumlah daerah di Pulau Jawa melaporkan ulat bulu yang menyerang pepohonan. Tidak hanya itu, ulat bulu pun masuk ke rumah warga. Akibatnya sejumlah warga pun resah.