Banyumas. Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), mengembangkan agrowisata berbasis pertanian organik khususnya tanaman sayur di lereng Gunung Slamet.
"Dalam agrowisata ini kami mendorong pengembangan pertanian organik khususnya tanaman sayuran," kata Kepala Desa Melung Budi Satrio di Melung, Banyumas, Minggu (8/1).
Oleh karena lebih difokuskan untuk kegiatan padat karya yang melibatkan masyarakat, kata dia pihaknya memanfaatkannya untuk budi daya tanaman sayur organik pada lahan milik desa seluas dua hektare. "Kami melibatkan masyarakat, mulai dari pembuatan pupuk organik, pengolahan lahan, hingga perawatan tanaman," katanya.
Dalam hal ini, kata Budi, pupuk organik yang dibuat berasal dari kotoran ternak dan daun-daunan. Lebih lanjut mengenai pengembangan agrowisata tanaman sayur organik ini, dia mengatakan, hal itu ditujukan untuk menyadarkan masyarakat akan arti penting menjaga keseimbangan alam dan merawat lingkungan secara lestari.
Kendati demikian, Budi mengakui, pihaknya tidak berniat untuk memperluas lahan yang dimanfaatkan sebagai agrowisata tanaman sayur organik ini. "Cukup dua hektare itu saja. Kita memasok kebutuhan sesuai kemampuan kita," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menutup diri jika ada investor yang ingin mengembangkan agrowisata di Melung. Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam Desa Melung yang merupakan kawasan penyangga kebutuhan air bagi daerah di kaki Gunung Slamet terutama Purwokerto. (ant)
Oleh karena lebih difokuskan untuk kegiatan padat karya yang melibatkan masyarakat, kata dia pihaknya memanfaatkannya untuk budi daya tanaman sayur organik pada lahan milik desa seluas dua hektare. "Kami melibatkan masyarakat, mulai dari pembuatan pupuk organik, pengolahan lahan, hingga perawatan tanaman," katanya.
Dalam hal ini, kata Budi, pupuk organik yang dibuat berasal dari kotoran ternak dan daun-daunan. Lebih lanjut mengenai pengembangan agrowisata tanaman sayur organik ini, dia mengatakan, hal itu ditujukan untuk menyadarkan masyarakat akan arti penting menjaga keseimbangan alam dan merawat lingkungan secara lestari.
Kendati demikian, Budi mengakui, pihaknya tidak berniat untuk memperluas lahan yang dimanfaatkan sebagai agrowisata tanaman sayur organik ini. "Cukup dua hektare itu saja. Kita memasok kebutuhan sesuai kemampuan kita," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menutup diri jika ada investor yang ingin mengembangkan agrowisata di Melung. Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam Desa Melung yang merupakan kawasan penyangga kebutuhan air bagi daerah di kaki Gunung Slamet terutama Purwokerto. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar