Pesawaran. Sebagian besar petani di Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung mengharapkan peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) padi dapat menunjang kesejahteraan mereka.
"Petani padi saat ini banyak yang mengalami kerugian akibat cuaca ekstrem yang masih sering melanda daerah kami, sehingga dengan adanya peningkatan HPP bisa membantu masyarakat," ujar Juremi, salah seorang petani di Desa Karanganyar Kecamatan Gedungtataan, Pesawaran, Jumat (3/2).
Menurutnya, kenaikan HPP sudah semestinya dilakukan karena saat ini harga beras terus mengalami peningkatan akibat masih tingginya curah hujan yang disertai angin kencang sehingga merusak tanaman padi milik petani. "Mudah-mudahan pemerintah dapat merespon apa yang menjadi kebutuhan petani sehingga penetapan kenaikan HPP dapat segera dilaksanakan dan diterapkan di daerah ini," kata dia.
Senada dikatakan oleh, Supriyadi, salah seorang petani lainnya, selama ini petani kebanyakan melakukan penjualan langsung setelah panen karena harga gabah yang tidak stabil. "Kami harap meningkatnya harga pembelian pemerintah dapat diimbangi dengan peningkatan pembelian pemerintah di tingkat petani sehingga tidak terpaksa menjual kepada pemborong," ujarnya.
Ia juga meminta, program tunda jual yang dilaksanakan pemerintah dapat ditingkatkan agar petani bisa mengantisipasi penjualan langsung tersebut.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran, Abu Sofyan, mengatakan petani harus dapat bersabar karena pemerintah pusat telah merencanakan peningkatan HPP sebesar 28% dari sebelumnya. "Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah ada hasilnya sehingga dapat segera dilaksanakan di daerah ini," ujar dia.
Ia menyebutkan, kalau 25% saja, maka harga beras untuk kualitas medium bisa mencapai Rp6.000 per kg sehingga akan membantu masyarakat terutama petani. Untuk itu, ia berharap, petani dapat terus menerapkan program tunda jual sehingga tidak menimbulkan penurunan harga gabah di tingkat petani. "Kami terus mengupayakan terlaksananya program tunda jual agar tidak ada lagi petani yang langsung menjual hasil panennya agar harga gabah dapat terus meningkat," kata Abu Sofyan.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak karena untuk pelaksanaan program tunda jual tersebut sepenuhnya masih dikelola oleh pemerintah propinsi. "Kantor ini belum menjadi badan sehingga seluruh program pemerintah pusat masih dikelola oleh pemerintah propinsi melalui dana dekonsentrasi sehingga belum maksimal dalam menjalankan program itu," ujarnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik Lampung mencatat rata-rata harga gabah (gabah kering panen/GKP) pada tingkat petani di propinsi tersebut Januari 2012 naik 0,46%.
Data BPS Lampung, menyebutkan harga gabah tertinggi di tingkat petani Januari mencapai Rp4.900 per kilogram pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Masih dengan kualitas gabah yang sama, harga gabah terendah mencapai Rp3.700 per kg yaitu Varietas Muncul terdapat di Kecamatan Palas dan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
Harga tersebut masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp2.640 per kg. (ant)
Menurutnya, kenaikan HPP sudah semestinya dilakukan karena saat ini harga beras terus mengalami peningkatan akibat masih tingginya curah hujan yang disertai angin kencang sehingga merusak tanaman padi milik petani. "Mudah-mudahan pemerintah dapat merespon apa yang menjadi kebutuhan petani sehingga penetapan kenaikan HPP dapat segera dilaksanakan dan diterapkan di daerah ini," kata dia.
Senada dikatakan oleh, Supriyadi, salah seorang petani lainnya, selama ini petani kebanyakan melakukan penjualan langsung setelah panen karena harga gabah yang tidak stabil. "Kami harap meningkatnya harga pembelian pemerintah dapat diimbangi dengan peningkatan pembelian pemerintah di tingkat petani sehingga tidak terpaksa menjual kepada pemborong," ujarnya.
Ia juga meminta, program tunda jual yang dilaksanakan pemerintah dapat ditingkatkan agar petani bisa mengantisipasi penjualan langsung tersebut.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Pesawaran, Abu Sofyan, mengatakan petani harus dapat bersabar karena pemerintah pusat telah merencanakan peningkatan HPP sebesar 28% dari sebelumnya. "Mudah-mudahan minggu-minggu ini sudah ada hasilnya sehingga dapat segera dilaksanakan di daerah ini," ujar dia.
Ia menyebutkan, kalau 25% saja, maka harga beras untuk kualitas medium bisa mencapai Rp6.000 per kg sehingga akan membantu masyarakat terutama petani. Untuk itu, ia berharap, petani dapat terus menerapkan program tunda jual sehingga tidak menimbulkan penurunan harga gabah di tingkat petani. "Kami terus mengupayakan terlaksananya program tunda jual agar tidak ada lagi petani yang langsung menjual hasil panennya agar harga gabah dapat terus meningkat," kata Abu Sofyan.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak karena untuk pelaksanaan program tunda jual tersebut sepenuhnya masih dikelola oleh pemerintah propinsi. "Kantor ini belum menjadi badan sehingga seluruh program pemerintah pusat masih dikelola oleh pemerintah propinsi melalui dana dekonsentrasi sehingga belum maksimal dalam menjalankan program itu," ujarnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik Lampung mencatat rata-rata harga gabah (gabah kering panen/GKP) pada tingkat petani di propinsi tersebut Januari 2012 naik 0,46%.
Data BPS Lampung, menyebutkan harga gabah tertinggi di tingkat petani Januari mencapai Rp4.900 per kilogram pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Masih dengan kualitas gabah yang sama, harga gabah terendah mencapai Rp3.700 per kg yaitu Varietas Muncul terdapat di Kecamatan Palas dan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
Harga tersebut masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp2.640 per kg. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar