"Risiko yang dihadapi saat musim hujan, tanaman tomat mereka mengalami busuk batang karena kadar air tinggi," kata Sekretaris Kelompok Wanita Tani "Merapi Asri" Kabupaten Magelang Srini di Magelang, Senin (7/11).
Saat ini, katanya, empat di antara 28 anggota kelompok tani di Dusun Gowok Ngringin, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, di kawasan barat puncak Merapi itu tetap menanam tomat meskipun menghadapi risiko busuk batang atas tanaman tersebut.
Ia mengatakan, petani setempat menanam aneka sayuran secara tumpang sari. Panenan sayuran petani setempat, katanya, diambil para bakul untuk dibawa ke sejumlah pasar seperti Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, Pasar Giwangan, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Pasar Ambarawa, Kabupaten Semarang. “Kami juga memasok sayuran terbaik untuk pasar modern skala besar," katanya.
Harga panenan tomat di tingkat petani setempat sejak sekitar dua minggu lalu naik dari Rp1.500 menjadi Rp2.000 perkilogram. Seorang petani sayuran di Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, di kawasan barat puncak Merapi Suyud mengatakan, hujan yang mulai turun di kawasan itu juga memudahkan jamur cepat berkembang dan menyerang tanaman tomat.
"Tetapi bisa diatasi dan dicegah dengan pemberian obat-obatan. Selain itu tanaman tomat juga mengalami busuk batang dan hasil panennya diperkirakan menurun kualitasnya," katanya.
Petani sayuran setempat menanami lahan mereka secara tumpang sari dengan berbagai jenis sayuran wi seperti sawi, loncang, cabai, cesin, buncis, dan tomat.
Dikatakannya, harga panenan tomat belum lama ini, hanya Rp1.500 per kilogram atau naik dari sekitar dua minggu sebelumnya yang Rp 1.000 per kg. "Yang panen terakhir bisa 10 kali petik, satu kali petik bisa dapat 1,5 kuintal," katanya.
Sedangkan harga kubis stabil Rp2.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp12.000, dan wortel Rp4.000, sedangkan harga bawang merah turun dari Rp12.000 menjadi Rp10.000 dan bawang putih turun dari Rp10.000 menjadi Rp8.000. "Stok barang cukup dengan distribusi lancar," katanya. (ant)
Saat ini, katanya, empat di antara 28 anggota kelompok tani di Dusun Gowok Ngringin, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, di kawasan barat puncak Merapi itu tetap menanam tomat meskipun menghadapi risiko busuk batang atas tanaman tersebut.
Ia mengatakan, petani setempat menanam aneka sayuran secara tumpang sari. Panenan sayuran petani setempat, katanya, diambil para bakul untuk dibawa ke sejumlah pasar seperti Pasar Muntilan, Kabupaten Magelang, Pasar Giwangan, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Pasar Ambarawa, Kabupaten Semarang. “Kami juga memasok sayuran terbaik untuk pasar modern skala besar," katanya.
Harga panenan tomat di tingkat petani setempat sejak sekitar dua minggu lalu naik dari Rp1.500 menjadi Rp2.000 perkilogram. Seorang petani sayuran di Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, di kawasan barat puncak Merapi Suyud mengatakan, hujan yang mulai turun di kawasan itu juga memudahkan jamur cepat berkembang dan menyerang tanaman tomat.
"Tetapi bisa diatasi dan dicegah dengan pemberian obat-obatan. Selain itu tanaman tomat juga mengalami busuk batang dan hasil panennya diperkirakan menurun kualitasnya," katanya.
Petani sayuran setempat menanami lahan mereka secara tumpang sari dengan berbagai jenis sayuran wi seperti sawi, loncang, cabai, cesin, buncis, dan tomat.
Dikatakannya, harga panenan tomat belum lama ini, hanya Rp1.500 per kilogram atau naik dari sekitar dua minggu sebelumnya yang Rp 1.000 per kg. "Yang panen terakhir bisa 10 kali petik, satu kali petik bisa dapat 1,5 kuintal," katanya.
Sedangkan harga kubis stabil Rp2.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp12.000, dan wortel Rp4.000, sedangkan harga bawang merah turun dari Rp12.000 menjadi Rp10.000 dan bawang putih turun dari Rp10.000 menjadi Rp8.000. "Stok barang cukup dengan distribusi lancar," katanya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar