PONOROGO - Meski dalam kondisi lumpuh, seorang
perempuan lanjut usia di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tetap merawat
dua anaknya yang menderita keterbelakangan mental.
Seorang anaknya mengurung diri dan hidup bersama kambing, sementara satu lainnya takut bertemu orang lain.
Toerah
(70), warga Dusun Krajan, Desa Ngrandu, Kecamatan Kauman, Ponorogo,
terserang stroke sejak lama. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di atas
kursi. Kondisinya semakin parah setelah suaminya bernama Senen,
meninggal dunia setahun lalu.
Setengah tubuh perempuan berusia 70
tahun itu tidak bisa digerakkan. Untuk berpindah tempat, dia harus
merangkak. Toerah mengaku sudah berobat hingga hartanya habis.
”Sudah
dua tahun lebih sakit. Dulu, setiap hari berobat. Di dokter sempat
empat hari,” ucap Toerah terbata-bata, Selasa (22/5/2012).
Dalam
kondisi miskin dan lumpuh, dia masih harus merawat dua anaknya, Bibit
(30) dan Slamet Purnadi (25), yang mengalami keterbelakangan mental.
Bibit
mengurung diri dan hidup bersama empat ekor kambingnya di dalam
kandang. Anak pertamanya itu jarang sekali keluar kandang. Dia tak
bicara sama sekali. Adik dan tetangga yang harus memberi makan Bibit.
Sementara
kondisi Slamet tidak jauh berbeda. Sehari-hari dia memasak dan tak
pernah keluar rumah. Bibit dan Slamet sulit berkomunikasi dan takut
bertemu dengan orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kelurga Toerah banyak dibantu para tetangga secara bergiliran.
Suriah,
tetangga Toerah, mengaku yang dikhawatirkan nantinya nasib Bibit dan
Slamet jika ibunya meninggal. “Siapa yang akan mengurusi anaknya nanti
kalau ibunya sudah enggak ada? Kasihan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar