Tampilkan postingan dengan label perkebunan tembakau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perkebunan tembakau. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 April 2011

Berita Pertanian : Tembakau Rendah Nikotin Tidak Laku


SEMARANG. Upaya untuk memproduksi tembakau rendah nikotin ternyata tak berbuah manis. Petani enggan menanam karena tidak laku di pasaran. Industri rokok masih mencari tembakau dengan kadar nikotin tinggi.

Kepala Seksi Tanaman Semusim Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Sutrisno, Selasa (5/4), mengungkapkan, pemerintah telah mencoba mengarahkan agar petani menanam tembakau berkadar nikotin rendah untuk menjembatani tarik menarik antara petani, industri rokok, dan kesehatan.

Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil. Petak contoh tembakau rendah nikotin yang dibuat di Kecamatan Getasan, misalnya, tidak diikuti para petani.

Sentra tanaman tembakau Kabupaten Semarang berada di Kecamatan Getasan dengan luas tanam 894 hektar. Per hektar lahan mampu menghasilkan 800-1.000 kilogram (kg) basah tembakau per tahun.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Semarang, Parno, menyebutkan, harga tembakau nikotin rendah hanya Rp 40.000 per kg kering. Adapun tembakau dengan nikotin tinggi mencapai Rp 80.000 per kg.

”Tembakau yang nikotinnya rendah tidak laku di pasaran karena termasuk kelas rendah. Pabrik minta tembakau yang nikotinnya tinggi. Kami tentu pilih menanam yang banyak dicari pasar,” kata Parno di Dusun Wonosari, Desa Batur, Kecamatan Getasan.

Parno juga mengungkapkan, petani saat ini fokus untuk meningkatkan kualitas tembakau. Pasalnya, kualitas tembakau dari Kabupaten Semarang belum dapat menyamai tembakau dari Temanggung.

Suwarno, petani dari Desa Tolokan, Getasan, mengatakan, walaupun resah dengan pembahasan RUU Pengendalian Tembakau, petani tetap berupaya untuk menghasilkan tembakau dengan kualitas baik

Rabu, 16 Maret 2011

Berita Pertanian : APTI Harapkan Petani Tembakau Tidak Trauma Cuaca

Sleman. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan para petani tembakau tidak trauma dengan kejadian gagal panen akibat pengaruh cuaca pada 2010.
"Kami berharap komoditas tembakau dari Sleman bisa pulih pada tahun ini, dan para petani tembakau kami imbau untuk tidak trauma dengan cuaca, serta tetap menanam tembakau," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Sleman Suwarji, di Sleman, Rabu (16/3).

Menurut dia, untuk membangkitkan kembali semangat para petani tembakau di Kabupaten Sleman, pihaknya telah berupaya mencari bantuan untuk permodalan tanpa agunan pada masa tanam 2011.

"Pinjaman tanpa jaminan tersebut diberikan oleh salah satu bank swasta bekerja sama dengan produsen rokok. Saat ini sudah ada sekitar 50 petani yang mengajukan pinjaman dengan besaran masing-masing Rp25 juta," katanya.

Ia mengatakan akibat gagal panen pada 2010, para petani tembakau kondisinya sangat terpuruk, dan mereka tidak memiliki modal untuk kembali menanam tembakau, karena biayanya tinggi.

"Pinjaman tanpa jaminan ini menjadi angin segar bagi kami, setelah tahun lalu kami semua gagal panen akibat cuaca, dimana hujan terus-menerus turun hampir sepanjang tahun, dan mengakibatkan tanaman tembakau rusak," katanya.

Suwarji mengatakan selain pinjaman modal tanpa jaminan dan bisa langsung cair itu, juga ada kerja sama pemasaran hasil panen tembakau. "Pengembalian pinjaman modal tersebut tidak dengan uang tunai, tetapi saat petani menjual hasil panen. Misalnya saat menjual hasil panen ke pabrik, uang yang diterima sudah dipotong untuk membayar pinjaman," katanya.

Ia mengatakan diharapkan dengan pinjaman tersebut petani tembakau bisa bangkit lagi semangatnya, apalagi jika seandainya pada 2011 kembali gagal panen karena cuaca, maka tetap tidak akan ada penagihan. "Jika tahun ini kembali gagal panen, maka tidak akan ada penagihan, dan justru akan dikuatkan lagi untuk masa tanam selanjutnya," katanya.

Suwarji juga berharap hasil tanam tembakau pada 2011 akan lebih baik karena sesuai prediksi musim kemarau akan lebih lama karena pengaruh El Nino. "Dua tahun kemarin musim hujannya lama, dan tahun ini gantian kemaraunya akan panjang, sehingga pasti harga tembakau di Sleman akan tinggi. Dalam waktu dekat kami akan mengundang BMKG Yogyakarta untuk pemaparan prakiraan cuaca, dan semoga pada April sudah mulai pembibitan, dan awal Juni sudah bisa tanam," katanya. (ant)