BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Rabu, 12 Desember 2012
Petani Harus Mengetahui Perkembangan Harga
Bantul. Petani dididik untuk mampu membudidayakan tanaman serta mampu mengembangkan usaha bisnis. "Oleh sebab itu petani harus bisa mengetahui perkembangan harga untuk menentukan kapan akan menjual komoditas," kata staf Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Tomi Setiawan saat Bimbingan Teknis (Bimtek) pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Gudang Komoditas Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (10/12).
Menurut Tomi, petani harus belajar bagaimana bisa melihat pergerakan harga komoditas yang terpantau saat ini dibanding harga sebelumnya, begitu juga membaca situasi di pasar kapan harga akan mengalami kenaikan. "Intinya petani bisa mengetahui informasi perkembangan harga, entah itu dari website, melalui pesan singkat (sms) maupun minta tolong kepada pengelola gudang komoditas bahkan dari pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, jika petani mengetahui harga, maka bisa menjadi patokan untuk memulai melangkah dalam berbisnis, karena akan tahu hitung-hitungan keuntungan, sehingga bisa dihindari kerugian. "Dengan menyimpan komoditas di gudang SRG saat panen raya yang umumnya harganya rendah, kemudian menjualnya ketika harga tinggi, melalui resi gudang ini juga memudahkan jual-beli," katanya.
Ia juga mendorong, petani untuk berusaha secara berkelompok sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya dan posisi tawar petani tinggi.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul, Sahadi mengatakan, gudang komoditas SRG di Niten yang telah dibangun sejak 2007 sampai tahun ini fungsinya masih belum optimal.
Menurut dia, belum optimalnya fungsi gudang komoditas khususnya untuk gabah ini diketahui karena setiap tahun dari produksi gabah sebanyak 150.000 ton se Kabupaten Bantul, hanya sekitar 100.000 ton gabah yang tersimpan di gudang.
"Selebihnya atau sekitar 50.000 sampai 60.000 ton ke mana, kami memang belum tahu, tampaknya sosialisasi perlu ke petani langsung, " katanya. (ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar