Bogor.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian pada tahun ini menurunkan 100 profesor riset ke
kawasan perbatasan serta daerah tertinggal di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Litbangtan
Haryono di Bogor, Jumat (25/5) mengatakan, para profesor riset tersebut
ditugaskan untuk melakukan penelitian guna menggali potensi, khususnya
sektor pertanian, di wilayah-wilayah itu.
"Mereka nantinya
diharapkan mampu mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi teknologi seperti
apa yang diperlukan di kawasan perbatasan serta daerah tertinggal itu,"
katanya di sela Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian 2012.
Haryono
mengatakan, fokus penelitian yang dilakukan di wilayah perbatasan serta
daerah tertinggal tersebut tidak hanya menyangkut upaya peningkatan
produktivitas tanaman pangan namun juga dalam meningkatkan kesejahteraan
petani.
Saat ini, tambahnya, baru 8-12 wilayah yang ditempatkan
para profesor riset tersebut antara lain kawasan perbatasan di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk Papua dan Maluku belum dengan
pertimbangan lokasinya terlalu sulit.
"Mereka rencananya
ditempatkan di wilayah perbatasan maupun daerah tertinggal tersebut
selama 10 hari, nantinya akan disusul oleh peneliti senior dan peneliti
muda," katanya.
Salah satu kegiatan penelitian padi yang akan
dilakukan yakni pengembangan padi di lahan rawa maupun lahan kering yang
saat ini dinilai belum optimal.
Menurut Haryono, lahan rawa
maupun lahan kering memiliki potensi produksi yang cukup tinggi karena
bisa meningkat antara 2-3 ton per hektare. Sedangkan peningkatan
produktivitas padi di Jawa, saat ini sudah optimal hanya sekitar 0,1-0,2
ton per hektare.
Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi
padi sebanyak 72,02 juta ton gabah kering giling yang mana pada 2014
diharapkan terdapat suplus 10 juta ton beras. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar