Tampilkan postingan dengan label buka lahan baru. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buka lahan baru. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 April 2011

Berita Pertanian : Kementan: 9 juta Hektare Rawa Potensial Untuk Pertanian

Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan saat ini terdapat 9 juta hektare lahan rawa yang tergolong potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan.
Kepala Balitbangtan Haryono di Jakarta, Rabu (13/4) mengatakan, saat ini terdapat 33 juta hektare lahan rawa, dari jumlah tersebut 20 juta masuk kategori lahan gambut, dan sembilan juta hektare potensial untuk pengembangan pertanian, namun, hingga saat ini, tercatat sekitar 1-1,5 juta hektare lahan gambut yang sudah dikembangkan untuk pertanian.

"Lahan gambut (rawa) potensial menjadi lumbung pangan nasional," katanya menjelaskan hasil kunjungannya ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk meninjau lahan-lahan rawa di wilayah tersebut.

Menurut dia, pengembangan lahan gambut dengan mekanisasi untuk sawah padi sangat dibutuhkan guna mendukung ketahanan pangan seiring terus menyusutnya lahan sawah di Jawa.

Oleh karena itu, tambahnya, Kementerian Pertanian siap memaksimalkan penggunaan lahan gambut Kalimantan Tengah dengan penggunaan mekanisasi (teknologi/mesin) di sawah guna mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

Haryono menyatakan, saat ini sudah dilakukan identifikasi dan pemetaan untuk pertanaman padi di lahan gambut seluas 100 ribu hektare di Kalimantan Tengah dan ada peluang untuk penggunaan mekanisasi di lahan gambut tersebut karena tenaga kerja yang minim.

Sementara itu Kepala Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra) Litbang Haris Syahbudin menyebut, dari 100 ribu hektare lahan gambut tersebut 60 persen merupakan tanah mineral yang mudah diolah untuk pertanaman. Sedang 40% sisanya merupakan lahan gambut dengan kedalaman maksimal 50 sentimeter dan layak untuk pertanaman.

Dari hasil penelitian Balitra di kawasan Lamunte tanaman pangan yang bisa dibudidayakan di lahan rawa/gambut antara lain padi, kedelai, jagung dan kacang tanah.

Produktivitas tanaman padi pada lahan rawa tercatat mencapai 5 ton per hektare sehingga dengan pemanfaatan 100 ribu hektare tersebut dinilai akan memberikan tambahan produksi nasional sekitar 500 ribu ton. Sedangkan produktivitas kedelai tercatat 1,3 hingga 2 ton per hektare tak jauh dengan produksi rata-rata nasional yang mencapai 2 ton per hektare.

Penanaman padi pada lahan rawa, menurut peneliti dari Baltra Muhammad Noor dapat dilakukan untuk mengisi kekosongan tanam pada bulan Juli-Agustus yang biasanya terjadi defisit sehingga harus impor. "Kalau lahan rawa dibuka untuk tanaman pangan maka akan ada beras terus (sepanjang tahun)," katanya. (ant)

Rabu, 06 April 2011

Berita Pertanian : Dana Gagal Panen Bisa untuk Lahan 769.230 Hektar

Jakarta. Kapasitas dana pemerintah diharapkan mampu memulihkan kembali lahan pertanian yang gagal panen atau puso maksimal seluas 769.230 hektar tahun 2011. Hal itu karena anggaran dana pengolahan lahan gagal panen mencapai Rp 2 triliun, yang akan disalurkan Rp 2,6 juta per hektar.

”Pagu dana kontingensi Rp 2 triliun. Berdasarkan rangkaian data yang ada, lahan yang puso itu hanya sekitar 100.000 hektar sehingga untuk 100.000 hektar puso hanya diperlukan dana Rp 388 miliar,” ujar Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Rabu (6/4) usai menghadiri Rapat Koordinasi Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Menurut Suswono, pemerintah telah memutuskan untuk memberikan benih, pupuk, dan bantuan biaya pengolahan sebesar Rp 2,6 juta per hektar.

Bantuan itu hanya akan dicairkan jika memang ada laporan dari daerah. Pemerintah menetapkan pengawasan atas bantuan pengolahan lahan gagal panen ini di tingkat kecamatan.

”Jadi, kalau nanti terjadi kegagalan panen akibat puso, lahannya bisa ditanam kembali karena benihnya sudah disediakan, pupuknya ada, plus bantuan biaya pengolahan. Hasil evaluasi menunjukkan, petani tidak melanjutkan kembali menanam karena harus meminjam dana lagi,” ujarnya.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan, produksi gabah pada angka ramalan I 2011 meningkat. Pada angka ramalan I 2010 tercatat masih tumbuh 0,88 persen, sedangkan pada angka ramalan I 2011 naik jadi 1,35 persen.

”Jadi trennya tetap naik dari tahun sebelumnya. Berdasarkan rangkaian data yang ada, pada 2011 kemungkinan Indonesia bisa tumbuh 4-5 persen. Namun, target kami sebenarnya adalah ada pertumbuhan produksi 2011 sebesar 7 persen. Banyak upaya yang harus dilakukan, antara lain, optimalisasi lahan agar bisa meningkatkan produksinya,” kata Suswono.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, harga beras ada di sekitar 10-15 persen di atas harga pembelian pemerintah dalam empat minggu terakhir ini. Atas dasar itu, Perum Bulog menggunakan semua cara agar tetap mampu melaksanakan tugas yang dibebankan pemerintah yakni memastikan stok beras 3,2 juta ton setiap saat.

”Untuk pengadaan beras, semuanya kami buka. Dari membeli ke petani, kelompok tani, dari penggilingan kecil, melalui mitra, kemudian Kontak Tani dan Nelayan Andalan, oleh satuan tugas Perum Bulog yang bekerja sama dengan BUMN, semua kami lakukan,” katanya.

Sementara itu, dari Banyuwangi, Jawa Timur, dilaporkan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengawasi langsung pemberian bantuan benih ke petani. Pengawasan tersebut dilakukan untuk mencegah manipulasi data dan tidak sampainya bantuan ke petani.

Ali Masykur Musa, anggota BPK Bidang Pertanian, Perkebunan, dan Kelautan, akhir pekan lalu, mengatakan, pemeriksaan tersebut dilakukan di seluruh daerah yang menerima bantuan pertanian. (kompas)