Tampilkan postingan dengan label lahan baru pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lahan baru pertanian. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Maret 2011

Berita Pertanian : Lahan Telantar akan Dimanfaatkan untuk Pengembangan Cabai

Ternate. Pemerintah Kota (Pemko) Ternate, Maluku Utara (Malut), akan memanfaatkan semua lahan telantar di daerah ini untuk pengembangan tanaman cabai dan tanaman sayur lainnya.
"Pemko akan mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk membantu petani memanfaatkan lahan telantar di daerah ini menjadi lokasi pengembangan cabai dan berbagai jenis tanaman sayur lainnya," kata Walikota Ternate Burhan Abdurahman di Ternate, Jumat (25/3).

Dikatakannya, kebutuhan cabai dan berbagai jenis sayur di Ternate selama ini banyak dipasok dari daerah lain di Malut, bahkan ada yang dari Sulawesi Utara sehingga rentan terjadi lonjakan harga.

Selama beberapa bulan terakhir harga cabai mengalami lonjakan terutama kalau pasokan ke Ternate mengalami keterlambatan atau terjadi gagal panen.

Harga cabai di Ternate sering melonjak sampai Rp100 ribu per kg, padahal harga di daerah lain paling tinggi Rp60 ribu per kg. Hal ini terjadi karena pasokan dari daerah lain terhambat, misalnya akibat cuaca buruk.

Untuk mengatasi hal tersebut Pemkot Ternate akan mendorong pengembangan cabai dan berbagai jenis sayur lainnya di Kota Ternate dengan memanfaatkan lahan telantar.

Burhan mengatakan, dirinya telah menginstruksikan instansi teknis terkait di antaranya Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ternate untuk melaksanakan program tersebut bekerja sama dengan petani setempat.

Di Kota Ternate terdapat ribuan hektar lahan telantar dan kalau semuanya ditanami dengan cabai dan berbagai jenis sayur, hasilnya selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga bisa dipasarkan ke berbagai daerah lain di Malut.

Sementara itu, harga cabai di Kota Ternate yang sebelumnya sempat menembus Rp100 ribu per kg, kini berangsur turun. Harga terakhir mencapai Rp50 ribu per kg. (ant)

Senin, 07 Maret 2011

Berita Pertanian : Pemerintah Targetkan 70.000 Hektar Lahan Baru

Medan. Tahun ini pemerintah akan mengkonversi lahan seluas 70.000 hektar dari 100 ribu hektar lahan yang ditargetkan untuk menuju swasembada beras. Hal itu dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Suswono saat dijumpai di VIP Room, Bandara Polonia Medan, Selasa malam (1/3). “Di tengah iklim yang serba tak menentu, kita perlu memikirkan varietas benih unggul yang tahan terhadap kondisi cuaca yang ada. Selain itu kita juga memikirkan untuk membuka lahan baru seluas 100 ribu hektar,” ujarnya.

Dikatakannya, tidak hanya sebatas membuka lahan baru, pihaknya juga akan membuat 5.000 embung atau tempat penampungan air pada tahun 2011 ini guna mengairi sawah-sawah tersebut. Apalagi saat ini banyak irigasi yang sudah mengalami kerusakan.

Sementara Kabid Pengelolahan Lahan, Air dan Sarana Dinas Pertanian Sumut, Adam Brayun Nasution mengatakan, rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani tahun ini bersumber dari pendanaan APBN sebesar Rp 100,261 miliar. Anggaran ini untuk 30 kabupaten/kota dengan sasaran luas 12.670 hektar.

"Anggaran ini naik 3 kali lipat dibanding tahun 2010 dengan progres pelaksanaannya telah mencapai 90% atau yang telah dibangun 17.658 hektar," ujarnya, Kamis (3/3) di Medan.

Upaya rehabilitasi jaringan irigasi yang masuk dalam APBN tersebut, meliputi perbaikan infrastruktur jaringan irigasi tingkat usaha tani (Jitut), jaringan irigasi desa (Jides), tata air mikro (TAM), jalan usaha tani, pompanisasi dan rumah kompos.

Sedangkan anggaran yang bersumber dari APBD senilai RP 35 milar diperuntukan bagi 19 kabupaten/kota yang juga untuk pembangunan infrastruktur irigasi, system of rice intensification (SRI) dan pupuk.

Dikatakan Adam, rehabilitasi jaringan irigasi ini harus dilakukan agar pendistribusian air di kelompok-kelompok petani dihilir dapat menikmati aliran air. Meski memang belum mendapat jaminan upaya ini akan efektif dalam memperbaiki 50% tingkat kerusakan irigasi selama ini.

"Debit air kita memang sudah terbatas. Jadi selain dengan perbaikan irigasi yang dilakukan pihak Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Pertanian, juga harus diterapkan penggiliran penggunaan air sehingga semua dapat mengalir dari hulu ke hilir. Bahkan, dengan adanya perbaikan irigasi diharapkan dapat meningkatkan masa tanam dari satu kali dalam setahun menjadi dua kali setahun sehingga areal luas tanam juga meningkat," jelasnya.

Dengan luas sawah irigasi di Sumut tahun 2009 mencapai 286.481 hektar atau naik 3,88% dari tahun 2008 yakni 275.776 hektar, diharapkan Indeks Pertanaman (IP) meningkat menjadi 200 - 250. "Sawah irigasi itu sangat penting karena dapat menaikkan IP. Belum lagi pembuatan irigasi pada lahan sawah didaerah tadah hujan," ucapnya.

Selain itu kata Adam, pihaknya juga akan melakukan perluasan pembukaan lahan baru seluas 3.200 hektar di 29 kabupaten/kota dengan anggaran Rp 7,5 juta perhektar. Sedangkan realisasi yang telah dicapai dari tahun 2007 hingga 2009 mencapai 1.500 hektar di 24 kabupaten/kota.

"Lahan ini diperoleh dari hutan yang memiliki sumber air dan ini sudah terlaksana hingga mencapai 1.500 hektar. Untuk cetak sawah ini, Propinsi yang melakukan desain sedangkan konstruksi langsung oleh pusat dan pembinaan serta pemeliharaan menjadi tanggung jawab kabupaten/kota," jelasnya.

Sementara untuk optimasi lahan tidur, di tahun 2011 ditargetkan mencapai 600 hektar di 11 kabupaten/kota dengan anggaran Rp 250.000 perhektar. Untuk realisasi percetakan sawah yang berhasil dilakukan tahun 2010 mencapai 300 hektar di 5 kabnupaten/kota yakni Deli Serdang, Simalungun, Samosir, Tapanuli Utara dan Padang Lawas Utara dengan masing-masing lahan seluas 50 hektar.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Lolotan Pohan mengatakan, perbaikan irigasi dalam Jitut untuk daerah nya telah dilakukan di tahun 2010 yakni di Desa Amplas 2 unit, kampung Kolam 1 unit, Desa Percut 1 unit, Desa Pematang Ladang sebanyak 1 unit dan tanjung Rejo 1 unit. "Sudah ada yang selesai dan masih dalam pengerjaan. Dana telah diserahkan ke kelompok tani secara langsung," katanya.(MB)