Sidikalang. Peremajaan tanaman kopi sudah selayaknya dilakukan di Kabupaten Dairi, mengingat tanaman kopi masyarakat saat ini sudah memasuki masa tua, sehingga produksi kopi yang dihasilkan menurun setiap tahunnya. “Dengan adanya peremajaan produksi kopi dari Kabupaten Dairi bisa meningkat lagi,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dairi Agus Bukka didampingi Kabid Perkebunan Theresia Panggabean,kepada, Kamis (29/3) di kantornya.
Bukka mengatakan, penurunan produksi kopi di Kabupaten Dairi secara umum disebabkan minimnya peremajaan yang dilakukan para petani kopi di daerah ini. Untuk kopi arabika misalnya, idealnya petani sudah harus melakukan peremajaan maksimal tanaman berumur 10 tahun. “Tetapi, kita lihat di lahan petani, tanaman yang berumur sepuluh sampai lima belas tahun masih saja dipertahankan sehingga tidak produktif lagi,” sebutnya.
Di samping itu, pihaknya juga mengakui hal mendasar penurunan produksi kopi tersebut juga diakibatkan keterpurukan ekonomi yang dialami masyarakat saat ini. Misalnya, untuk pemupukan di mana petani sangat sedikit yang mampu melakukan pemupukan karena kesulitan ekonomi mereka sehingga tidak dapat meningkatkan hasil panen. “Saya yakin jika tanaman itu mendapatkan pupuk yang cukup produksi akan meningkat,” ujarnya.
Sementara mengenai, sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA), Bukka mengaku tidak ada kendala bahkan sangat mendukung. “Sebenarnya pemerintah Kabupaten Dairi telah merencanakan pembukaan perkebunan kopi di Kecamatan Parbuluan seluas 2.000 hektare, namun karena areal pembukaan lain (APL) yang sudah ditetapkan sebelumnya hingga kini belum jelas dari Kementerian Kehutanan maka saat ini belum dapat kita kembangkan,” akunya.
Tetapi, lanjut dia, melalui usulan dalam musrenbang kabupaten baru-baru ini, kemungkinan besar pada tahun 2013 mendatang pihaknya mendapat dana bantuan daerah bawaan (DBD) untuk membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup melalui bantuan penerbitan sertifikat tanah sebanyak tiga ratus persil (bidang) khususnya bagi masyarakat ekonomi lemah (miskin).
Dengan demikian diharapkan, masyarakat dapat mempergunakan sertifikat tanah tersebut untuk meminjam uang ke bank demi pengembangan pertanian ataupun usaha mereka.
Untuk itulah, pada tahun 2012 ini Dinas Kehutanan Dairi melalui dana APBD akan memberikan bantuan bibit kopi khususnya jenis arabika kepada petani sebanyak 15 ribu batang guna membantu petani. Selain itu, pihaknya tetap menyosialisasikan kepada masyarakat untuk peremajaan tersebut sehingga dapat mendongkrak hasil panen.
Berdasarkan data yang didapat MedanBisnis dari Kabid Perkebunan Theresia Panggabean dari data tahun 2011 lalu disebutkan, luas areal tanaman kopi robusta di Dairi mencapai 8.495 hektare, arabika 10.411 hektare. Sedangkan produksi untuk kopi robusta sebanyak 2.861 ton per tahun, arabika 10.733,2 ton per tahun.
“Kecamatan sebagai penghasil ataupun areal terluas tanaman kopi robusta dan arabika ada di Kecamatan Sumbul dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga, sedangkan untuk kopi arabika terluas dan penghasil terbesar adalah Kecamatan Sumbul dan Kecamatan Parbuluan,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar