Tampilkan postingan dengan label hama ulat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hama ulat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 April 2011

Berita Pertanian : Keong Emas dan Hama Ulat Serang Tanaman Padi Petani

Rantauprapat. Pascabanjir yang terjadi di Aek Paing Bawah II Kecamatan Rantau Utara pekan ini, menyebabkan ratusan hektare padi sawah yang baru ditanam diserang hama ulat dan keong emas.

Menurut sejumlah petani, padi yang baru 20 hari ditanam banyak yang mati akibat dimakan hama ulat dan keong emas. “Hama keong emas terparah menyerang, daun padi habis dimakan bahkan banyak tanaman yang hancur,” kata para petani.

Sementara serangan hama ulat masih bisa diatasi dengan membasmi hama. “Dari data kelompok tani di lingkungan tersebut, terdapat 150 hektare lahan sawah yang terancam gagal panen akibat serangan hama tersebut,” kata mereka.

Sebelumnya, hama keong emas menyerang tanaman petani pasca terjadinya banjir, sehingga hama tersebut dengan leluasa naik ke pucuk batang dan menggerogoti daun padi hingga habis.

Kejadian itu, mengakibatkan barisan tanaman padi yang ada di petak sawah tumbuh tidak merata. Hingga kini petani kesulitan mengendalikan hama keong emas dan ulat tersebut, khususnya untuk keong emas petani belum menemukan obat mujarab sebagai pembasminya. Sedangkan untuk hama ulat dapat ditanggulangi penggunaan insektisida (racun serangga).

Ketua Aliansi Solidaritas Tani, Transporter dan Nelayan (ASTRAN) Labuhanbatu Zulfan Ajhari Siregar mengatakan hama keong emas memang tergolong hama yang sulit untuk dibasmi mengingat penyebaran dan populasi keong emas sangat cepat. Bahkan, keong emas dapat menghasilkan telur sebanyak 200-an telur berwarna merah. “Memang penyebarannya sangat cepat dan sulit dikontrol,” kata Zulfan, Rabu (13/4).

Dia berharap, kondisi itu segera disikapi Dinas Pertanian Labuhanbatu guna mengantisipasi terjadinya gagal panen. Akibat kejadian itu sendiri, petani terpaksa menanam ulang tanaman padi yang sudah rusak diserang hama dengan cara menyisip tanaman baru. (MB)

Senin, 11 April 2011

Berita Pertanian : Serbuan Ulat Bulu Belum Ancam Produksi Pangan

JAKARTA. Menteri Pertanian Suswono menegaskan wabah ulat bulu yang melanda beberapa wilayah di Jawa Timur seperti Probolinggo dan Jombang belum berdampak pada produksi pangan. Wabah ulat bulu hanya baru mengganggu sektor perkebunan seperti Mangga Probolinggo.

"Kan itu baru nyerang tanaman buah, artinya tanaman pangan belum ada laporan," katanya di Kantor Menko Perekonomian, Jl Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (7-4).

Ia mengatakan Kementerian Pertanian sudah menerjunkan tim peneliti untuk mencari tahu dan penanggulangan wabah tersebut. Tim tersebit sudah bekerja sejak 4 hari lalu, dalam waktu dekat akan ada laporannya.

"Ini kan ternyata merebak, dan makanya dilihat akarnya permasalahan apa, lagi diteliti," katanya.

Dikatakannya pihaknya akan menyampaikan hasil penelitian tim kementerian pertanian pada esok hari. Dugaan sementara penyebab wabah ini karena cuaca hujan yang menyebabkan tertahannya penetasan ular bulu tersebut sehingga menetas secara bersamaan.

"Tiba-tiba muncul begitu serentak, itulah makanya setelah musim hujan terus bisa jadi dia tidak sampai menetas telurnya. Mungkin sekarang saatnya menetas, makanya kita tidak tahu. liat besok saja," katanya.

Selasa, 05 April 2011

Berita Pertanian : Dikhawatirkan, Ulat Bulu Serang Tanaman Kopi dan Kakao

Surabaya. Serangan ulat bulu yang sudah merusak ribuan pohon mangga di Kabupaten Probolinggo maupun Pasuruan, Jawa Timur dikhawatirkan juga menyerang tanaman inang yang berada di dataran tinggi seperti pohon kopi dan Kakao.
"Kita sudah menyampaikan ke teman-teman di dinas perkebunan, jangan sampai ulat itu menyerang ke sana," kata Kepala Dinas Pertanian Pemprop Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, Selasa (5/4).

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Pemprop Jatim, M Samsul Arifien saat dikonfirmasi membenarkan informasi tentang ulat bulu yang bisa menyerang pohon kopi dan kakao. "Memang ada kemungkinan dapat menyerang kopi dan kakao," katanya.

Ia mengatakan, ada sekitar 2.600 hektare kebun kopi yang berada di kawasan Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Dari 2.600 hektare itu terdiri dari 1.100 hektare kebun kopi arabika dan 1.500 kopi robusta. Tanaman tersebut tumbuh di lahan yang di dataran tinggi atau 1.000 dpl (di atas permukaan laut). Kawasan tersebut akan menjadi perhatian, karena lokasinya dekat dengan kecamatan di Probolinggo yang terserang ulat bulu.

"Kita mengantisipasinya dan dalam minggu ini sudah menyiapkan pestisida sekitar 100 liter. Selain itu, petugas pengamat hama dari balai besar proteksi tanaman juga akan bertugas memantau hama di kopi dan kakao," jelas Samsul.

Seperti yang diberitakan, jutaan ulat bulu menyerang sekitar 14.682 pohon mangga di beberapa kecamatan di Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo hingga meluas ke kawasan Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Ulat bulu tersebut memakan habis daun pohon mangga dan tidak memilih pohon lainnya.

Semprot Pestisida
Jutaan ulat bulu jenis dasychira inclusa ini tidak hanya menyerang di 7 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Serangan ulat bulu kini meluas hingga ke Kota Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan. Namun, pohon yang diserang ulat di dua daerah itu jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan Kabupaten Probolinggo.

Ada satu kecamatan di Kota Probolinggo yang diserang ulat bulu yakni Kecamatan Wonoasih. Sedangkan di Kabupaten Pasuruan yakni di Kecamatan Nguling. "Dua daerah itu jumlahnya sedikit. Kalau di Wonoasih hanya beberapa RT, sedangkan di Nguling ada 3 pohon. Tapi semua sudah dikendalikan dengan cara disemprot," kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Kethut Marsudi.

Ia menerangkan, jumlah pohon mangga di tiga daerah yang terserang ulat bulu mencapai sekitar 14.682 pohon. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% sudah dikendalikan dengan cara penyemprotan menggunakan bahan pestisida. "Semua kecamatan sudah dikendalikan. Tapi masih ada beberapa desa yang belum dikendalikan, dan sampai hari ini kita masih melakukan penyemprotan," tuturnya.

Kethut menegaskan, Dinas Pertanian Jatim dan pemerintah kabupaten atau kota setempat, terus berupaya melakukan pengendalian terhadap ulat bulu yang menyerang pohon mangga. "Kita pantau terus di lapangan, kalau ada langsung kita kendalikan. Dan, yang sudah disemprot, setelah kita amati dan evaluasi, sudah tidak ada ulatnya lagi. Sekarang saya masih melakukan pemantau di Nguling," jelasnya.