Medan. Produksi pisang barangan
Sumatera Utara (Sumut) tahun ini diperkirakan menurun dibanding tahun
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan petani mulai beralih pisang banten
karena dinilai lebih banyak peminatnya.
Kasubbag Program Dinas Pertanian Sumut,
Lusiantiny mengatakan, penurunan produksi tersebut menyentuh angka
15,49%. Di tahun 2011 misalnya, produksinya mencapai 429.627,9 ton.
Sedangkan
di tahun 2012, berkurang menjadi 363.060,7 ton. "Beberapa petani mulai
beralih ke pisang banten, bahkan ada juga yang berlaih bertanam salak
pondoh," katanya, Rabu (6/3) di Medan.
Menurutnya,
ada beberapa faktor yang menyebabkan petani pisang barangan beralih.
Misalnya harga jual pisang yang kadang rendah, hingga di bawah Rp 5.000
per sisir. Dengan harga tersebut, sedikit keuntungan yang bisa dinikmati
petani. Jika pun terjadi kenaikan, lanjutnya, yang menikmati umumnya
pedagang.
Padahal, selama ini pisang barangan asal Sumut, yang
sentranya berada di Deliserdang dan Serdang Bedagai, sudah berhasil
menembus pasaran internasional seperti di Singapura, Malaysia dan
Brunei. "Sebenarnya potensinya sangat bagus, jadi akan sayang sekali
kalau sampai terus berkurang," katanya.
Penyebab lain yang
membuat petani beralih ke tanaman lain, serangan hama dan fusarium
sangat berpengaruh terhadap kemauan petani mempertahankan tanamannya.
"Masih adanya serangan fusarium ini yang menyulitkan petani," ujarnya.
Sementara
itu, Sekretaris Asosiasi Petani Buah dan Hortikultura Deliserdang,
Nasional Ginting di Dusun Kampung Dalam, Desa Talun Kenas, Kecamatan STM
Hilir, mengatakan serangan hama penyakit dan virus pada pisang barangan
memang memusingkan petani.
Pasalnya, serangannya bisa membuat
jelas membuat produksi pisang barangan menurun. Banyak tanaman pisang
barangan petani yang terserang penyakit Bunchy Top, yang mana
pertumbuhannya tidak maksimal sehingga kerdil. "Kalau sudad kerdil, mana
bisa lagi tumbuh, ini sudah dihitung mati, lagi pula harus
dimusnahkan," katanya.
Selain itu, ada juga serangan penyakit
jamur fusarium. Jamur ini, kata dia, yang menyebabkan daun pelepah
pisang mengering satu per satu jika tidak segera dimusnahkan bisa
merembet ke pelepah lainnya. Dalam skala yang lebih kritis, bisa
menyebabkan pokok mengalami kematian dan menular ke pokok lainnya.
"Karena itu, kalau sudah ada fusarium, kita langsung memusnahkannya,
biar tidak sampai menular ke pokok lainnya," tambahnya.
Ia
mengakui, saat ini beberapa petani mulai beralih ke tanaman lain seperti
pisang varietas lain ataupun tanaman lain seperti salak pondoh, bahkan
beberapa petani juga menggantinya dengan kelapa sawit. "Kami pun di sini
terus mengimbau petani pisang agar merawat tanamannya agar tidak
diserang penyakit ataupun jamur. Sehingga produksi bisa tetap tinggi dan
harga jualnya pun meng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar