JAKARTA. Bencana banjir yang terjadi di Thailand membuat pemerintah setempat kewalahan. Bahkan stok pangan bagi rakyat Thailand sendiri mulai menipis. Belakangan Thailand meminta ASEAN membantu beras di negaranya.
Kondisi tersebut mengancam harga beras di pasaran internasional.
"Buruknya kondisi di Thailand membuat harga beras internasional melonjak. Ini karena Thailand negara produsen beras dunia yang aktif," kata pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Hermanto Siregar, ketika dihubungi, Minggu (23/10).
Menurut Hermanto, banjir di Thailand dapat mengurangi pasokan 6% beras internasional menjadi 4%. Penurunan ini mempengaruhi harga beras lokal di Indonesia nantinya.
"Sekarang saja harga beras kita lebih mahal. Rata-rata harga beras kita Rp6 ribu hingga Rp7 ribu perkilogram. Bagaimana jika harga internasional naik, bisa-bisa ikut naik di atas Rp1.000 per nantinya," lanjut Hermanto.
Kenaikan tertinggi akibat buruknya kondisi di Thailand yakni membuat harga beras dapat tersentuh ke angak Rp10 ribu per kg. Karena itu, Hermanto menilai stok beras Indonesia akan sangat tergantung pada program dan upaya pemenuhan beras domestik.
"Karena itu pemerintah harus membuat peta jalan yang tepat untuk pemenuhan pangan nasional, apalagi melihat perubahan iklim ke depan," ujarnya.
Dikatakan, Thailand akan mengetatkan stok beras nasionalnya lantaran bencana banjir yang membuat beberapa daerah lumbung padinya rusak. Kebijakan Thailand tersebut mempengaruhi harga beras internasional dan mempengaruhi kebijakan ekspor beras mereka.
Kondisi di Thailand membuat pemerintah setempat meminta ASEAN Minister of Agriculture and Forestry (AMAF) memberikan cadangan beras dari negara-negara yang tergabung dalam ASEAN Plus Three Emergency Rice Rescue(APTERR).
Dalam komunitas tersebut memang ada klausul memberikan bantuan pangan bagi negara anggota yang mengalami krisis pangan, termasuk dikarenakan bencana alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar