"Belajar dari kasus bawang putih dan
bawang merah, serta komoditas lain, sudah saatnya pemerintah
mempertimbangkan untuk memperbesar koperasi dalam membantu menstabilkan
harga pangan," kata Ketua Majelis Pakar Dekopin Teguh Boediyana di
Jakarta, Rabu (27/3).
Ia mengatakan, melalui lembaga bernama koperasi, masyarakat yang menjadi anggota dibina untuk mengedepankan kemandirian termasuk dalam hal optimalisasi produk pangan lokal. Selain itu, koperasi dapat memainkan peran sebagai badan logistik sekaligus mewadahi para petani lokal.
"Sementara di dalam negeri terus dipacu untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian. Kita tetap harus secara maksimal mengupayakan kedaulatan pangan melalui koperasi," katanya.
Sedangkan impor komoditas, kata dia, sifatnya harus diposisikan sebagai pelengkap atau komplementer. "Kekurangan pasokan dalam negeri juga dapat diimpor langsng oleh koperasi yang bersangkutan antara lain melalui koperasi pedagang pasar," katanya.
Menurut Teguh, melalui wadah koperasi maka pemerintah memiliki kemungkinan untuk lebih mudah mengendalikan pasar dan dapat menekan dengan cepat kondisi ketidakstabilan harga komoditas pangan. "Seharusnya pemerintah kalau memang memiliki komitmen untuk memberdayakan koperasi harus 'at all cost' dan jangan atas nama globalisasi dan liberalisasi pasar mengorbankan kepentingan rakyat banyak," katanya.
Teguh prihatin terhadap seringnya terjadi lonjakan harga pangan padahal Indonesia adalah negeri agraris yang seharusnya menjadi lumbung produk pangan dan hortikultura bagi masyarakatnya.
Teguh juga menyesalkan masih sedikitnya pelibatan peran koperasi dalam persoalan pangan di tanah air. (ant)
Ia mengatakan, melalui lembaga bernama koperasi, masyarakat yang menjadi anggota dibina untuk mengedepankan kemandirian termasuk dalam hal optimalisasi produk pangan lokal. Selain itu, koperasi dapat memainkan peran sebagai badan logistik sekaligus mewadahi para petani lokal.
"Sementara di dalam negeri terus dipacu untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian. Kita tetap harus secara maksimal mengupayakan kedaulatan pangan melalui koperasi," katanya.
Sedangkan impor komoditas, kata dia, sifatnya harus diposisikan sebagai pelengkap atau komplementer. "Kekurangan pasokan dalam negeri juga dapat diimpor langsng oleh koperasi yang bersangkutan antara lain melalui koperasi pedagang pasar," katanya.
Menurut Teguh, melalui wadah koperasi maka pemerintah memiliki kemungkinan untuk lebih mudah mengendalikan pasar dan dapat menekan dengan cepat kondisi ketidakstabilan harga komoditas pangan. "Seharusnya pemerintah kalau memang memiliki komitmen untuk memberdayakan koperasi harus 'at all cost' dan jangan atas nama globalisasi dan liberalisasi pasar mengorbankan kepentingan rakyat banyak," katanya.
Teguh prihatin terhadap seringnya terjadi lonjakan harga pangan padahal Indonesia adalah negeri agraris yang seharusnya menjadi lumbung produk pangan dan hortikultura bagi masyarakatnya.
Teguh juga menyesalkan masih sedikitnya pelibatan peran koperasi dalam persoalan pangan di tanah air. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar