"Melalui "tepungisasi", maka gerakan diversifikasi pangan akan meningkatkan perindustrian pangan dengan mengutamakan peningkatan nilai tambah," kata Bustanul Arifin ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (28/10).
Guru Besar Universitas Lampung itu memaparkan, "tepungisasi" hanya lah simbol untuk menggerakkan orang agar tertarik memakan bahan pangan pokok selain beras.
Ia mencontohkan, rata-rata orang kemungkinan tidak akan tertarik bila hanya diinstruksikan untuk begitu saja mengganti beras dengan bahan lain seperti tepung. "Bila singkong itu secara fisik dibikin menjadi tepung kemungkinan orang akan lebih tertarik," katanya.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus dapat membuat kebijakan yang memberikan keleluasaan kepada investor agar dapat meningkatkan gerakan perindustrian pangan bernilai tambah tinggi.
Setelah gerakan perindustrian pangan bernilai tambah tinggi berhasil, barulah pemerintah dapat menjalankan kampanye diversifikasi pangan secara lebih efektif.
Selain itu, Bustanul juga mengatakan bahwa gerakan diversifikasi pangan selain beras juga harus dikaitkan dengan industri kuliner nusantara. "Industri kuliner dapat berkembang dan terhubung dengan sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, dan promosi daerah," katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR Habieb Nabiel Almusawa menilai program diversifikasi pangan, sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras, belum berhasil walau langkah itu sudah dilaksanakan selama 50 tahun. (ant)
Guru Besar Universitas Lampung itu memaparkan, "tepungisasi" hanya lah simbol untuk menggerakkan orang agar tertarik memakan bahan pangan pokok selain beras.
Ia mencontohkan, rata-rata orang kemungkinan tidak akan tertarik bila hanya diinstruksikan untuk begitu saja mengganti beras dengan bahan lain seperti tepung. "Bila singkong itu secara fisik dibikin menjadi tepung kemungkinan orang akan lebih tertarik," katanya.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus dapat membuat kebijakan yang memberikan keleluasaan kepada investor agar dapat meningkatkan gerakan perindustrian pangan bernilai tambah tinggi.
Setelah gerakan perindustrian pangan bernilai tambah tinggi berhasil, barulah pemerintah dapat menjalankan kampanye diversifikasi pangan secara lebih efektif.
Selain itu, Bustanul juga mengatakan bahwa gerakan diversifikasi pangan selain beras juga harus dikaitkan dengan industri kuliner nusantara. "Industri kuliner dapat berkembang dan terhubung dengan sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, dan promosi daerah," katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR Habieb Nabiel Almusawa menilai program diversifikasi pangan, sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras, belum berhasil walau langkah itu sudah dilaksanakan selama 50 tahun. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar