Medan. Bisnis sayuran organik kian menggairahkan petani seiring melonjaknya permintaan konsumen akan sayuran tersebut. Seperti yang diakui beberapa petani, sayuran organik makin diminati karena warga mulai sadar tentang manfaat dari mengonsumsi sayuran organik itu sendiri.
Dia mengatakan, dibanding dengan sayuran non organik, sayuran organik lebih menguntungkan jika diusahakan dengan sungguh-sungguh. Proses budidayanya pun tidak terlalu rumit bahkan bisa ditanam di lahan sempit.
Begitupun, tambahnya, masih banyak petani di sekitar daerah itu yang belum berminat menanam sayuran organik karena tampilannya yang kurang menarik dibanding sayuran non organik. Dengan tampilan yang kurang menarik tersebut menjadi salah satu kendala bagi masyarakat untuk tidak membelinya.
"Kebanyakan pelanggan sayuran ini datang dari masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas atau mereka yang telah mengetahui banyak tentang sayuran ini," ungkapnya.
Biasanya, kata dia, sayuran-sayuran yang telah dipanen didistribusikan ke pusat perbelanjaan modern yang ada di Kota Medan. Meski peminatnya masih dari masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, sayuran jenis ini sangat menguntungkan mereka karena harga jualnya bisa mencapai dua kali lipat dari sayuran non organik.
Harga yang cukup tinggi itu, kata dia, dikarenakan perawatan sayuran jenis ini lumayan rumit tidak menggunakan pestisida kimia sehingga perlu pengawasan yang lebih intensif terhadap serangan hama sayuran.
Mengenai harga, dia menyebutkan, untuk kangkung di jual dengan harga Rp4.000 per bungkus, sawi dengan harga Rp5.000 per bungkus, sedangkan bayam, timun dan sejumlah sayuran lainnya dijual pada kisaran harga Rp3.000 hingga Rp7.000 per bungkus. Rata-rata satu bungkusnya berkapasitas 500 gram.
Dengan berusaha sayuran ini, dia bisa meraup laba hingga Rp500.000 setiap kali panen. Dalam sepekan, dia bisa memanen sayuran hingga tiga kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar