CILACAP. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah (Jateng),
menyatakan kekeringan pada musim kemarau mengancam 50% wilayah kabupaten
setempat. Dari 24 kecamatan yang ada di Cilacap, 12 kecamatan di
antaranya merupakan daerah rawan kekeringan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Wasi Aryadi mengatakan dari
hasil inventarisasi daerah yang rawan kekeringan di Cilacap meliputi 79
desa yang tersebar di 12 kecamatan dari total 24 kecamatan.
"Dari 12 kecamatan rawan kekeringan itu, yang paling cepat terkena
dampaknya adalah wilayah barat Cilacap meliputi Kecamatan Kawunganten,
Bantarsari, Patimuan, dan Kampung Laut," jelasnya, Jumat (1/6).
Dijelaskan Wasi, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk
mengatasi kekeringan di wilayah langganan kekurangan air bersih.
"Salah satunya, pemkab telah membangun unit pengolahan air di
Kecamatan Patimuan. Pengolahan air tersebut akan dapat mengatasi
kekurangan air bersih di kecamatan setempat," katanya.
Selain itu, lanjut Wasi, pihaknya bersama PDAM juga telah
menyiagakan kendaraan tangki guna mendistribusikan air bersih untuk
masyarakat yang membutuhkan.
"Kendaraan tangki pengangkut kebutuhan air bersih telah siap, baik
di BPBD maupun di Kantor PDAM. Kalau nantinya ada masyarakat yang
membutuhkan, kami siap menyuplai sesuai dengan kebutuhan. Karena dananya
telah dianggarkan, sebab kekeringan pada musim kemarau sudah merupakan
peristiwa yang rutin, sehingga bisa diprediksi," ujarnya.
Secara terpisah, pengamat cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap
Teguh Wardoyo menyatakan bahwa sebagian daerah Cilacap dan Banyumas
telah memasuki musim kemarau.
"Wilayah Cilacap yang telah masuk kemarau adalah daerah di bagian
barat daya dan timur. Sedangkan di Banyumas, wilayah yang memasuki
kemarau berada di bagian tenggara seperti Kecamatan Tambak dan Sumpiuh,"
jelas Teguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar