Jakarta. Penambahan lahan pertanian baru di sejumlah wilayah Indonesia mulai dikembangkan, kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Rabu.
"Untuk rencana lahan pertanian baru, di Kalimantan Timur tepatnya di Bulungan pembangunannya sudah dimulai," kata Suswono.
Suswono mengatakan pengembangan yang sedang dilakukan ialah menata sistem irigasi untuk memberi pengairan bagi lahan tersebut.
"Pembangunan irigasi itu tugas Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan akan dialiri dari Sungai Kayan karena potensi airnya cukup bagus untuk persawahan," kata Suswono.
Meski Kalimantan terkenal dengan lahan gambut, Suswono menegaskan tanah yang akan digunakan sebagai lahan pertanian berkondisi subur.
"Keadaan tanah di Bulungan cocok untuk ditanami kedele, jagung dan juga padi," kata Suswono.
Suswono menegaskan bahwa para petani yang menggarap lahan di Bulungan ialah para transmigran dari Lampung.
"Pengembangan lahan skala luas ini bukan berarti petani menjadi buruh, tetapi mereka inti-plasma, jadi fungsi mereka yaitu kemitraan bukan eksploitasi kepada para petani," kata Suswono.
Suswono juga menegaskan bahwa pencetakan lahan baru di Kalimantan tidak mengalami masalah dan gubernur di daerah juga mendorong hal tersebut.
Suswono mengatakan intensifikasi lahan yang sudah ada memerlukan morotarium konversi lahan pertanian yang menjadi fasilitas seperti perumahan, mal maupun pabrik.
"Di Jawa akan ada morotarium sebelum ada penetapan peraturan daerah yang mengatur lahan dan pertanian berkelanjutan yang sudah ada," kata Suswono.
Untuk saat ini Suswono menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian baru memberikan imbauan kepada bupati dan wali kota di daerah yang memiliki lahan pertanian produktif agar tidak dikonversi.
"Namun jika faktanya masih ada yang dikonversi maka kami akan memperkuatnya dengan hukum, kalau bisa dalam bentuk peraturan presiden agar bisa menahan laju konversi lahan itu," kata Suswono.
Menurut Menteri, ekstensifikasi lahan baru di luar Pulau Jawa yang berpotensial berada di wilayah Aceh, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
"Di Kalimantan saja berpotensi seluas 200 ribu hektare sedangkan di Kalimantan Barat berpotensi seluas 100 ribu hektare," kata suswono.
Suswono menyampaikan bahwa upaya pencapaian surplus beras pada 2014 sebanyak 10 juta ton perlu dilakukan dengan serius dengan membenahi banyak hal.
"Selain intensifikasi peningkatan produktifitas melalui pendidikan kepada petani, penerapan teknologi untuk produksi-panen-pasca panen sangat penting diterapkan," kata Suswono.
Menurut data jejaring Kementerian Pertanian pada Agustus 2011 Kementerian Pertanian serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan lahan pertanian di Kalimantan Barat dan Timur.
Dalam laporan tersebut, pemerintah daerah meminta Kementerian Pertanian untuk mencetak lahan sawah baru di dua wilayah Kalimantan itu.
"Tidak ada masalah dengan pimpinan di daerah, jika mereka perhatian terhadap cadangan pangan mereka pasti akan "respek" dengan pengembangan lahan pertanian baru," kata Suswono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar