"Hal yang harus dilakukan saat ini
adalah memperbaiki tata niaga daging di Indonesia," kata Ketua Umum
PPSKI Teguh Boediyana di Jakarta, Senin (4/2). Menurut dia, seluruh
kebijakan pemerintah harus selalu mengedepankan kepentingan rakyat kecil
termasuk enam juta peternak sapi dan kerbau di seluruh Indonesia. Ia
mengatakan, saat ini rantai pemasaran daging dari tingkat peternak
konsumen terlampau panjang yang menyebabkan harga daging semakin mahal namun keuntungan peternak tidak sebanding. "Saat ini ada penggemuk, pejagal, pengumpul, hingga pedagang yang menyebabkan jalur tata niaga daging menjadi semakin panjang. Ini harus diperpendek," katanya.
Pihaknya juga meminta pemerintah untuk memperbaiki sarana dan infrastruktur transportasi dari daerah sentra sapi dan kerbau khususnya yang berada di Luar Jawa ke wilayah konsumen daging terbesar di Indonesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. "Selama ini ongkos angkut adalah komponen yang paling mahal jadi ini juga harus menjadi perhatian pemerintah," katanya.
Teguh menilai peluang pasar daging dalam negeri harus dimaksimalkan dari produk daging sapi lokal. Sedangkan impor daging, kata dia, seharusnya hanya dilakukan untuk sekadar menutupi kekurangan semata.
PPSKI memproyeksikan produktivitas sapi dan kerbau dari para peternak di seluruh Indonesia akan mencapai 17 juta hingga 18 juta ekor sampai 2014, khusus untuk sapi potong jumlahnya berkisar 15 juta ekor. (ant)
konsumen terlampau panjang yang menyebabkan harga daging semakin mahal namun keuntungan peternak tidak sebanding. "Saat ini ada penggemuk, pejagal, pengumpul, hingga pedagang yang menyebabkan jalur tata niaga daging menjadi semakin panjang. Ini harus diperpendek," katanya.
Pihaknya juga meminta pemerintah untuk memperbaiki sarana dan infrastruktur transportasi dari daerah sentra sapi dan kerbau khususnya yang berada di Luar Jawa ke wilayah konsumen daging terbesar di Indonesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. "Selama ini ongkos angkut adalah komponen yang paling mahal jadi ini juga harus menjadi perhatian pemerintah," katanya.
Teguh menilai peluang pasar daging dalam negeri harus dimaksimalkan dari produk daging sapi lokal. Sedangkan impor daging, kata dia, seharusnya hanya dilakukan untuk sekadar menutupi kekurangan semata.
PPSKI memproyeksikan produktivitas sapi dan kerbau dari para peternak di seluruh Indonesia akan mencapai 17 juta hingga 18 juta ekor sampai 2014, khusus untuk sapi potong jumlahnya berkisar 15 juta ekor. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar