Peternak warga Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes tersebut mengatakan, setiap musim hujan peternak itik jenis ternak atau itik yang dikandangkan selalu kesulitan mendapatkan nasi aking, meskipun ada namun harganya semakin hari kian melambung.
"Kenaikan dan kelangkaan nasi aking sebagai bahan utama pakan itik disebabkan saat musim hujan proses penjemuran nasi sulit karena sinar matahari berkurang, sehingga warga tidak dapat menjemur sisa nasi mereka untuk dijadikan masi aking," katanya, Senin (7/11).
Peternak itik lainnya, Syarif (45) mengaku kesulitan mendapatkan nasi aking karena jika sudah masuk musim hujan sebagian peternak itik melakukan aksi borong nasi aking dan bekatul untuk persediaan selama musim hujan.
Biasanya kata dia, sebelum musim hujan dirinya sudah menimbun nasi aking untuk persediaan selama tidak ada panas matahari, namun karena harga pakan ternak beberapa bulan lalu sempat naik maka pada musim hujan sekarang dia tidak menimbun nasi aking.
"Kalau cuaca normal sehari rata-rata mendapat pasokan 1-1,5 kuintal nasi aking, tetapi jika sudah mulai hujan seperti sekarang sehari paling banyak satu ton, bahkan bila curah hujan sudah tinggi sehari hanya 25 kilogram dengan harga sebelumnya Rp2.100 per kilogram naik menjadi Rp2.600-Rp3.000 per kilogram," katanya. (ant)
"Kenaikan dan kelangkaan nasi aking sebagai bahan utama pakan itik disebabkan saat musim hujan proses penjemuran nasi sulit karena sinar matahari berkurang, sehingga warga tidak dapat menjemur sisa nasi mereka untuk dijadikan masi aking," katanya, Senin (7/11).
Peternak itik lainnya, Syarif (45) mengaku kesulitan mendapatkan nasi aking karena jika sudah masuk musim hujan sebagian peternak itik melakukan aksi borong nasi aking dan bekatul untuk persediaan selama musim hujan.
Biasanya kata dia, sebelum musim hujan dirinya sudah menimbun nasi aking untuk persediaan selama tidak ada panas matahari, namun karena harga pakan ternak beberapa bulan lalu sempat naik maka pada musim hujan sekarang dia tidak menimbun nasi aking.
"Kalau cuaca normal sehari rata-rata mendapat pasokan 1-1,5 kuintal nasi aking, tetapi jika sudah mulai hujan seperti sekarang sehari paling banyak satu ton, bahkan bila curah hujan sudah tinggi sehari hanya 25 kilogram dengan harga sebelumnya Rp2.100 per kilogram naik menjadi Rp2.600-Rp3.000 per kilogram," katanya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar