Sidikalang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi bekerja sama dengan Bank Sumut memberi kredit tanpa agunan kepada petani guna meningkatkan kesejahteraan para petani. Kredit yang diberikan berkisar Rp 3 juta hingga Rp 10 juta sesuai dengan luasan lahan yang dikembangkan petani bersangkutan. Bupati Dairi, Johnny Sitohang Adinegoro, mengatakan, pemberian kredit ini hanya bermodal kepercayaan dengan Surat Keterangan (SK) dari Kepala Desa untuk mengetahui keberadaan lahan petani yang sedang dikembangkan. "Program ini memang kita lakukan untuk membantu petani yang selama ini sulit mendapatkan kredit dari perbankan karena tidak memiliki agunan sebagai syarat utama," ujarnya kepada MedanBisnis, usai menyerahkan penyerahan bantuan bibit tanaman kepada kelompok tani di Kabupaten Dairi, Selasa (4/9).
Menurutnya, program pemberian kredit tanpa agunan ini diharapkan dapat membantu petani mendapatkan modal dalam meningkatkan produktivitas tanamannya. Karena dengan keterbatasan modal, petani sulit melakukan perawatan seperti pemberian pupuk dan sarana pertanian lainnya.
"Dengan mendapatkan modal yang mudah ini, tidak ada alasan lagi bagi petani untuk tidak mengembangkan tanamannya dengan produksi yang tinggi," ucap Johnny.
Program kredit tanpa agunan ini, dikatakanya, telah berjalan sepanjang tahun 2011 dan sudah terealisasi meski masih dengan nilai kecil. Tanpa merinci dana yang telah diterima petani, Johnny optimis program dapat berlanjut karena tidak hanya dengan Bank Sumut saja kerja sama berlangsung, namun bank-bank lain seperti BRI juga akan ikut.
Mengenai jangka waktu pinjaman kredit, menurutnya bervariasi sesuai jumlah pinjaman dan luas lahan yang dimiliki petani tersebut. Namun yang pasti bunga pinjaman lebih kecil dan petani dapat membayar cicilan per semester atau memasuki masa panen."Petani bisa pinjam saat masa tanam, dan akan membayarnya bila panen tiba. Jadi cicilan diatur per semester sekali dengan jangka waktu bervariasi," ungkapnya.
Diakui Johnny, masih banyak kendala yang dihadapi petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya seperti penggunaan bibit yang berkualitas rendah serta modal sedikit dan harga pasar yang tidak menentu.
Begitupun, Pemkab Dairi terus memberikan antisipasi akan permasalahan tersebut seperti memberikam bantuan bibit tanaman yang cocok pada lahan petani. Selain itu, penetapan harga pembelian pemerintah untuk komoditas jagung sebesar Rp 2.000 per kg. "Selain program pemberian kredit, kami juga bantu bibit dan jaminan harga kepada petani khususnya pada komoditas jagung. Ini sebagai awal menopang harga yang tidak menentu sehingga kehidupan petani bisa berubah sejahtera," imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Herlina Lumban Tobing menyatakan, bibit yang diberikan kepada kelompok tani adalah komoditas jagung dan pisang barangan. Selain itu juga bibit ikan, induk ternak dan pupuk.
Sementara itu, salah seorang Penangkar Bibit Tanaman di Sumut, N Akelaras menjelaskan, selama ini keberadaan benih dan bibit tanaman sangat rawan. "Seperti yang dikatakan Bupati, jeruk manis kenyataan sudah berbuah menjadi rasa yang asem. Dan, ini banyak terjadi di daerah lain. Dengan begitu bantuan bibit tanaman yang diberikan pemerintah mempunyai kualitas dan cocok pada lahan petani yang mengembangkannya," kata Klaras.
Klaras hadir memonitor perkembangan bibit tanaman yang diambil dari penangkarannya seperti bibit mangga, alpokat, durian dan anakan pisang barangan turunan kultur jaringan F2 yang diperoleh dari mitra kerjanya M Suyu Pubra dengan Kelompok Wanita Tani Desa Peria-ria Deliserdang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar