Sebagai negara agraris, memang sudah sepantasnya komoditas pertanian, baik pangan maupun hortikultura terus diunggulkan hingga menembus pasar ekspor. Dimana dengan peningkatan nilai ekspor pastinya akan membawa dampak positif bagi pendapatan petani sehingga kesejahteraan hidup dapat tercapai.
Kepala Dinas Pertanian Sumut, Muhammad Roem, mengatakan, komoditas hortikultura asal Sumut khususnya dari daerah sentra pertanian seperti Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi dan daerah lainnya memang menjadi andalan menghasilkan produksi buah dan sayur untuk dapat diekspor. Apalagi permintaan dari pasar luar sudah banyak khususnya dari negara-negara ASEAN yang terdekat dari Indonesia dan Sumut.“Tidak hanya kentang, banyak komoditas hortikultura kita sudah diekspor. Pasar luar memang suka dengan produksi kita yang memang berkualitas,” ucapnya.
Meski, memang diakuinya, masih banyak kendala yang dihadapi dalam pengembangan sistem pertanian di Sumut. Penggunaan bibit lokal atau persediaan bibit unggul serta pembinaan kepada petani masih perlu ditingkatkan dengan dukungan tidak hanya dari pemerintah saja, namun dari berbagai kalangan masyarakat.
“Persediaan bibit kentang unggul di BBI Kutagalung Brastagi ini juga upaya kita dalam meningkatkan persediaan bibit unggul guna memenuhi kebutuhan petani. Karena dengan peningkatan produksi, maka akan membawa naiknya pendapatan petani,” imbuh Roem.
Untuk data ekspor sendiri, dikatakannya periode Januari hingga Juli 2011 telah mencapai US$ 1,065 juta dengan volume 2.644 ton untuk komoditas kentang. Nilai ini diperkirakan akan terus meningkat melebihi tahun 2010 yang mencapai US$ 2,169 juta dan volume 6.162 ton.
“Setiap tahun nilai ekspor kentang kita naik, di tahun 2009 nilai hanya mencapai US$ 1,997 juta dan tahun berikutnya naik US$ 2,169 juta. Ini menunjukkan permintaan kentang ke Sumut meningkat dan pasar sudah banyak mengenal komoditas hortikultura Indonesia,” katanya.
Tidak hanya kentang, komoditas hortikultura lainnya yang ikut diekspor yakni palawijaya seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Untuk sayur-sayuran ada kentang, toma, bawang merah, bawang daun, kol/kubis/kol bunga, wortel, selada, mentimun dan lainnya.
Sedangkan untuk komoditas buah-buahan berupa alpukat, jambu, jeruk, jeruk lemon, mangga, manggis, pisang, strawberry dan anggur. Ada juga komoditi obat-obatan seperti jahe, kunyit, kapulaga, asam jawa, merica, bunga pala, lada putih dan kayu manis.
Sedangkan daerah yang banyak mengembangkan komoditas kentang, lanjutnya yakni ada di Kabupaten Simalungun, Tanah Karo, Tapanuli Utara, Dairi, Toba Samosir, Mandailing Natal Humbang Hasundutan dan Kabupaten Samosir dengan total luas lahan keseluruhannya mencapai 7.119 hektare dan produksi 26.203 ton serta produktivitas 158,31 kuintal perhektare.
“Dari data sementara ditahun 2011 hingga periode September, produksi kentang telah mencapai 78.686 ton dengan luas tanam 5.275 hektare. Sangat tinggi karena petani bergairah mengembangkannya dan upaya kita terus sosialisasi penggunaan bibit unggul dalam meningkatkan produktivitas tanaman,” ungkap Roem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar