Medan. Banyaknya tanaman hias impor yang masuk ke Medan membuat harga tanaman hias produksi lokal tidak stabil bahkan cenderung menurun. Karena itu, harus ada pembatasan dan seleksi tanaman yang bisa diimpor agar persediaannya tidak terlampau banyak dan harga bisa seimbang. “Tanaman hias impor tersebut kebanyakan berasal dari Thailand, seperti anggrek dendrobium, jenis aglonema, sansievera dan lainnya. Saat ini sedang kami telusuri tetapi belum tahu siapa yang melakukan impor sevara ilegal,” kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Sumatera Utara (Sumut) Yulizar kepada, Kamis (20/10) di Medan.
Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi sebagai dampak dari pasar bebas yang memberi peluang masuknya barang-barang dari luar. “Sebenarnya tanaman hias impor tersebut berasal dari Indonesia yang diekspor ke Thailand. Tetapi oleh petani tanaman hias di Thailand disilangkan kembali sehingga menjadi lebih menarik dan kemudian dijual kembali ke Indonesia dengan harga yang lebih murah. Karena itu, petani kita harus bisa membuat inovasi dan mampu mengadopsi teknologi agar mampu bersaing," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Syah Johan dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan mengatakan impor tanaman hias bisa masuk melalui Belawan, Tanjung Balai maupun dari Bandara Polonia. "Sejak 4 bulan yang lalu impor tanaman hias sudah menurun," katanya.
Mengenai jumlah impor tanaman hias yang masuk ke pasaran, dirinya masih akan menghitung totalnya.
Sementara itu, Yusman, salah seorang pengusaha tanaman hias mengatakan bahwa tanaman hias impor bisa masuk karena banyaknya permintaan dan importir bisa memasoknya dari luar negeri dengan harga yang lebih murah. Sebagai contoh kata dia, tanaman anggrek dendrobium dari Thailand seharga Rp 30.000 sementara dari Jawa/lokal Rp 40.000. Begitu juga anggrek vanda asal Thailand Rp 110.000 sedangkan dari Jawa/lokal lebih mahal yakni Rp 135.000 dan Anggrek Catleya dari Thailand hanya Rp. 75.000 lebih murah daripada yang dari Jakarta mencapai Rp 100.000. "Pembeli tentunya mencari yang harganya murah," katanya sembari menambahkan saat ini paling tidak ada 4 orang importir tanaman hias di Medan.
Edwin Gultom, salah seorang petani tanaman hias di Jalan Sutomo Ujung mengatakan, jenis tanaman hias yang diimpor sebenarnya sudah banyak dikembangkan di Medan. “Jadi untuk apa lagi ada impor tanaman hias," katanya.
Ia menjelaskan beberapa tanaman hias seperti aglonema, anthorium, sanseivera dan anggrek banyak di pasaran. Jika tanaman sejenis masih juga diimpor, akan mengakibatkan harga semakin turun dan petani semakin merugi. "Tahun 2007, aglonema satu pot harganya Rp 1.700.000, sekarang karena di mana-mana sudah ada, harganya tak sampai Rp 100.000," katanya.
Menurutnya, sudah semestinya pemerintah mengambil kebijakan yang bisa membatasi jenis tanaman hias yang bisa diimpor ke Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar