Tampilkan postingan dengan label impor beras vietnam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label impor beras vietnam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Februari 2011

Berita Pertanian : Sulteng Diguyur Beras Vietnam

BERAS IMPOR dari Vietnam


Palu. Sulawesi Tengah untuk kedua kalinya mendapat pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 3.800 ton untuk mengamankan stok, dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di daerah itu.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulteng Edy Subiantoro di Palu, Kamis, mengatakan, sebagian dari beras impor dari Vietnam itu sudah masuk di gudang Bulog yang terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Utara.

Sebagian lagi masih sementara dibongkar di Pelabuhan Pantoloan, sekitar 23 km utara Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Pada akhir 2010, Bulog Sulteng, juga telah mendapat pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 4.700 ton, dan semuanya sudah disalurkan kepada kalangan rumah tangga sasaran (RTS) di Sulteng.

Ia mengatakan, pada 2010-2011, Sulteng mendapat jatah beras impor dari pemerintah pusat sebanyak 15.000 ton.

"Jadi ini kebijakan pusat, bukan daerah," katanya.

Dengan adanya pasokan beras tersebut, stok beras di gudang Bulog Sulteng saat ini cukup aman. "Paling tidak stok yang ada cukup untuk kebutuhan tiga sampai empat bulan kedepan," katanya.

Bulog Sulteng pada 2011 ini menargetkan pengadaan beras lokal sebanyak 10.000 ton. Namun hingga kini, Bulog Sulteng belum juga melakukan kegiatan pembelian, karena panen raya belum tiba.

Panen raya di Sulteng baru akan berlangsung Maret-April mendatang. Saat panen raya, Bulog akan mengoptimalkan pembelian beras produksi petani. (ant)

Minggu, 06 Februari 2011

Berita Pertanian : Mentan : Pengiriman Beras Impor Karena Darurat

Lebak. Menteri Pertanian Suswono mengatakan pengiriman beras impor asal Vietnam karena dalam kondisi darurat setelah Perum Bulog tidak maksimal penyerapan gabah pada musim panen 2010.

"Kami targetkan Perum Bulog harus menyerap tiga juta beras dari dalam negeri sendiri," kata Suswono di Kabupaten Lebak, Sabtu.

Ia mengatakan, pengiriman beras impor karena dalam kondisi darurat karena produksi pangan 2010 tidak terserap maksimal oleh Perum Bulog.

Pengiriman beras bagi orang miskin saja per bulan mencapai 260 ribu ton dengan dibagikan 15 kilogram per kepala keluarga. Bahkan, banyak juga warga mampu mengaku miskin untuk mendapatkan jatah raskin.

Sedangkan, persedian raskin tidak bisa didatangkan dari dalam negeri, sehingga sebagian terpaksa mengambil impor.

"Saya kira jumlah beras impor itu relatif kecil yakni hanya dua persen dan tidak berdampak terhadap petani," katanya.

Dia juga mengatakan, dipastikan musim panen raya antara Maret-April 2011, meskipun saat ini sebagian daerah sudah musim panen.

Oleh karena itu, pihaknya meminta Perum Bulog jangan sampai terulang lagi penyerapan musim panen 2010 tidak maksimal, karena alasan kualitas dan harga pembelian pemerintah (HPP).

Dengan begitu, pihaknya akan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian untuk mengatur soal kualitas gabah dan HPP sehingga Perum Bulog lebih pleksibel untuk menyerap gabah petani.

Pengalaman 2010, kata dia, Perum Bulog tidak berani menyerap gabah karena kualitas rendah juga harganya di atas HPP.

"Saya kira dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian dipastikan Perum Bulog akan menampung gabah petani tanpa kualitas dan harga berani di atas HPP," katanya. (ant)