Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru
menyatakan suhu udara untuk sebagian besar wilayah Provinsi Riau dalam
beberapa hari terakhir maksimum mencapai 36,6 derajat celsius.
"Kondisi demikian sudah termasuk ekstrem dan harus diwaspadai
karena bisa berdampak buruk bagi kehidupan manusia," kata Analis BMKG
Stasiun Pekanbaru Warih Budi Lestari kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Temperatur udara yang demikian ekstrem, kata Warih, telah terjadi
sejak Senin (15/4) puncaknya pada siang hari mulai pukul 12.00 hingga
16.00 WIB.
Kondisi tersebut menurut dia, disebabkan pembentukan daerah
tekanan rendah di sejumlah titik yang berdekatan dengan Pulau Sumatra.
Dia mengatakan, ada tiga daerah tekanan rendah yang terbentuk
hingga mengakibatkan masa udara di atas permukaan Sumatra khususnya Riau
menjadi tertarik ke pusat daerah tekanan rendah itu.
Yang pertama terbentuk di Samudra Hindia tepatnya pada Barat
Pulau Sumatra, dimana menurut dia, kondisinya telah berlangsung sejak
dua hari terakhir.
Kemudian, kata dia, daerah tekanan rendah juga terbentuk di daerah
Laut Cina Selatan dan wilayah Selatan Pulau Jawa.
"Pembentukan daerah tekanan rendah ini mengakibatkan sebagian
besar Sumatra khususnya Riau menjadi minim hujan dan begitu terasa panas
dan gerah," katanya.
Daerah tekanan rendah tersebut menurut Warih akan mampu bertahan
hingga dua atau tiga hari kedepan.
"Itu artinya, kondisi kering dan suhu udara diatas rata-rata atau
bisa dikatakan ekstrem akan terus berlangsung hingga beberapa hari
kedepan juga," katanya.
Dia menjelaskan, normalnya temperatur udara untuk wilayah Riau
maksimum yakni 35 derajat celsius.
"Jika telah berada di atas 35 derajat celsius, atau bahkan
mencapai 36 derajat celsius, kondisi ini bisa dikatakan ekstrem dan
patus diwaspadai. Khususnya pada dampak kebakaran hutan atau lahan
perkebunan," katanya.(ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar